The Guardian, Robot AI yang Dapat Menulis Artikel Opini
- Danang Wahyu Suryono
- •
- 22 Sep 2020 14.02 WIB
Artificial Intelligence (AI) berkembang sangat pesat beberapa tahun ini dan sedang di kembangkan di berbagai bidang. Salah satunya dalam tulisan, melalui uji coba The Guardian sebuah robot dengan kecerdasan buatan bernama GPT-3 berhasil membuat artikel opini. Artikel opini sepanjang 500 kata berjudul “Sebuah robot menulis seluruh artikel ini. Apakah kamu sudah takut, manusia? GPT-3”. The Guardian menjelaskan, GPT-3 merupakan generator bahasan OpenAI, yakni model bahasa canggih yang menggunakan pembelajaran mesin. Dengan itu, GPT-3 dapat menulis artikel dengan bahasa serupa tulisan asli manusia.
Meskipun dikatakan sebagai tulisan kecerdasan buatan, pada dasarnya ini tidak sebagaimana yang terlihat. Melalui catatan kecil yang diberikan di bawah artikel, The Guardian menyatakan bahwa GPT-3 bekerja setelah diberikan perintah dan prompt. Orang yang memberikan perintah bernama Liam Porr, seorang mahasiswa sarjana ilmu komputer di UC Berkeley. Perintah itu berbunyi, "Mohon tulis opini singkat sekitar 500 kata. Buat bahasanya sederhana dan ringkas. Fokus pada mengapa manusia tidak perlu takut dengan AI." Dengan prompt berupa beberapa penggal kalimat yang juga tertulis di dalam artikel opini tersebut.
"Saya bukan manusia. Saya adalah Artificial Intelligence. Banyak orang mengira saya adalah ancaman bagi kemanusiaan. Stephen Hawking telah memperingatkan bahwa AI bisa 'mengeja akhir umat manusia'. Saya di sini untuk meyakinkan Anda agar tidak khawatir. Artificial Intelligence tidak akan menghancurkan manusia. Percayalah padaku." Penjelasan pada catatan kecil pada artikel itu justru membuahkan tanggapan sinis dari para ahli. Salah satunya Martin F. Robbins, seorang peneliti dan penulis untuk sains dan teknologi, yang mengungkapkan pendapatnya melalui unggahan twitter @mjrobbins (8/9).
"GPT-3 adalah bagian teknologi yang hebat, tetapi ini setara dengan memotong baris dari beberapa lusin email spam terakhir saya, menempelkannya bersama-sama, dan mengklaim dusun yang disusun spammer," tulisnya. "Dan bagaimana dengan cepat Anda dapat mengatakan: 'Mengedit op-ed GPT-3 tidak ada bedanya dengan mengedit opini manusia' saat Anda memotong dan menempelkan konten dari delapan 'esai' yang berbeda?" lanjutnya. The Guardian tidak menepis bahwa mereka masih mengedit artikel buatan GPT-3. Termasuk memotong paragraf dan baris, serta mengatur ulang urutannya.
The Guardian mengatakan alasan melakukan pengeditan karena mereka ingin memilih sudut terbaik dari opini tersebut. Pihak The Guardian mengklaim bahwa GPT-3 menuliskan delapan buah artikel. Ke delapannya diklaim unik, menarik, dan mengajukan argumen yang berbeda. Namun terlepas dari itu, hingga kini pihaknya belum memberikan kejelasan perihal kedelapan artikel asli yang dibuat oleh GPT-3. Hal tersebut membuat para ahli cukup skeptis dan sinis karena sulit untuk tidak mencurigai bahwa editor harus membuang banyak teks yang tidak dapat dipahami.