X Perbarui Kebijakan Privasi, Data Pengguna Bisa Digunakan AI


Logo X (Twitter)

Logo X (Twitter)

Platform media sosial X (sebelumnya Twitter) yang kini dimiliki Elon Musk, baru-baru ini memperbarui Kebijakan Privasinya, memungkinkan data pengguna digunakan oleh pihak ketiga untuk melatih model artificial intelligence (AI). Pembaruan ini muncul setelah sebelumnya Musk menggunakan data pengguna X untuk melatih chatbot Grok AI miliknya, yang memicu penyelidikan dari regulator privasi di Uni Eropa.

Dengan kebijakan baru ini, X membuka pintu bagi pihak ketiga disebut sebagai "kolaborator" untuk menggunakan data yang dikumpulkan dari postingan pengguna sebagai bahan pelatihan model AI mereka, kecuali pengguna secara eksplisit memilih untuk tidak ikut serta. Ini adalah bagian dari strategi X untuk menjadikan data sebagai sumber pendapatan baru, serupa dengan langkah yang diambil oleh platform lain seperti Reddit dan media-media besar yang mulai melisensikan data mereka ke perusahaan teknologi.

Detail Kebijakan Berbagi Data

Pembaruan ini mengatur bahwa, tergantung pada pengaturan akun pengguna, X dapat berbagi atau mengungkapkan data pengguna kepada pihak ketiga. Data ini kemudian dapat digunakan untuk tujuan mereka sendiri, termasuk pelatihan AI, baik model generatif maupun non-generatif. Bagi pengguna yang tidak ingin datanya digunakan dengan cara ini, X menawarkan opsi untuk memilih keluar (opt-out) dari berbagi data, meskipun detail tentang lokasi pengaturan ini belum sepenuhnya jelas.

Saat ini, di menu "Privasi dan Keamanan" pada pengaturan X, pengguna bisa menonaktifkan berbagi data dengan Grok AI serta mitra bisnis X lainnya. Namun, mitra bisnis yang dimaksud hanya terbatas pada pihak yang membantu X dalam menjalankan dan meningkatkan produknya, bukan termasuk penyedia AI eksternal.

Efektif Mulai November

Pembaruan ini dijadwalkan mulai berlaku pada 15 November 2024. Pada saat itu, diharapkan opsi untuk menolak berbagi data dengan pihak ketiga akan lebih mudah ditemukan di pengaturan akun. Sejumlah pengguna berharap X akan lebih transparan dalam menjelaskan bagaimana data mereka digunakan dan memberikan kontrol yang lebih mudah atas pengaturan privasi mereka.

Selain kebijakan berbagi data, X juga mengubah ketentuan terkait berapa lama mereka akan menyimpan informasi pengguna. Sebelumnya, X menyatakan akan menyimpan informasi profil dan konten pengguna selama akun tersebut aktif, dengan data lain disimpan maksimal 18 bulan. Namun, dalam kebijakan baru, X menjelaskan bahwa mereka akan menyimpan berbagai jenis informasi untuk jangka waktu yang berbeda, tergantung kebutuhan untuk menyediakan layanan, mematuhi hukum, dan menjaga keamanan.

Misalnya, informasi penggunaan seperti konten yang diposting pengguna dan interaksinya dengan konten orang lain akan disimpan selama akun aktif, atau hingga konten tersebut dihapus. Namun, X juga menekankan bahwa konten publik yang dihapus dari platform bisa tetap ada di tempat lain, karena mesin pencari dan pihak ketiga lainnya mungkin menyimpan salinan postingan berdasarkan kebijakan privasi mereka.

Denda untuk Organisasi yang Melakukan Scraping

Dalam pembaruan Ketentuan Layanan, X menambahkan bagian baru yang memperkenalkan denda bagi organisasi yang melakukan scraping data di platform. Scraping data adalah proses mengumpulkan informasi secara otomatis dari platform, sering kali digunakan oleh perusahaan teknologi untuk analisis data atau pelatihan AI.

Menurut aturan baru ini, organisasi yang mengakses lebih dari 1 juta postingan (termasuk balasan, video, dan gambar) dalam periode 24 jam akan dikenakan denda sebesar 15.000 USD per 1 juta postingan. Langkah ini bertujuan untuk melindungi konten di platform X dan mencegah eksploitasi data pengguna oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait