Akamai Hadirkan Komputasi Cloud di Jaringan Edge
- Rita Puspita Sari
- •
- 16 Feb 2024 17.11 WIB
Akamai Technologies, perusahaan cloud terkemuka, mengumumkan rencana ambisius untuk mengintegrasikan kemampuan komputasi cloud ke dalam jaringan edge globalnya. Inisiatif baru yang diberi nama Generalized Edge Compute (Gecko) bertujuan mempercepat strategi Akamai sebagai platform komputasi cloud paling terdistribusi di dunia. Langkah ini sesuai dengan tren meningkatnya penggunaan layanan cloud terdistribusi, seiring dengan meningkatnya permintaan akan performa yang lebih baik, latensi yang lebih rendah, dan skalabilitas global.
Transformasi Menuju Platform Komputasi Cloud Terdistribusi
Langkah Akamai ini hadir di momen yang tepat bagi industri teknologi, terutama mengingat hasil penelitian global yang dilakukan oleh ClearPath Strategies pada 2023. Menurut penelitian tersebut, 2/3 dari pengambil keputusan IT mengindikasikan bahwa penggunaan layanan cloud terdistribusi mereka akan meningkat dalam 12 bulan ke depan. Lebih dari sepertiga responden juga mengakui bahwa manfaat dari cloud terdistribusi, termasuk kemampuan memproses dan menganalisis AI serta data machine learning secara cepat dan efisien, sangat krusial bagi strategi IT mereka.
Akamai merespons tren ini dengan Gecko, inisiatif baru dengan strategi multiyear terbaru dari Akamai untuk menjadi platform terbaik di lingkungan multicloud enterprise. Langkah ini mencerminkan visi perusahaan untuk mewujudkan desain cloud yang baru, yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan aplikasi modern, seperti performa yang lebih baik, latensi yang lebih rendah, dan skalabilitas global yang nyata. Hal-hal ini menjadi penting karena arsitektur cloud yang ada saat ini terbatas dalam memenuhi tuntutan perkembangan teknologi yang semakin kompleks dan dinamis.
Manfaat Cloud Terdistribusi bagi Pengguna
Keputusan Akamai untuk merambah ke jaringan edge dengan Gecko tidak hanya respons terhadap tren, tetapi juga memberikan manfaat konkret bagi pengguna. Inisiatif ini memungkinkan perusahaan mendekatkan workload ke pengguna, perangkat, dan sumber data, memberikan pengalaman yang lebih baik.
Uji Coba dan Aplikasi Potensial Gecko
Uji coba awal Gecko, inisiatif terbaru Akamai, tengah berlangsung dengan sejumlah pelanggan enterprise. Antisipasi perusahaan terhadap penerapan teknologi ini sangat tinggi, terutama di kalangan pelanggan yang bergerak dalam bidang AI inferencing, multiplayer gaming, serta media sosial dan streaming.
Namun, Akamai tidak hanya berhenti di situ, mereka juga memproyeksikan bahwa kedepannya, Gecko memiliki potensi luas untuk diterapkan dalam berbagai konteks, mulai dari pengalaman belanja yang lebih imersif hingga komputasi spasial, analisis data, dan Internet of Things (IoT) untuk konsumen dan industri. Dengan berbagai kemungkinan aplikasi ini, Gecko berpotensi menjadi tonggak penting dalam evolusi teknologi komputasi cloud di masa mendatang.
Revolusi Arsitektur dengan Gecko
Arsitektur industri saat ini umumnya memisahkan jaringan cloud dan edge. Gecko dirancang untuk memungkinkan generalized compute dapat di-deploy di jaringan edge milik Akamai yang tersebar di seluruh dunia. Gecko memanfaatkan tools, proses, dan kemampuan observasi yang sudah ada untuk menyediakan pengalaman yang konsisten dari cloud hingga edge. Dengan memindahkan komputasi tradisional yang lebih berat dari pusat data tersentralisasi ke jaringan edge Akamai, Gecko membawa komputasi full stack ke ratusan lokasi yang sebelumnya sulit dijangkau. Langkah ini memungkinkan para pelanggan mendekatkan workload mereka ke pengguna dengan lebih efisien, membuka pintu untuk pengalaman pengguna yang lebih responsif dan adaptif.
