BRIN Dorong Pemanfaatan AI untuk Mitigasi Bencana
- Pabila Syaftahan
- •
- 6 jam yang lalu
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mendorong penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai alat untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana di Indonesia. Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito, menyatakan bahwa di masa depan, integrasi antara teknologi AI dan analisis big data geospasial dapat memperkuat sistem mitigasi bencana di Indonesia, terutama dalam merancang prediksi dan persiapan yang lebih efektif.
Dalam wawancara yang dilakukan di Jakarta, Rabu (20/11), Mego menekankan bahwa penggunaan AI dapat meningkatkan akurasi dalam memprediksi bencana, termasuk perubahan cuaca dan iklim. Dengan data real-time yang tersedia, AI mampu memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai fenomena kebencanaan. Data tersebut, yang berasal dari berbagai sumber, termasuk satelit penginderaan jauh (remote sensing), akan dikumpulkan, dianalisis, dan diproses untuk menciptakan simulasi kejadian bencana yang lebih mendekati kenyataan.
Menurut Mego, salah satu contoh penerapan teknologi AI yang signifikan adalah penggunaan sistem seperti ChatGPT, yang dapat memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar secara efisien. Dengan teknologi ini, informasi geospasial yang berasal dari satelit dan sensor lainnya bisa dipadukan dengan algoritma AI untuk menghasilkan prediksi kejadian bencana dengan lebih cepat dan tepat. Sebagai hasilnya, pemangku kebijakan dan masyarakat dapat memperoleh informasi yang lebih terperinci dan dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
"Prediksi yang dihasilkan oleh teknologi ini akan memberikan dasar yang kuat bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk merancang strategi mitigasi yang lebih efektif," jelas Mego. Hal ini juga berpotensi membantu pemerintah dalam menentukan langkah-langkah preventif yang lebih terencana, seperti pemilihan lokasi evakuasi yang tepat dan penentuan langkah-langkah mitigasi risiko yang sesuai dengan skala bencana yang mungkin terjadi.
Lebih lanjut, Mego menambahkan bahwa prediksi berbasis AI tidak hanya memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kejadian bencana yang mungkin terjadi, tetapi juga memungkinkan identifikasi wilayah yang berisiko tinggi terdampak lebih parah. Hal ini akan memudahkan pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk melakukan persiapan yang lebih terarah. Selain itu, kementerian dan lembaga terkait dapat lebih mudah berkoordinasi dalam menyusun rencana mitigasi yang komprehensif.
Keuntungan lain dari penerapan teknologi AI adalah kemampuannya dalam meminimalkan jumlah korban. Dengan sistem peringatan dini yang lebih akurat, masyarakat dapat memperoleh informasi lebih cepat dan siap menghadapinya. "AI akan membantu dalam manajemen risiko, sehingga masyarakat bisa lebih terlindungi, serta mengurangi potensi kerugian," ujar Mego.
Tak hanya untuk kalangan pemerintah, data yang dihasilkan dari analisis AI juga akan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat. Ini memungkinkan semua pihak, dari warga hingga organisasi non-pemerintah, untuk turut berpartisipasi dalam mitigasi bencana. Masyarakat bisa menggunakan informasi tersebut untuk memahami risiko di sekitar mereka dan mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan.
Penerapan AI dalam mitigasi bencana ini juga diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi yang lebih luas antarnegara, terutama di kawasan Asia Pasifik. Dengan saling berbagi data dan teknologi, negara-negara di kawasan ini bisa lebih siap menghadapi potensi bencana yang semakin sering terjadi. Selain itu, langkah ini menjadi bagian dari upaya BRIN dalam memajukan riset dan inovasi yang dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat.
Secara keseluruhan, BRIN berharap bahwa teknologi AI akan membawa perubahan signifikan dalam sistem mitigasi bencana di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik, dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh kecerdasan buatan dan big data geospasial. Dengan dukungan dari berbagai pihak, teknologi ini bisa membantu meminimalkan risiko dan kerugian akibat bencana yang tak terduga.