RSCM Berhasil Lakukan Operasi Bedah Hati dengan Robot
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 03 Nov 2024 17.37 WIB
Tim dokter dari Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) baru-baru ini berhasil melaksanakan operasi bedah hati untuk mengangkat kista dengan memanfaatkan teknologi robotik. Ini merupakan langkah signifikan dalam penerapan metode bedah modern, di mana sebelumnya, tim urologi dari Rumah Sakit I.G.N.G Ngoerah di Bali juga telah melakukan operasi telerobotik untuk mengangkat kista ginjal pada pasien di RSCM.
Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Renan Sukmawan, menyatakan bahwa operasi telerobotik ini mulai diterapkan beberapa waktu lalu untuk bidang urologi dan kini telah diperluas ke kasus-kasus dalam bedah digestif. Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di RSCM Kencana, Jakarta, Renan menjelaskan bahwa penggunaan teknologi robotik dalam operasi bedah memiliki sejumlah keuntungan, termasuk kecepatan dan presisi yang lebih baik dibandingkan dengan metode bedah tradisional.
Renan menekankan bahwa tren global dalam pelayanan kesehatan saat ini menunjukkan pergeseran menuju prosedur bedah yang lebih singkat, lebih cepat, dan lebih presisi. "Di berbagai negara, praktik ini sudah menjadi norma, dan kami berkomitmen untuk menerapkannya di sini," ujarnya. Dia menambahkan bahwa metode telerobotik ini tidak hanya terbatas pada operasi ginjal dan hati, tetapi juga memiliki potensi untuk diterapkan dalam penanganan berbagai masalah medis lainnya, termasuk kanker dan prosedur persalinan.
Salah satu keuntungan utama dari telerobotik adalah kemudahan akses yang ditawarkannya, terutama untuk tindakan medis yang sulit dilakukan dengan teknik konvensional. Teknologi ini memungkinkan dokter untuk melakukan pembedahan dengan lebih efisien, yang pada akhirnya dapat mengurangi waktu pemulihan pasien dan meningkatkan hasil klinis.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, juga mengungkapkan rencana untuk menempatkan alat-alat telerobotik di empat rumah sakit di Indonesia. Selain RSCM Jakarta, lokasi lain yang akan mendapatkan teknologi ini adalah RS Hasan Sadikin di Bandung, RS I.G.N.G Ngoerah di Bali, dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo di Purwokerto, Jawa Tengah. Harapan Menkes adalah bahwa dengan adanya teknologi ini, berbagai tantangan dalam sistem kesehatan di Indonesia, terutama yang terkait dengan kendala geografis, dapat diatasi. Dengan demikian, layanan kesehatan dapat diperluas dan disediakan secara lebih merata, bahkan di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Melalui penggunaan teknologi canggih ini, diharapkan bahwa RSCM dan rumah sakit lainnya dapat memberikan layanan yang lebih baik dan efisien kepada pasien. Penerapan metode telerobotik ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi pasien yang membutuhkan tindakan bedah, tetapi juga bagi tenaga medis yang terlibat dalam proses tersebut. Bagi tenaga medis dengan teknologi ini diharapkan memberi dampak terhadap pengurangan kelelahan dokter yang biasa terjadi akibat operasi panjang, mereka dapat lebih fokus dan optimal dalam menjalankan tugasnya.
Secara keseluruhan, keberhasilan operasi menggunakan teknologi robotik ini menunjukkan komitmen RSCM dalam menghadirkan inovasi terkini di bidang kesehatan. Hal ini mencerminkan langkah maju dalam dunia medis, di mana teknologi tidak hanya meningkatkan efektivitas prosedur bedah tetapi juga memberikan harapan baru bagi pasien di seluruh Indonesia. Dengan adopsi teknologi ini, diharapkan rumah sakit dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan kesehatan yang ada, serta memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada masyarakat.
Inovasi dalam pembedahan robotik ini mencerminkan pergeseran paradigma dalam cara medis dilakukan, membuka jalan bagi lebih banyak pengembangan di masa depan. Dengan terus mengembangkan kapasitas dan penerapan teknologi ini, RSCM diharapkan dapat berperan sebagai pionir dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia, membawa perubahan yang bermanfaat dan meningkatkan standar perawatan bagi semua pasien.