UMM: "Smart Farming" Majukan Pertanian Indonesia
- Prasetiyo Nugroho
- •
- 02 Sep 2020 18.00 WIB
Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (FPP UMM) menyelenggarakan kegiatan podcast yang mengangkat tema bertani cerdas yang dikenal dengan istilah "smart farming". Kegiatan tersebut menghadirkan Dr. Ir. Wahono, MT. yang merupakan pengajar di FPP UMM. Wahono juga merupakan pencipta pesawat tanpa awak (drone) yang merupakan salah satu hasil kebanggaan FPP UMM.
Produktivitas pertanian yang kian menurun membuat Wahono menciptakan drone, dengan harapan bisa mempermudah para petani dalam menghadapi revolusi industri 4.0, dimana saat ini dibutuhkan alat dan teknik pertanian yang inovatif dan berbasiskan pada teknologi digital.
"Smart farming sendiri bertujuan mengoptimasi hasil pada lahan pertanian dengan peralatan modern," jelas Wahono dalam podcastnya.
Kehadiran generasi milenial sangat dibutuhkan untuk menciptakan teknologi pertanian yang digital dan relevan agar terus maju dan berkembang. Wahono juga melihat saat ini tenaga manusia yang mau mengolah persawahan semakin sedikit, karena generasi milenial kurang tertarik untuk terjun langsung dilahan pertanian. Dengan penggunaan drone tersebut untuk pertanian cerdas di area persawahan milik UMM, harapannya pertanian dapat dianggap keren, sehingga anak muda sudah tidak malu lagi untuk mengolah lahan persawahan.
Ada 3 jenis drone yang dikembangkan UMM, yaitu Motorodo MX dan Farm Mapper untuk memetakan lahan serta SRI (Spraying Robot Indonesia) sebagai penyemprot pupuk maupun pestisida. Wahono menjelaskan efektivitas dari SRI yang mampu menyemprot 1 ha dalam waktu 15-20 menit saja, dimana hal ini biasanya membutuhkan 2 pekerja dan akan baru selesai dalam 1 hari.
“Jika penyemprotan dikerjakan manual, maka untuk 1 ha membutuhkan sekitar 2 pekerja yang terselesaikan dalam 1 hari. Lebih efektif menggunakan drone kan?,” jelas Wahono.
Wahono juga menyampaikan bahwa aplikasi dari drone ini tidak hanya untuk bidang pertanian saja, namun juga bisa diaplikasikan untuk kehutanan, misalnya untuk memetakan jumlah atau jenis pohon di kawasan hutan, dan bahkan juga bisa di implementasikan dalam bidang pertahanan.