Teknologi AI Berikan Manfaat untuk Manajemen Penanganan Bencana
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 30 Agt 2022 14.32 WIB
Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) saat ini telah ada di berbagai bidang untuk dapat mendukung kebutuhan masyarakat. Salah satu bidang yang kini juga memperoleh manfaat besar dari implementasi AI adalah kebencanaan.
Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRKG-BRIN) Dr. Andi Eka Sakya menuturkan, bahwa saat ini terdapat peningkatan dalam tren bencana di Indonesia. Teknologi AI pun kemudian sudah mulai diimplementasikan sejak tiga tahun terakhir untuk dapat mengoleksi data yang dibutuhkan guna mengurangi risiko kerugian akibat bencana.
“AI tampaknya lebih banyak berhubungan dengan pilar kedua dan ketiga dalam tiga pilar strategis sistem peringatan dini tsunami, yaitu berhubungan dengan bagaimana menangkap sinyal kemudian memprosesnya untuk kemudian diinformasikan kepada masyarakat,” kata Andi dalam paparannya di KORIKA Focus Group Action: AI Ecosystem and Use Cases yang digelar secara daring, Sabtu (27/8/2022).
Andi melanjutkan, hal ini kemudian juga berhubungan dengan peran dari masyarakat sendiri berupa persiapan-persiapan dan persepsi untuk dapat menghadapi ancaman bencana yang telah diinformasikan melalui sistem peringatan dini berbasis AI.
Sementara terkait dengan pemanfaatan dari AI sendiri, Andi menyebutkan bahwa sudah ada tren use case AI untuk kebencanaan yang dimulai dari lapisan persepsi mitigasi bencana, lapisan komunikasi, hingga ke aplikasi.
“Banyak kemudian kita yang masih berbicara mengenai application layer, belum bicara bagaimana misalnya, katakanlah wireless censor networks itu kita benahi, internet of things (IoT) kita jaga dan sebagainya. Namun setidaknya ini sudah ada trennya,” ungkap Andi.
Andi pun menuturkan bahwa pengembangan AI untuk dapat mendukung penanganan kebencanaan di Indonesia memiliki beberapa tantangan utama yang harus dihadapi, kerapatan spasial hingga keakuratan perolehan data untuk dapat memberikan informasi bagi masyarakat secara akurat.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BMPB) Dr.Ir. Udrekh pun memaparkan contoh pemanfaatan teknologi sistem informasi geografis (SIG) berbasis AI untuk menanggulangi bencana banjir sebagai salah satu fenomena kebencanaan yang banyak terjadi di Indonesia.
Udrekh menerangkan, bahwa penanganan banjir secara baik berhubungan dengan konsep smart city untuk mendukung prakiraan dan observasi fenomena banjir. Hal ini kemudian terkait pula dengan implementasi teknologi AI, IoT, hingga big data.
“Salah satu contoh yang sangat menarik ini adalah saat bencana banjir di wilayah Jabodetabek. Tentunya data dari BMKG memiliki peran yang sangat besar, seperti data curah hujan untuk observasi. Ada juga di Kota Tangerang, di mana ada pengukur otomatis tinggi air dan CCTV untuk mendukung observasi potensi banjir,” jelas Udrekh.
Sementara Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Harkunti P. Rahayu menuturkan, bahwa pemanfaatan teknologi seperti AI dan IoT untuk mendukung manajemen kebencanaan di Indonesia juga memerlukan peran dari masyarakat dan entitas lain dalam pengelolaan penanggulangan bencana seperti pemerintah hingga penyedia teknologi.
Harkunti mengungkapkan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan kebencanaan memerlukan persiapan yang matang dan melibatkan semua pihak. Misalnya saja, melalui sosialisasi untuk rute evakuasi hingga distribusi bantuan saat bencana.
“Saya melihat peran pandemi untuk mempercepat masyarakat masuk ke dalam masyarakat 4.0, tentu saja ini berhubungan dengan smartphone. Keberadaan smartphone kemudian perlu kita berdayakan, masyarakat sudah biasa dengan informasi, misalnya pemanfaatan IMEI smartphone pascabencana bisa kita manfaatkan untuk proses penyelamatan,” tutur Harkunti.
Teknologi AI kemudian memegang peran besar untuk dapat meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh fenomena bencana melalui sistem peringatan dini hingga penyelamatan. Hal ini pun tentunya didukung pula dengan peran dari masyarakat, pemerintah, hingga penyedia teknologi tersebut.