Kemenparekraf dan Qlue Perkenalkan Alat Berbasis IoT dan AI
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 14 Des 2022 14.12 WIB
Indonesia saat ini telah mulai menapaki jalan menuju pengembangan pariwisata berkelanjutan. Salah satu langkah yang diambil adalah pengadaan kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan Qlue yang tengah mengembangkan teknologi untuk pariwisata berkelanjutan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan bahwa Qlue yang dikenal sebagai pengembang sistem smart city saat ini tengah fokus untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan.
“Qlue ini ternyata punya produk bernama Bioniqa, jadi ini menarik sekali. Fungsi Bioniqa sejalan dengan pengelolaan pariwisata berkelanjutan yang sangat dekat dengan kualitas udara, dan tentunya dengan adanya Bioniqa ini kita bisa memperbaiki kualitas udara di destinasi wisata kita,” kata Sandiaga dalam keterangan resminya, melansir dari Tempo.co, Rabu (14/12/2022).
Bioniqa sendiri merupakan alat photobioreactor berbasis teknologi internet of things (IoT) dan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dapat memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti mikro alga untuk mengurangi karbon dioksida serta mengeluarkan sejumlah besar oksigen ke atmosfer untuk meningkatkan kualitas udara.
CEO & Co-Founder Qlue Rama Aditya menjelaskan bahwa Bioniqa tidak hanya berfungsi menyerap karbon dioksida yang ada di udara, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk carbon offsetting, di mana karbon yang di-offset pada satu unit Bioniqa setara dengan menanam 100 pohon beringin.
“Jadi, sebenarnya ini bisa dikaitkan dengan jejak karbon, yang bisa di-offset dengan memanfaatkan Bioniqa. Alat ini bisa dipasang di luar dan di dalam ruangan, jika dipasang di dalam ruangan bisa memanfaatkan sinar matahari buatan, dan di luar ruangan alat ini akan otomatis memanfaatkan sinar matahari untuk fotosintesis alganya,” jelas Rama.
Pariwisata berkelanjutan sendiri merupakan pengembangan konsep berwisata yang dapat memberikan dampak jangka panjang, baik terhadap lingkungan, sosial, budaya, hingga ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi masyarakat lokal dan wisatawan.
Pengembangan konsep pariwisata ini pun dilakukan tidak hanya untuk mengejar jumlah wisatawan, namun juga untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang. Utamanya untuk lingkungan.