Manfaatkan IoT, Bio Farma Mulai Distribusikan Vaksin COVID-19
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 05 Jan 2021 11.11 WIB
Produsen vaksin terkemuka dan terbesar di Asia Tenggara milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bio Farma (Persero) mulai melakukan distribusi vaksin COVID-19 ke seluruh penjuru Indonesia pada Senin, 4 Januari 2021. Pada pendistribusiannya, Bio Farma memanfaatkan teknologi internet of things (IoT).
Teknologi IoT yang dimanfaatkan untuk distribusi vaksin ini menggunakan command center. IoT yang dimanfaatkan akan bekerja dengan memasang sensor suhu serta GPS pada kendaraan yang mengangkut vaksin. Command center yang digunakan akan mendeteksi keberadaan vaksin yang didistribusikan.
Soleh Ayubi, Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma menuturkan, sistem IoT bernama SMDV (Sistem Manajemen Distribusi Vaksin) ini akan diterapkan secara perdana pada distribusi vaksin CoronaVac dan Sinovac untuk seluruh tenaga kesehatan yang tersebar di 34 Provinsi Indonesia.
“Dengan adanya command center ini, merupakan salah satu cara Bio Farma untuk menjamin kualitas vaksin dengan memanfaatkan teknologi digital,” kata Soleh dalam keterangan pers, Senin (4/1/2021).
Soleh menambahkan, bila dalam perjalanan distribusi vaksin terdeteksi suhu di luar batas yang ditentukan, maka sistem akan mengirim peringatan ke command center. Bila petugas di command center telah menerima peringatan tersebut, maka pengemudi yang membawa vaksin akan segera dihubungi.
Selain menggunakan dashboard berbasis IoT, pergerakan distribusi vaksin corona dapat dipantau command center dengan alur proses. Alur proses yang dimaksud, adalah saat vaksin dikirimkan, total keseluruhan jumlah delivery order (DO) yang siap dikirim dapat dimonitor dengan mudah, baik yang dalam perjalanan maupun sudah sampai di tujuan.
Command center juga dapat melihat detail dari DO vaksin, seperti nomor, kode tersier, hingga kode sekunder dan vial vaksin.
“Command center ini juga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan kewenangan guna menjamin kualitas dan keamanan vaksin, serta disebarkan sesuai alokasi secara cepat, aktif, dan efisien,” tutup Soleh.