IBM: Indonesia Punya Peluang Besar dalam Transformasi Digital
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 06 Jul 2022 11.13 WIB
Transformasi digital saat ini tengah gencar dilakukan di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Upaya transformasi digital yang gencar dilakukan pun disebut mampu mendukung perwujudan ekonomi digital ini, kemudian memperoleh dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah.
“Pandemi telah menjadi titik balik untuk semua organisasi di dunia, termasuk di Indonesia dan telah mengakselerasi transformasi digital baik di bisnis maupun pemerintahan. Teknologi tidak lagi dipandang sebagai biaya untuk melakukan bisnis tetapi sumber keunggulan yang kompetitif dan mendasar,” kata General Manager IBM Asia Pasifik, Paul Burton dalam keterangan resminya, melansir dari Medcom.id, Rabu (6/7/2022).
Paul kemudian menyebutkan pula bahwa Indonesia masih berada di fase awal perjalanan transformasi digital, yang dilakukan dalam upaya membangun infrastruktur seperti data center dan teknologi konektivitas terkait data center seperti kabel fiber, koneksi satelit, dan lainnya.
Namun, proses pembangunan infrastruktur Indonesia yang masih dalam tahap awal ini disebut Paul juga dikarenakan oleh kondisi geografis yang menantang, dengan Indonesia yang memiliki banyak pulau. Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam persiapan mendirikan data center, seperti host dan ketersediaan layanan cloud computing atau komputasi awan.
IBM yakin jika Indonesia berhasil mengatasi tantangan-tantangan tersebut, maka terdapat potensi besar untuk dapat menikmati manfaat dari transformasi digital dan meraup keuntungan besar dari pertumbuhan ekonomi digital.
Sementara untuk perusahaan di Indonesia, IBM menilai bahwa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan tantangan geografis ataupun konektivitas data center, tetapi juga soal kemampuan.
“Indonesia memiliki banyak hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan pelatihan serta pengembangan kemampuan soal cloud, sehingga kemampuan ini bisa menjadi lebih umum di Indonesia,” tutur Paul.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sendiri telah menjalin kerja sama dengan IBM untuk dapat mengembangkan keterampilan serta keahlian generasi muda di bidang teknologi informasi, yang dilakukan melalui Beasiswa Talenta Digital. Program ini bertujuan untuk mengasah talenta muda dalam ilmu data science dan machine learning.
IBM pun menyebut bahwa dunia tidak akan kembali ke masa sebelum pandemi, oleh karena itu pelaku bisnis perlu menempatkan investasi teknologi yang tepat, serta membangun tenaga kerja untuk masa depan guna menghadapi ketidakpastian, gangguan yang tidak terhindarkan, serta perubahan yang tidak pernah berakhir.
IBM kemudian menyinggung soal peran digitalisasi untuk industri di Indonesia, yang dinilai berdasarkan lanskap teknologi saat ini hybrid cloud dan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan dua kekuatan dominan yang mendorong transformasi digital di seluruh sektor industri.
IBM meyakini bahwa tanpa teknologi cloud dan AI, kebutuhan untuk tingkat kecepatan dan kelincahan yang tinggi bagi industri kemudian akan sulit dipenuhi. Kedua kebutuhan itu pun sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan industri.
Teknologi AI juga dinilai IBM telah berubah dari hype menjadi harapan, yang sangat relevan di Indonesia karena AI telah banyak dimanfaatkan oleh industri untuk dapat meningkatkan produktivitas, otomatisasi pekerjaan berulang, menghemat biaya, dan mempercepat transformasi digital.
“Ada lebih dari 2.5 quintillion bytes data yang dibuat setiap hari. Pada akhirnya, apa yang lihat hari ini adalah data, bukan hanya software. Satu-satunya cara kita tahu bagaimana memahami jumlah data yang fenomenal banyaknya adalah dengan AI,” ungkap Paul.
Teknologi cloud dan AI kemudian diyakini sebagai teknologi yang paling dominan mendorong transformasi digital. Keduanya dapat menentukan kecepatan perusahaan atau organisasi untuk dapat berporos ke peluang pasar baru, efektivitas melayani klien, serta kemampuan dalam meningkatkan skala operasional.