Kemenkes Manfaatkan AI & Cloud dalam Ekosistem Teknologi Digital
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 05 Apr 2022 10.19 WIB
Pengembangan layanan kesehatan dinilai dapat mempercepat proses transformasi digital kesehatan di Indonesia. Untuk itu, pemenfaatkan teknologi dibutuhkan agar dapat mempermudah akses layanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
"Digitalisasi kesehatan merupakan tugas dari kemenkes untuk mencatat dan melayani masyarakat mulai dari dalam kandungan sampai dalam keadaan kritis dalam layanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan tentunya dilakukan baik secara virtual maupun secara fisik," jelas Chief Digital Tranformation Office Kementerian Kesehatan, Setiaji dalam paparannya di Webinar Cloud Computing Indonesia Conference 2022 : Peran Cloud & AI dalam Transformasi Layanan Kesehatan, Selasa (5/4/2022).
Layanan kesehatan pun saat ini sudah mulai berkembang seperti salah satu contohnya adalah virtual health dan kemungkinan kedepannya akan memasuki teknologi meta-verse. "Hal ini tentunya perlu kita record sehingga kita mendapatkan data-data kesehatan ini untuk meningkatkan layanan kesehatan yang ada," tutur Setiaji.
Setiaji menambahkan, dalam meningkatkan layanan kesehatan tentunya akan ada banyak tantangan yang dihadapi seperti kebijakan belum berbasis data dan pelayanan yang kurang efisien. Salah satu contohnya adalah 270 juta penduduk Indonesia memiliki catatan rekam medis baik secara digital atau masih dalam bentuk kertas.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Kemenkes telah membentuk tim khusus bernama Digital Transformation Office (DTO) yang bertugas bukan hanya untuk menangani pandemi melainkan untuk melakukan transformasi kesehatan yang lebih besar seperti mengintegrasikan data kesehatan nasional berbasis layanan, efisiensi proses pelaporan dalam pengambilan keputusan, kolaborasi ekosistem digital kesehatan, dan peningkatan kapasitas digital SDM kesehatan.
Setiaji juga menjelaskan mengenai pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang telah dilakukan dalam layanan kesehatan seperti deteksi dini, diagnosis dokter, optimalisasi hasil test, pembedahan, dan perawatan jarak jauh.
Selain itu, Setiaji mengungkapkan bahwa tim DTO juga telah mengembangkan ekosistem digital penanganan COVID-19 melalui pemanfaatan teknologi cloud bahwa aplikasi Peduli Lindungi tidak hanya terhubung dengan ribuan fasilitas kesehatan melainkan juga pada penyedia layanan telemedisin yang ditujukan bagi penyintas COVID-19 akan dilayani oleh telemedisin dengan dikirimkan obat tanpa perlu ke rumah sakit.
Peduli Lindungi juga telah berkolaborasi sebagai protokol kesehatan digital untuk pelaku perjalanan seperti salah satunya Peduli Lindungi telah terhubung dengan PT KAI, sehingga ketika ingin berpergian menggunakan kereta api maka harus melakukan rapid test atau telah melakukan vaksin booster yang telah terhubung melalui Peduli Lindungi.
Setiaji juga menambahkan dalam peta jalan transformasi dan digitalisasi kesehatan tahun 2022, Kementerian Kesehatan akan mengembangkan sistem Big Data berbasis integrated electronic health record, pengembangan platform sistem fasyankes terintegrasi, dan perluasan telemedisin serta implementasi regulatory sandbox.
"Secara roadmap, tahun terakhir setelah menangani COVID-19 dan mempersiapkan arsitekturnya maka ahun 2022 ini akan meluncurkan platform, standarisasi data serta integrasi dengan layanan kesehatan dan di tahun depan sebagai perluasan integrasinya," tutur Setiaji.
Platform yang akan diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan adalah Platform Indonesia Health Service (IHS). Indonesia Health Service merupakan platform ekosistem digital kesehatan yang akan dikembangkan oleh Kemenkes RI. IHS Menyediakan konektivitas data, analisis, dan layanan untuk mendukung dan mengintegrasikan berbagai aplikasi kesehatan di Indonesia.
Setiaji menambahkan Peduli Lindungi juga akan dikembangkan dan diperluas untuk layanan kesehatan di masyarakat terutama dalam menyimpan data kesehatan pribadi secara lengkap. Perlindungan data pengguna pada Citizenhealth juga terjamin oleh mekanisme serta standar keamanan data kesehatan.
Menurut Setiaji Pendekan Teknologi Cloud dalam industri kesehatan sangat cocok karena kemampuan cloud memungkinkan pendekatan modular yang dapat mix and match layanan yang sesuai kebutuhan produk kesehatan dan bisa diimplementasikan secara cepat karena tidak terkendala pada proses infrastruktur.
Selain itu, teknologi cloud juga memungkinkan beradaptasi kapasitas sesuai dengan beban kerja yang dibutuhkan, infrastruktur dapat ditambah dan dikurangi dengan cepat, terutama dalam menganalisis data points.
"Dengan memanfaatkan teknologi cloud computing memungkinkan Kementerian Kesehatan untuk melakukan penyimpanan data dalam skala yang besar dengan memanfaatkan komputasi yang baik juga arsitektur yang kuat," kata Setiaji.