Cloudera Punya Bos Baru Sebagai Pemimpin AI di Indonesia
- Rita Puspita Sari
- •
- 15 Jan 2024 14.00 WIB
Dalam upaya mengokohkan posisinya di Indonesia, Cloudera, perusahaan solusi teknologi, mengumumkan penunjukan Sherlie Karnidta sebagai Regional Vice President (RPV) dengan fokus utama pada pengembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Penunjukan Sherlie ini sejalan dengan komitmen Cloudera untuk memberikan akses terhadap kemampuan data hybrid, multi-cloud, dan memfasilitasi penggunaan AI guna meningkatkan kesuksesan dan transformasi bisnis pelanggan.
Sebagai RPV, Sherlie akan memimpin ekspansi Cloudera di Indonesia, memetakan strategi perencanaan, dan mengembangkan jalur distribusi yang terarah. Dukungan penuh diberikan oleh Vice President Cloudera untuk Asia Pasifik dan Jepang, Remus Lim, yang menyatakan keyakinannya pada kemampuan Sherlie dan tim Indonesia yang luar biasa.
Sherlie, yang sebelumnya menjabat sebagai senior account director sejak tahun 2019, membawa pengalaman hampir dua dekade di industri solusi perangkat lunak enterprise. Gelar Sarjana Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menambahkan keunggulan dalam pemahaman teknologi dan strategi bisnis.
"Saya sepenuhnya percaya dengan kemampuan Sherlie dalam memperkuat keberadaan Cloudera di Indonesia dan mencapai kesuksesan bersama dengan seluruh tim Indonesia yang luar biasa,” kata Vice President Cloudera untuk Asia Pasifik dan Jepang, Remus Lim, dikutip Jumat (12/1/2023)
Sherlie, dengan keyakinannya pada potensi pertumbuhan AI dan machine learning (ML) di Indonesia, berkomitmen untuk membantu pelanggan Cloudera meraih kesuksesan dengan enterprise AI yang terpercaya. "Saya akan membantu pelanggan Cloudera indonesia meraih kesuksesan yang lebih besar dengan enterprise AI yang terpercaya,” ucap Sherlie menegaskan. Peningkatan fokus pada kecerdasan buatan tampaknya sejalan dengan prediksi Twilio, platform interaksi pelanggan, yang memproyeksikan pengaruh AI terhadap strategi pemasaran di Indonesia pada tahun 2024.
Menurut Twilio, teknologi AI dan ML akan semakin diandalkan untuk membantu brand menetapkan segmentasi pasar, membuat konten yang lebih terarah dan efektif, serta menciptakan pengalaman interaksi pelanggan yang lebih baik. Twilio memperkirakan bahwa pemasar akan fokus pada pengalaman personal yang lebih besar, dengan integrasi AI dan ML sebagai bagian penting dari rantai nilai pengalaman pelanggan.
Dengan analisis data pelanggan individu, AI dan ML diharapkan mampu membuat pesan, email, atau rekomendasi produk yang spesifik dan disesuaikan dengan profil masing-masing pelanggan. Ini membuka peluang bagi pemasar untuk menciptakan konten dengan tingkat personalisasi yang tinggi dalam skala yang lebih besar.
Twilio juga menyoroti keunggulan algoritma AI dalam memproses data besar untuk mengidentifikasi pola dan segmen pelanggan yang efektif. Selain itu, prediksi Twilio menyatakan bahwa batas antara kebiasaan belanja online dan offline akan semakin kabur di tahun 2024, dengan fokus pada menciptakan pengalaman belanja yang menyenangkan di berbagai platform jual beli yang tersedia