Sam Altman Dirumorkan Garap Chip Otak, Pesaing Baru Neuralink


Ilustrasi Implan Chip ke Otak Manusia

Ilustrasi Implan Chip ke Otak Manusia

Dunia teknologi kembali dikejutkan oleh langkah besar yang kabarnya akan diambil Sam Altman, CEO OpenAI sekaligus sosok di balik popularitas ChatGPT. Setelah sukses mempopulerkan Artificial Intelligence (AI) generatif, Altman kini disebut tengah merencanakan pendirian startup baru bernama Merge Labs. Startup ini akan berfokus pada pengembangan Brain-Computer Interface (BCI) atau teknologi implan chip yang ditanamkan ke dalam otak manusia.

BCI merupakan sebuah inovasi di bidang medis dan teknologi yang memungkinkan otak manusia berkomunikasi langsung dengan perangkat digital. Dengan teknologi ini, seseorang dapat mengendalikan komputer, ponsel, bahkan mesin hanya dengan menggunakan pikiran. Chip yang ditanam di otak berfungsi membaca aktivitas saraf, lalu mengubahnya menjadi sinyal digital yang dapat diterjemahkan sebagai instruksi bagi perangkat yang terhubung.

 

Dari ChatGPT ke Chip Otak

Melansir dari Techcruch.com, rencana pendirian Merge Labs disebut masih dalam tahap awal. Menurut laporan Financial Times, perusahaan baru ini tengah melakukan penggalangan dana, dan sebagian besar modal awalnya kemungkinan akan berasal dari tim ventura OpenAI. Valuasi Merge Labs bahkan diprediksi bisa mencapai 850 juta dolar AS atau sekitar Rp 13,6 triliun (kurs Rp 16.102 per dolar).

Menariknya, Merge Labs diduga tidak akan dikerjakan Sam Altman seorang diri. Startup ini dikabarkan akan melibatkan Alex Blania, CEO perusahaan Tools for Humanity. Nama Blania sebelumnya dikenal publik karena bersama Altman dan Max Novendstern menggagas proyek kontroversial Worldcoin.

Worldcoin sempat heboh di Indonesia karena mengumpulkan data biometrik masyarakat melalui pemindaian retina mata menggunakan alat berbentuk bola bernama Orb. Sebagai imbalannya, warga yang bersedia dipindai dijanjikan uang tunai ratusan ribu rupiah. Praktik ini menimbulkan pro dan kontra, terutama terkait isu keamanan data pribadi.

Meski begitu, hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Altman maupun OpenAI terkait detail pembangunan Merge Labs. Sumber internal hanya menyebutkan bahwa proyek ini masih berada di tahap awal dan keputusan akhir belum dibuat. Artinya, segala rumor tentang kesepakatan, pendanaan, hingga arah bisnis startup tersebut masih bisa berubah sewaktu-waktu.

 

Bersaing dengan Neuralink Milik Elon Musk?

Jika benar terwujud, Merge Labs akan langsung masuk ke arena persaingan ketat dengan perusahaan teknologi besar lain yang lebih dulu mengembangkan BCI. Nama yang paling populer tentu saja Neuralink, perusahaan milik Elon Musk.

Neuralink didirikan pada 2016 dan baru diperkenalkan ke publik pada 2017. Sejak itu, Musk gencar mempromosikan ambisi besarnya: memungkinkan manusia berkomunikasi dengan mesin melalui chip yang ditanam di otak. Hingga kini, Neuralink sudah mencatat sejumlah kemajuan signifikan.

Pada pertengahan 2025, Neuralink berhasil mendapatkan pendanaan Seri E sebesar 600 juta dolar AS (sekitar Rp 9,6 triliun) dengan valuasi mencapai 9 miliar dolar AS (sekitar Rp 144,7 triliun). Perusahaan tersebut bahkan sudah melakukan uji coba chip antarmuka otak pada manusia, khususnya pasien dengan quadriplegia atau kelumpuhan total pada tangan dan kaki. Tujuannya, agar pasien dapat mengendalikan komputer hanya dengan pikiran.

Selain Neuralink, beberapa perusahaan lain juga ikut berlomba di bidang ini, di antaranya Synchron, Blackrock Neurotech, serta lembaga riset Center for Excellence in Brain Science and Technology (CEBSIT) di Tiongkok. Jika Merge Labs jadi berdiri, maka otomatis perusahaan besutan Altman akan bersaing langsung dengan Musk, yang selama ini kerap berseteru dengannya di dunia maya.

 

Antara Harapan dan Kekhawatiran

Teknologi BCI diyakini memiliki potensi besar dalam dunia medis, khususnya membantu pasien dengan keterbatasan fisik untuk kembali berinteraksi dengan lingkungan. Misalnya, pasien lumpuh dapat menggunakan pikirannya untuk mengetik pesan, membuka aplikasi, atau bahkan menggerakkan kursi roda elektrik.

Namun, di balik potensi luar biasa itu, teknologi ini juga menyimpan sejumlah kekhawatiran. Salah satu isu terbesar adalah keamanan data otak manusia. Jika selama ini data pribadi seperti nomor telepon atau sidik jari saja bisa disalahgunakan, bagaimana dengan data impuls saraf otak yang jauh lebih sensitif?

Selain itu, muncul juga pertanyaan etis: apakah manusia siap menerima chip buatan yang tertanam di dalam otak mereka? Apakah teknologi ini hanya akan membantu penyandang disabilitas, atau justru bisa berkembang menjadi "upgrade" untuk manusia normal sehingga melahirkan kesenjangan baru antara mereka yang mampu membeli teknologi ini dengan yang tidak?

 

Menuju Era “Singularitas”?

Sebagian pakar memprediksi bahwa teknologi BCI bisa menjadi pintu masuk menuju era singularitas—momen ketika manusia dan mesin melebur menjadi satu. Elon Musk sering menggambarkan singularitas sebagai kondisi di mana kecerdasan buatan melampaui kecerdasan manusia. Dengan BCI, bukan mustahil manusia suatu saat akan dapat meningkatkan kemampuan otaknya melalui integrasi langsung dengan komputer super canggih.

Sam Altman sendiri dikenal sebagai sosok yang memiliki visi besar tentang masa depan teknologi. Jika rumor Merge Labs benar adanya, maka langkah ini menunjukkan bahwa Altman ingin melangkah lebih jauh dari sekadar AI generatif seperti ChatGPT. Ia ingin menciptakan interaksi langsung antara pikiran manusia dan mesin, sesuatu yang dulu hanya ada di film fiksi ilmiah.

Meski masih sebatas rumor, kabar tentang Merge Labs sudah cukup membuat dunia teknologi gempar. Persaingan antara Sam Altman dan Elon Musk di bidang BCI diprediksi akan menjadi salah satu rivalitas paling menarik di dekade ini.

Apakah chip otak benar-benar akan membantu kehidupan manusia, atau justru membawa risiko besar yang sulit dikendalikan? Jawabannya mungkin baru akan terungkap dalam beberapa tahun ke depan, ketika proyek-proyek ini mulai memasuki tahap uji coba massal.

Satu hal yang pasti, dunia kini tengah bersiap menyambut era baru, di mana pikiran manusia bisa menjadi alat kendali utama teknologi.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait