5 Penerapan Teknologi AI untuk Tingkatkan Pelayanan Kesehatan
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 18 Apr 2022 09.59 WIB
Sistem pelayanan kesehatan beberapa waktu terakhir ini menghadapi tantangan besar terkait permintaan untuk peningkatan pelayanan, biaya kesehatan, hingga sumber daya manusia (SDM). Menjawab tantangan ini, teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dinilai dapat menjadi solusi.
Perwakilan tim dari Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Agus Mutamakin, M.Sc menyampaikan, bahwa AI merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan pada sistem pelayanan kesehatan. Upaya ini pun dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Tentu kedepannya kita ingin supaya kualitas pelayanan bisa kita penuhi, jadi pelayanan kesehatannya tinggi baik untuk individu maupun masyarakat, dan tentu dari sisi biayanya akan bisa ditekan,” ujar Agus melalui webinar, Selasa (12/4/2022).
Agus kemudian menuturkan pula bahwa selama pandemi COVID-19, AI telah banyak digunakan untuk penanganan, mulai dari diagnosa pencitraan paru orang yang tertular, untuk keparahan pneumonia yang bisa dideteksi.
Pada proses penerapannya, Agus mengaku bahwa teknologi AI di rumah sakit masih belum banyak di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah hal yang perlu dipersiapkan, baik dari sisi penyedia layanan maupun sumber dayanya.
“Untuk penerapan AI tidak semudah membeli aplikasinya, kemudian diterapkan. Hal ini jika dilihat dari strategi nasional perlu persiapan mulai dari institusi atau rumah sakit yang menerapkan harus memiliki sistem informasi elektronik,” jelas Agus.
Agus kemudian menyebut bahwa terdapat beberapa potensi penerapan teknologi AI untuk layanan rumah sakit di Indonesia, diantaranya:
1. Penggunaan fitur chatbot bagi pasien
Menurut Agus, pasien harus bisa melakukan interaksi dengan AI untuk dapat menginformasikan gejala yang mereka alami, untuk kemudian selanjutnya akan diberikan rekomendasi jika pasien perlu melakukan pemeriksaan di rumah sakit serta dokter yang akan menangani.
Agus pun menuturkan bahwa sudah ada beberapa yang menyediakan layanan ini, namun sayangnya memang belum banyak rumah sakit yang memanfaatkan solusi chatbot untuk pasien ini.
2. Pemanfaatan AI untuk deteksi masker wajah
Fasilitas kesehatan di Indonesia memerlukan teknologi untuk mendeteksi penggunaan masker, terlebih di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Menurut Agus, teknologi ini bisa diterapkan dengan cara mendeteksi apakah orang yang memasuki fasilitas kesehatan menggunakan masker atau tidak.
Selain itu, teknologi AI ini juga disebut dapat memeriksa suhu tubuh pengunjung secara bersamaan ketika pengunjung menghadapkan wajah mereka ke kamera yang sudah dilengkapi dengan teknologi AI.
3. Optimalisasi pada proses hambatan
AI juga memiliki potensi untuk diterapkan dalam optimasi proses yang memprediksi kapan pasien akan masuk dan menjalani perawatan di rumah sakit. Dukungan AI untuk optimasi proses ini kemudian bisa membantu rumah sakit untuk mengetahui kendala apa saja yang harus diatasi agar pasien dapat tertangani dengan baik.
4. Optimalisasi kamar operasi
Teknologi AI juga dinilai dapat meningkatkan ketersediaan kamar operasi di rumah sakit. Hal ini dilakukan melalui penghitungan skor waktu dengan riwayat tindakan medis oleh dokter bedah.
“Ini bisa memprediksi jadwal dokter bedah sehingga bisa mengalokasikan slot yang pas. Penggunaan kamar operasi kemudian juga bisa lebih optimal,” kata Agus.
5. Optimalisasi deteksi kanker pada citra medis
Terakhir, AI dinilai dapat mendeteksi tanda-tanda yang mengindikasikan adanya tumor atau kanker melalui mamografi. AI kemudian dapat membantu deteksi lebih cepat terhadap tumor dan kanker sehingga penanganan terhadap keduanya juga bisa dilakukan dengan cepat.
Pemanfaatan teknologi AI di bidang kesehatan kemudian diperlukan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas bagi pasien. Selain itu, penanganan yang tepat dan cepat juga dapat diberikan untuk kesembuhan pasien.