Peran Penting Developer dalam Era Cloud Terdistribusi
Dengan menghadirkan komputasi cloud di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh penyedia cloud konvensional, para developer tidak perlu lagi memikirkan soal membangun untuk cloud atau membangun untuk edge. Dengan semakin tingginya demand para developer dari penyedia cloud dan edge mereka, Akamai berencana membuka peluang berinovasi di seluruh jaringan komputasi dengan cara mendorong konvergensi yang diperlukan untuk menaruh cloud computing power di edge. Namun, perlu dicatat bahwa konvergensi ini tidak akan menjadi kenyataan tanpa kehadiran Gecko, inovasi yang mengubah paradigma dalam ekosistem komputasi cloud dan edge.
Perkembangan Akamai Connected Cloud
Dengan dinobatkannya Akamai Connected Cloud sebagai platform cloud terdistribusi terbesar di dunia, Akamai menegaskan posisinya di industri. Jaringannya yang mencakup 4.100 point of presence secara global memberikan pengalaman terotomatisasi, efisien, dan andal. Dengan menggabungkan teknologi cloud dan edge, Akamai menghadirkan keunggulan di performa harga, latensi rendah, dan keamanan aplikasi dan data.
"Akamai menepati janjinya saat mengakuisisi Linode dengan segera mengintegrasikan komputasi ke dalam bauran keamanan dan delivery," ujar Dave McCarthy, IDC, Research Vice President, Cloud and Edge Services. "Apa yang mereka kerjakan dengan Gecko saat ini menggambarkan dunia cloud yang lebih terdistribusi, yang didorong oleh tuntutan untuk membawa komputasi dan data lebih dekat ke edge."
Tiga Fase Implementasi
Roadmap Gecko Akamai terdiri dari tiga fase. Pada fase pertama roadmap ini, yang baru saja diumumkan, Akamai memamerkan ambisinya untuk menghadirkan komputasi dengan dukungan untuk mesin virtual di 100 kota sebelum akhir tahun ini. Langkah ini tidak hanya mencerminkan kecepatan implementasi, tetapi juga menunjukkan tekad Akamai untuk memberikan dampak signifikan di tingkat lokal, mendekatkan kekuatan komputasi cloud kepada lebih banyak pengguna di berbagai lokasi.
Namun, yang membuat roadmap Gecko semakin menarik adalah rencana ekspansi Akamai pada tahun 2024. Dalam waktu yang relatif singkat, perusahaan ini berencana membangun region baru dengan arsitektur Gecko di kota-kota kunci seperti Hong Kong SAR, Kuala Lumpur, Querétaro, dan Johannesburg. Akamai juga menunjukkan keberaniannya dengan memasuki kota-kota yang belum diramaikan oleh para hyperscaler, seperti Bogotá, Denver, Houston, Hamburg, dan Marseille. Puncaknya adalah pembangunan region Gecko ke-10 di Santiago, Chili, yang direncanakan akan rampung pada akhir kuartal pertama tahun depan.
Tidak hanya itu, Akamai telah memasukkan fase kedua ke dalam roadmap ini, yang akan dimulai akhir tahun ini. Pada fase ini, mereka berencana menambahkan container ke dalam bauran teknologinya, membuka peluang baru dalam pengelolaan aplikasi dan pengembangan lebih lanjut. Melangkah lebih jauh, pada fase ketiga, Akamai akan memperkenalkan orkestrasi workload otomatis, yang diharapkan memudahkan para developer dalam menciptakan aplikasi di ratusan lokasi yang tersebar.
Tujuan akhirnya adalah menciptakan pengalaman pengguna yang konsisten di setiap core compute region dan edge. Akamai sepertinya memahami betul bahwa tidak hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang memberikan kualitas yang berkelanjutan kepada pengguna di seluruh dunia.
Dengan roadmap yang ambisius ini, Akamai tidak hanya berusaha menciptakan teknologi yang terdepan, tetapi juga berperan dalam membentuk masa depan komputasi cloud yang lebih inklusif dan responsif. Melangkah ke depan dengan Gecko, mereka bukan hanya merencanakan revolusi, tetapi mereka menjadi arsitek utama di dalamnya. Kita dapat menantikan perubahan besar yang akan membawa dunia komputasi cloud ke dimensi yang lebih maju dan terkoneksi.
Inisiatif Gecko adalah langkah besar Akamai dalam menghadirkan revolusi komputasi cloud yang lebih terhubung dan terdistribusi. Dengan kombinasi keunggulan jaringan dan teknologi cloud, Akamai siap memimpin industri menuju era cloud yang lebih terkoneksi dan responsif, memberikan manfaat nyata bagi pengguna dan developer di seluruh dunia.