Resmi Dilantik sebagai Dirjen Aptika, Ini Profil Hokky Situngkir
- Rita Puspita Sari
- •
- 20 Jul 2024 14.18 WIB
Hokky Situngkir telah resmi ditunjuk sebagai Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) baru di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Penggantian ini dilakukan setelah Semuel Abrijani Pangerapan mengundurkan diri dari jabatannya beberapa pekan lalu. Kepastian penunjukan Hokky dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo, Usman Kansong, pada Jumat (19/7/2024).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa pelantikan Hokky Situngkir sebagai Dirjen Aptika Kemenkominfo karena alasan yang mendesak. Meski begitu, Budi menyampaikan bahwa proses pelantikan Hokky Situngkir sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Pak Hokky ‘kan punya latar belakang, ini urgensi. Keperluan untuk me-recovery semuanya, mendesak. Latar belakang [Hokky Situngkir] elektro ITB ” ungkapnya.
Profil Hokky Situngkir
Hokky Situngkir bukanlah nama asing di dunia teknologi dan pemerintahan. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Penasihat Teknologi Informasi Senior di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada 2019–2020. Selain itu, ia juga pernah menjadi Penasihat Teknologi Informasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada Januari 2018–Desember 2019.
Lebih lanjut, Hokky adalah pendiri dan peneliti di Bandung Fe Institute, sebuah lembaga riset yang ia dirikan pada 2004 dan juga tercatat sebagai Peneliti di Center for Complexities, Surya University. Di lembaga tersebut, ia menjabat sebagai Presiden dan memiliki pengalaman luas di bidang fisikawan dan ilmu sosial. Dalam kapasitas ini, ia berkontribusi dalam berbagai pertemuan ilmiah internasional, termasuk Conference of Application of Physics in Financial Analysis, World New Economic Window, International Conference in Computational Intelligence in Economics and Finance dan Asia Pacific Forum on Cultures-based Innovation. Keterlibatannya dalam konferensi-konferensi tersebut menandakan dedikasinya untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dalam bidang kompleksitas dan inovasi.
Pria kelahiran 7 Februari 1978 ini merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Elektro. Selama di ITB, ia aktif dalam berbagai organisasi kampus, termasuk Majelis Permusyawaratan Mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Elektroteknik dan sebagai Kepala Divisi Budaya Unit Kesenian Sumatera Utara ITB. Keterlibatannya dalam organisasi-organisasi ini menegaskan komitmennya terhadap pengembangan diri dan kontribusi terhadap komunitas.
Pada tahun 2014, Hokky meraih silver medal di Ganesha Innovation Championship Award (GICA), sebuah penghargaan dari Ikatan Alumni ITB, yang semakin memperkuat reputasinya di dunia akademik dan inovasi teknologi.
Selain aktivitas akademik dan penelitian, Hokky juga dikenal karena inisiatif sosialnya. Ia merintis Gerakan Sejuta Data Budaya (GSDB), sebuah usaha untuk melestarikan budaya Indonesia melalui Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI). Gerakan ini bertujuan untuk mendigitalkan dan mendokumentasikan data budaya Indonesia dengan melibatkan komunitas muda pecinta budaya yang disebut "Sobat Budaya". Melalui gerakan ini, Hokky berusaha menjaga kekayaan budaya Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi. Ia juga dikenal sebagai cucu dari Liberty Manik, seorang komponis terkenal yang menciptakan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”.
Hokky Situngkir aktif mempromosikan budaya Indonesia dengan menggunakan sains dan teknologi. Ia terlibat dalam berbagai proyek yang mengintegrasikan teknologi informasi dengan pelestarian budaya, mengembangkan perangkat lunak dan aplikasi yang memudahkan akses publik terhadap informasi budaya. Karyanya mencakup perangkat komputasi untuk komputer meja serta aplikasi mobile yang tersedia baik secara luring maupun daring.
Pada tahun 2009, Hokky bersama Rolan Dahlan menerbitkan buku Fisika Batik. Buku ini mengungkap hubungan yang erat antara fisika dan batik. Fisika batik dapat menjelaskan karya seni rupa dua dimensi yang sudah lama sekali. Bahkan, fisika batik bisa menjelaskan cara membaca pikiran para pembatik dilihat dari sudut pandang fisika.
Tak cuma itu, ia juga sempat mendapat penghargaan Bakrie Award 2011 sebagai ilmuwan berprestasi. Sebelumnya, dia juga telah menyabet lima penghargaan dari Business Innovation Center bersama Kementerian Riset dan Teknologi.
