Menkes Ingin Maksimalkan AI untuk Layanan Puskesmas di Indonesia
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 23 Feb 2022 09.39 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendorong adanya transformasi teknologi di sektor kesehatan, terutama bagi layanan puskesmas. Hal ini didorong salah satunya dengan pengembangan dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML).
Budi pun menuturkan bahwa transformasi teknologi sendiri merupakan salah satu poin dari enam strategi transformasi digital yang diusung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang didalamnya mencakup pula transformasi pada layanan primer, rujukan, ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, serta sumber daya manusia (SDM) kesehatan.
“Saya berharap kecerdasan buatan dan machine learning dapat berkontribusi untuk Indonesia yang lebih baik dan menjadi lebih sehat bagi anak-anak kita dan generasi mendatang yang lebih sehat,” tutur Budi dalam webinar ‘AI Tech Day 2022’ yang digelar Selasa (22/2/2022).
Budi kemudian mengutip laporan dari McKinsey & Co tahun 2022 yang menunjukkan bahwa potensi pasar pada layanan kesehatan digital global diperkirakan akan bernilai 600 miliar dollar AS dalam lima tahun ke depan. Angka ini pun didorong oleh peningkatan dalam penelitian dan pengembangan (R&D) obat-obatan serta layanan perawatan.
Sementara dalam hal skrining dan diagnosis, seperti penggunaan teknologi berbasis genom dalam skrining diperkirakan memiliki potensi pasar bernilai 25 miliar dollar AS pada 2024. Lalu untuk hal lain seperti teknologi diagnosis digital untuk mengidentifikasi kondisi pasien diperkirakan memiliki potensi pasar hingga 16 miliar dollar AS pada tahun yang sama.
Maka berdasarkan potensi tersebut, Budi kemudian juga mengajak para perusahaan startup di Indonesia untuk dapat terlibat dalam mengembangkan inovasi dan sistem teknologi kesehatan. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan baik bagi masyarakat.
Salah satu pemanfaatan AI sendiri adalah dengan mengadopsi teknologi pemindaian ultrasound. Budi sendiri menyampaikan, bahwa pihaknya ingin mendorong teknologi AI untuk mengotomatisasi analisis data ultrasound di puskesmas yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Teknologi analisis data ultrasound yang didukung AI ini kemudian dapat membantu para dokter dan tenaga kesehatan profesional untuk menangkap dan menganalisis data, hingga mengidentifikasi penyakit pada pasien. Termasuk pula pada ibu hamil yang disertai detail-detail penting.
“Ini akan membantu 10.000 puskesmas yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan kita bisa menggunakan AI untuk mendukung semuanya,” tutur Budi.