AI Terbaru Paige dan Microsoft Buka Era Baru Diagnosis Kanker
- Pabila Syaftahan
- •
- 11 Agt 2024 17.04 WIB
Virchow2 dan Virchow2G bukan sekadar pengembangan teknologi biasa. Model-model ini dikembangkan berdasarkan data yang sangat luas, melibatkan lebih dari tiga juta slide patologi yang dikumpulkan dari 800 laboratorium di 45 negara. Paige berhasil mengumpulkan data ini dari lebih dari 225.000 pasien, memastikan bahwa dataset ini mencerminkan berbagai jenis kelamin, ras, kelompok etnis, dan wilayah yang ada di seluruh dunia. Dengan demikian, model ini diharapkan mampu memberikan hasil diagnosis yang lebih akurat dan aplikatif untuk berbagai populasi pasien.
Salah satu aspek paling menarik dari Virchow2 dan Virchow2G adalah cakupan mereka yang sangat luas. Model-model ini mencakup lebih dari 40 jenis jaringan dan berbagai metode pewarnaan, menjadikannya sangat fleksibel dalam menangani berbagai jenis kanker. Virchow2G, misalnya, memiliki 1,8 miliar parameter, menjadikannya model patologi terbesar yang pernah dibuat. Ini bukan hanya sekadar angka besar; model ini menetapkan standar baru dalam pelatihan, skala, dan kinerja AI dalam patologi.
Dr. Thomas Fuchs, pendiri dan kepala ilmuwan Paige, menekankan potensi besar dari model-model ini. Menurutnya, kita baru mulai menyadari sejauh mana model dasar ini bisa mengubah pemahaman kita tentang kanker melalui pendekatan komputasi dalam patologi. Fuchs percaya bahwa Virchow2 dan Virchow2G akan sangat membantu para ahli patologi dalam melakukan diagnosis, serta menjadi alat penting dalam perkembangan metode pengobatan yang lebih tepat sasaran dan perawatan pasien yang lebih personal.
Razik Yousfi, wakil presiden senior teknologi di Paige, juga menyuarakan optimisme serupa. Ia menyatakan bahwa model-model ini bukan hanya mewujudkan konsep pengobatan presisi, tetapi juga meningkatkan akurasi dan efisiensi diagnosis kanker. Lebih jauh lagi, Yousfi menekankan bahwa model ini mendorong batas-batas yang ada dalam bidang patologi dan perawatan pasien, membuka peluang baru yang sebelumnya tidak mungkin tercapai.
Namun, inovasi ini tidak hanya relevan bagi diagnosis kanker saat ini. Paige telah mengembangkan aplikasi AI klinis yang dapat digunakan oleh ahli patologi untuk mendeteksi kanker pada lebih dari 40 jenis jaringan yang berbeda. Aplikasi ini memungkinkan identifikasi area-area yang berpotensi berbahaya dengan lebih cepat dan akurat, yang pada gilirannya dapat mengurangi kesalahan dalam diagnosis. Hal ini sangat penting, terutama dalam menangani jenis-jenis kanker yang jarang ditemukan, di mana kesalahan diagnosis bisa berakibat fatal.
Selain fokus pada diagnosis, Paige juga mengembangkan modul AI yang dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan di bidang ilmu hayat dan farmasi. Modul-modul ini dapat digunakan dalam berbagai aspek, mulai dari penargetan terapeutik, identifikasi biomarker, hingga desain uji klinis. Dengan adanya alat ini, diharapkan uji coba klinis bisa berjalan lebih efektif dan efisien, serta mempercepat pengembangan terapi baru yang lebih ampuh.
Untuk para peneliti, kabar baiknya adalah model Virchow2 kini tersedia di platform Hugging Face untuk keperluan penelitian non-komersial. Sementara itu, rangkaian lengkap modul AI yang dikembangkan oleh Paige kini sudah bisa digunakan secara komersial. Dengan akses yang lebih luas ini, diharapkan perkembangan dalam penelitian dan pengobatan kanker dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah.
Secara keseluruhan, peluncuran model AI terbaru oleh Paige dan Microsoft ini menandai kemajuan signifikan dalam upaya global melawan kanker. Kolaborasi antara dua perusahaan besar ini menunjukkan bahwa penggabungan antara data masif dan teknologi AI mutakhir dapat menciptakan solusi yang lebih canggih dan tepat sasaran. Dengan kemampuan untuk melakukan diagnosis yang lebih akurat dan menyediakan perawatan yang lebih personal, Virchow2 dan Virchow2G membuka peluang baru bagi masa depan onkologi yang lebih cerah.