Indosat Dorong Kedaulatan AI, Fondasi untuk Indonesia Maju
- Pabila Syaftahan
- •
- 14 Nov 2024 19.17 WIB
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengajukan permohonan kepada pemerintah Indonesia untuk membangun fondasi kedaulatan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), yang dianggapnya sebagai langkah penting dalam memperkuat daya saing negara di kancah global. Dalam acara Indonesia AI Day yang diselenggarakan di Jakarta pada Jumat (8/11), Vikram Sinha, Direktur Utama sekaligus CEO Indosat, mengungkapkan pentingnya peran data dalam pengembangan AI dan menyebutnya sebagai sumber daya alam yang harus dijaga dengan baik.
Vikram menekankan bahwa untuk mendorong Indonesia agar bisa bersaing secara global dalam bidang teknologi, AI harus dimanfaatkan sebagai alat untuk membuka potensi penuh masyarakat Indonesia. "Kita perlu menjadikan teknologi sebagai akselerator yang dapat mendorong masyarakat kita untuk meraih potensi terbaiknya," ujar Vikram dalam pidatonya. Ia juga mengungkapkan tiga permintaan utama yang disampaikannya kepada para pemangku kebijakan, termasuk Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid.
Permintaan pertama yang diajukan Vikram adalah agar pemerintah Indonesia membangun fondasi yang kuat dalam kedaulatan AI. Menurutnya, data bukanlah sekadar informasi yang bisa dikelola begitu saja, melainkan sebuah sumber daya alam yang harus dilindungi dan dikelola dengan hati-hati, layaknya budaya dan warisan bangsa. "Kita harus menyadari bahwa data adalah sumber daya alam, dan harus ada perlindungan serta kebijakan yang tepat untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan data tersebut," jelas Vikram. Ia juga menekankan pentingnya dukungan kebijakan yang mendukung produktivitas dan insentif bagi pengembangan sektor AI di Indonesia.
Selain itu, Vikram juga menyoroti perlunya kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat, untuk mendorong percepatan adopsi dan pengembangan AI di Indonesia. "Akselerasi pengembangan AI membutuhkan kerja sama yang erat antara berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bersinergi untuk mencapai tujuan ini," katanya.
Permintaan kedua yang disampaikan Vikram adalah terkait dengan pengembangan talenta digital. Ia mengingatkan bahwa meskipun teknologi AI berkembang pesat, keberhasilannya tidak akan optimal tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang terampil dalam mengoperasikan dan mengembangkan teknologi ini. "Pertumbuhan AI akan sangat bergantung pada kemampuan orang-orang yang mengoperasikannya. Oleh karena itu, investasi pada SDM harus menjadi prioritas," tuturnya.
Sebagai langkah awal, Indosat telah memulai pembangunan pusat kecerdasan buatan atau AI Centre of Excellence di Solo, yang nantinya akan diperluas ke Jakarta. Selain itu, Vikram juga mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan komunikasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, untuk membawa fasilitas serupa ke Jayapura, Papua, guna mendukung pemerataan pembangunan teknologi di seluruh Indonesia.
Vikram menutup pidatonya dengan ajakan untuk bersatu dalam upaya ini. "Kita semua harus bersama-sama dalam misi ini. Jika Indonesia berhasil, maka seluruh bangsa akan merasakan manfaatnya," tandasnya.
Melalui inisiatif ini, Indosat berharap dapat mendorong pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk bersatu dalam membangun ekosistem kecerdasan buatan (AI) yang tidak hanya kuat, tetapi juga berkelanjutan. Dengan membangun fondasi yang solid, Indonesia dapat menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan adopsi teknologi AI secara menyeluruh, yang pada gilirannya akan membawa dampak positif yang luas. Keberhasilan pengembangan AI yang berkelanjutan diharapkan tidak hanya memberikan manfaat besar bagi sektor teknologi, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan daya saing industri lokal, serta memberikan solusi-solusi inovatif yang bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Dampak positif ini diharapkan akan meluas hingga ke sektor-sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan manufaktur, yang akan mendapatkan keuntungan dari penerapan AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Selain itu, pengembangan AI yang inklusif dan merata juga dapat membantu mengurangi kesenjangan digital antara daerah dan memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat untuk mengakses teknologi terbaru. Dengan demikian, upaya ini tidak hanya bertujuan untuk memajukan teknologi, tetapi juga untuk menciptakan Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera dalam jangka panjang.