KAI Akan Gunakan Artificial Intelligence untuk Perawatan Kereta
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 01 Feb 2021 10.03 WIB
PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan mengembangkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menunjang perawatan kereta. Rencana pengembangan dan pemanfaatan AI ini merupakan salah satu dari langkah adaptif dan bagian dari program KAI tahun 2021.
“Kami berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis artificial intelligence,” kata Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Didiek pun menyampaikan bahwa langkah adaptif yang dilakukan KAI ini didorong oleh pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. KAI akan mengambil berbagai langkah menghadapi pandemi yang meliputi transformasi digital, organisasi, dan bisnis.
“Pada masa pandemi kami bekerja extraordinary, tidak seperti biasa. Kami optimis dapat bangkit dan terus bertumbuh tahun ini dengan berbagai langkah yang adaptif, solutif, dan kolaboratif untuk Indonesia,” ujar Didiek.
Langkah adaptif KAI diwujudkan dengan terus melakukan inovasi, mempercepat penyesuaian diri, serta melakukan perbaikan yang mengikuti perkembangan teknologi. Selain itu, juga memperhatikan efisiensi.
Pada tahun 2021 ini, KAI akan menambah fitur-fitur pada aplikasi KAI Access dan menggunakan big data pula untuk mengetahui minat serta kebiasaan dari pelanggan. Hal ini agar KAI dapat melayani dan menghadirkan layanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Didiek juga menuturkan bahwa KAI akan mengembangan aplikasi untuk operasional kereta api. Aplikasi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan petugas dengan tetap memastikan operasional kereta api berjalan dengan lancar.
Penggunaan aplikasi yang akan dikembangkan ini juga termasuk untuk memudahkan perawatan serta pemantauan terhadap sarana dan prasarana. Kemudahan ini yang diharapkan KAI untuk memiliki solusi yang adaptif.
KAI juga melakukan inovasi untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dengan terus melakukan uji coba penggunaan B100 pada genset kereta. B100 sendiri merupakan bahan bakar 100 persen biodiesel dengan bahan dasar sawit, sehingga lebih ramah lingkungan.
Adapun dalam melakukan pelayanan terhadap pelanggan, KAI mewajibkan rapid test antigen bagi Awak Sarana Perkeretaapian serta rapid test antibodi bagi petugas frontline.
“Kami menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan memastikan petugas yang melayani pelanggan semuanya dalam keadaan sehat,” jelas Didiek.
KAI dalam melaksanakan langkah solutif menghadapi 2021, telah dituangkan dalam visi KAI. Visi tersebut adalah menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.
“Prinsip solutif KAI adalah memberikan jalan keluar atau penyelesaian/pemecahan masalah demi pelayanan terbaik kepada pelanggan,” tutur Didiek.