Tingkatkan Skalabilitas Usaha, Qlue dan Dell Optimalisasi AI
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 14 Jan 2022 08.15 WIB
Qlue, perusahaan penyedia ekosistem smart city terlengkap di Indonesia, mendorong optimalisasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan internet of things (IoT) bagi sektor bisnis di Indonesia. Optimalisasi teknologi AI dan IoT diharapkan meningkatkan skalabilitas dunia usaha ke level yang lebih tinggi dalam aspek operasional harian.
Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, perkembangan teknologi akan semakin masif sehingga seluruh aspek bisnis harus cepat beradaptasi. Pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu katalis utama yang mendorong seluruh sektor untuk bertransformasi secara bisnis demi menciptakan operasional lebih optimal.
Menurut Rama, AI dan IoT merupakan teknologi yang pemanfaatannya terus meningkat karena dimensi perkembangan kebutuhan bisnis yang terpengaruh kondisi sosial dan ekonomi saat ini. “Pemanfaatan teknologi berbasis AI dan IoT untuk optimalisasi bisnis itu di antaranya berupa analisis visual demografi pengunjung sebuah toko untuk mendeteksi minat dan ketertarikannya terhadap sebuah produk atau layanan yang ditawarkan,” kata Rama melalui siaran pers yang dikutip melalui Beritasatu.com, Kamis, (13/1/2022).
Selain itu, lanjut Rama, analisis heat map yang dapat diolah melalui solusi Qlue juga bisa dioptimalkan untuk mengetahui lokasi maupun titik-titik strategis yang ramai pengunjung di suatu area sehingga dapat menjadi masukan bagi pengembangan bisnis.
Pemanfaatan teknologi tersebut juga diprediksi mampu meningkatkan efisiensi hingga 30% dan meningkatkan produktivitas bisnis hingga lebih dari 200%.
“Pandemi memperlihatkan tren pemanfaatan AI dan IoT yang meningkat di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian. Dan tentu saja situasi ini akan mendorong sektor bisnis untuk mengembangkan organisasi digital yang semuanya berbasis data. Kita tidak bisa menghindari era teknologi berbasis data dan ini merupakan peluang untuk meningkatkan skalabilitas dunia bisnis di berbagai sektor,” ujar Rama.
Sementara, Country Business Lead Dell Indonesia Ryan Renaldy, mengungkapkan, aktivasi gawai akan memberikan dampak linier dengan kebutuhan pengolahan data yang berpengaruh pada hampir seluruh aspek.
Situasi ini akan semakin mendorong penyesuaian pengelolaan data dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Hal tersebut mendorong perkembangan komputasi ujung atau edge computing yang mampu mengelola data menjadi lebih cepat sesuai kebutuhan.
“Suatu proses analitik akan muncul saat ada data yang diterima dan karena itu proses pendistribusian menjadi penting karena akan mempengaruhi kualitas insight yang dihasilkan. Artinya, tidak hanya diperlukan data yang baik sebanyak mungkin, tetapi juga distribusinya yang baik. Kebutuhan itu bisa difasilitasi oleh teknologi edge computing yang menjadi salah satu keunggulan dari Dell,” ungkap Ryan.
Selain itu, pemanfaatan teknologi AI dan IoT juga akan memberikan dampak semakin banyaknya data-data yang bisa diproses untuk menghasilkan insight yang berkualitas.
Di sisi lain, melalui acara bertajuk Future Making For Tomorrow Vision yang dilaksanakan secara Dell Indonesia secara virtual pada Desember 2021 lalu, juga memprediksi potensi pemanfaatan teknologi IoT yang semakin tinggi.
Hal itu karena perkiraan aktivasi sekitar satu juta gawai per hari dan terhubung secara online, mulai dari telepon genggam, komputer, kendaraan transportasi, hingga gawai di kawasan perkantoran maupun pabrik.