LAPAN Gunakan Satelit untuk Pantau Rumah Warga Penerima Bansos
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 27 Sep 2021 10.12 WIB
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan cara mereka untuk ‘mengintai’ rumah warga yang menerima bantuan sosial (bansos) dari Kementerian Sosial (Kemensos). Metode ini pun digunakan untuk dapat mengecek rumah penerima bansos agar bantuan yang disalurkan dapat tepat sasaran.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan bahwa pihaknya akan menjalin kerja sama dengan LAPAN untuk dapat melakukan pengawasan terhadap kondisi rumah penerima bansos yang dilakukan dengan citra satelit.
Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN, Rokhis Khomarudin sendiri menyampaikan bahwa saat ini LAPAN masih fokus dalam pengembangan metode untuk kawasan kumuh. Hal ini untuk membantu verifikasi terhadap penerima bansos.
“Saat ini masih fokus pada pengembangan metode untuk are kumuh terlebih dahulu. Ini karena untuk bansos masih perlu ada hal lain yang diperhatikan,” tutur Rokhis dalam pernyataannya, melansir dari CNN Indonesia, Rabu (22/9/2021).
Rokhis menyebut bahwa hal yang harus diperhatikan tersebut salah satunya terkait dengan remote sensing yang hanya mampu mendeteksi kawasan kumuh. Ia menyampaikan bahwa diperlukan riset yang lebih mendalam mengenai remote sensing ini.
Pada uji coba citra satelit jarak jauh berbasis artificial intelligence (AI) ini, Rokhis mengatakan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hal ini guna memaksimalkan sistem tersebut bisa bekerja.
Selain itu, melalui akun instagram @pusfatja_lapan, Rokhis menjelaskan bahwa LAPAN saat ini tengah menyiapkan data satelit dengan resolusi yang sangat tinggi serta metode analisis yang berbasis kecerdasan buatan.
LAPAN juga akan menggunakan data satelit beresolusi sangat tinggi serta pengembangan analisis berdasarkan AI yang saat ini masih dalam tahap uji coba di Kota Bandung. Metode ini akan dilakukan dengan identifikasi bangunan serta objek bumi lain menggunakan AI.
“Secara ringkas, pengembangan metode berbasis kecerdasan buatan itu akan menemukan lokasi pemukiman kumuh di suatu kota,” jelas Rokhis dalam video yang diunggah di akun instagram @pusfatja_lapan.
Pada akun instagram @pusfatja_lapan, dijelaskan pula sistem kerja dari citra satelit ini. Melalui informasi titik koordinat penerima bansos dari Kemensos, untuk kemudian digabungkan dengan lokasi pemukiman kumuh yang didapatkan dari citra satelit. Metode analisis berbasis AI kemudian digunakan untuk dapat menemukan lokasi penerima bansos yang tinggal di wilayah yang ditentukan.
Sementara Mensos Tri Rismaharini pun menyampaikan bahwa langkah ini diperlukan untuk Kemensos bisa memastikan penerima bansos adalah warga miskin yang benar-benar membutuhkan bantuan. Maka jika kondisi rumah penerima bansos tidak sesuai dengan kriteria, bansos bisa dicabut.
“Kalau dia ngomong masih miskin, ‘oh wong rumahnya tambah besar kok’, kita bisa bandingkan begitu,” tutur Tri Rismaharini.
Namun Rokhis sendiri berharap mereka bisa mendapat data seperti titik koordinat data penerima bansos dari Kemensos agar sistem informasi data spasial yang dibangun LAPAN dapat melakukan pemetaan secara lebih akurat.
Teknologi citra satelit berbasis AI ini sendiri masih dalam tahap uji coba di Kota Bandung. Rokhis melalui akun instagram @pusfatja_lapan lapan menyampaikan, bahwa metode ini rencananya belum akan diterapkan ke kota-kota lain.