Dikutip dari Borobudur Writers, penelitian-penelitian Hokky mendapat penghargaan most prospective Innovations in Indonesia (2009-2011) dari Kementerian Negara Riset & Teknologi. Hokky juga merupakan Ashoka Fellow sejak 2012.
Ia juga mencatat rekor dunia Basis Data Batik secara Matematis dan Geometris dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2012, Penghargaan Nasional HaKI dari Menteri Negara Hukum dan HAM (2013). Ia juga dinobatkan sebagai Tokoh Penemu Indonesia oleh Majalah Tempo pada tahun 2012.
Sebagai peneliti dan pembina, Hokky juga berkomitmen untuk membimbing generasi muda. Ia aktif menjadi mentor di Center for Young Scientists, Surya University, membantu pelajar-pelajar belia dari berbagai sekolah menengah yang mewakili Indonesia dalam ajang internasional. Melalui perannya sebagai mentor, Hokky memberikan bimbingannya yang berkontribusi pada prestasi mereka di berbagai kompetisi internasional.
Tugas dan Harapan untuk Hokky Situngkir
Salah satu tantangan besar yang harus dihadapi Hokky Situngkir sebagai Dirjen Aptika adalah menyelesaikan masalah peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. Peretasan yang dilakukan oleh ransomware Brain Cipher pada 20 Juni 2024 telah mengakibatkan gangguan besar pada layanan publik. Menurut Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, Hokky harus segera memulihkan layanan PDNS untuk menghindari kerugian lebih lanjut bagi masyarakat.
Heru juga menekankan pentingnya melakukan audit menyeluruh pada PDNS untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. “Makin tertunda layanan dipulihkan, maka kerugian terkait pemberian layanan ke masyarakat juga makin besar,” kata Heru. Ia menambahkan bahwa ancaman kejahatan siber dan ransomware terus meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Namun, proses penunjukkan Hokky Situngkir sebagai Dirjen Aptika juga mendapat sorotan. Heru mempertanyakan apakah penunjukkan pejabat setingkat dirjen bisa dilakukan tanpa seleksi terbuka. Menurutnya, biasanya Kemenkominfo melakukan seleksi terbuka untuk posisi tersebut.
Ian Yosef M. Edward, Ketua Pusat Studi dan Kebijakan Regulasi Telekomunikasi ITB, juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengatakan bahwa Hokky perlu meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber dan mempersiapkan diri untuk implementasi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang akan segera berlaku.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong membenarkan bahwa posisi Dirjen Aptika baru diisi oleh Hokky Situngkir. “Betul, Kemenkominfo menunjuk Hokky Situngkir sebagai Dirjen Aptika baru],” kata Usman dilansir dari BisnisTekno, Jumat (19/7/2024).
Pengunduran Diri Semuel Abrijani Pangerapan
Sebelum Hokky Situngkir diangkat, Semuel Abrijani Pangerapan mengumumkan pengunduran dirinya pada 4 Juli 2024, setelah insiden peretasan PDNS 2. Dalam konferensi pers, Semuel menyatakan bahwa insiden tersebut adalah tanggung jawabnya sebagai Dirjen yang sedang menjalankan proses transformasi pemerintahan. “Saya menyatakan bahwa per 1 Juli kemarin saya sudah mengajukan secara lisan dan suratnya sudah saya serahkan kemarin pada Menteri Kominfo. Terima kasih atas kerjasamanya yang terjalin selama ini, dan saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan perkataan saya yang kurang berkenan,” kata Semuel yang akrab disapa Semmy, Kamis (4/7/2024).
Semuel mengambil tanggung jawab atas kejadian tersebut secara moral dan menegaskan bahwa tanggung jawab itu harus selesai di dirinya. “Alasannya, kejadian ini bagaimanapun juga secara teknis adalah tanggung jawab saya sebagai Dirjen dalam proses transformasi pemerintahan,” tuturnya.
Dia menyampaikan bahwa tanggung jawab ini diambil secara moral dan harus selesai di dirinya. “Jadi saya mengambil tanggung jawab ini secara moral, dan saya menyatakan harusnya selesai di saya, karena ini adalah masalah yang harus saya tangani dengan baik,” pungkasnya.
Dengan penunjukkan Hokky Situngkir sebagai Dirjen Aptika yang baru, Kemenkominfo berharap bahwa berbagai tantangan dan permasalahan yang ada dapat segera diatasi. Hokky, dengan latar belakang dan pengalamannya yang luas, diharapkan mampu membawa perubahan positif dan meningkatkan kinerja Kemenkominfo di masa depan. Ke depan, masyarakat akan menunggu langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh Hokky dalam mengatasi berbagai tantangan di sektor teknologi dan informasi.