Waspada Penipuan Kode OTP: Kenali Bahaya & Cara Menghindarinya


Ilustrasi Password

Ilustrasi Password

Kemajuan teknologi telah memberikan banyak kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari bertransaksi, berkomunikasi, hingga berbelanja online. Namun, di balik semua kemudahan tersebut, terdapat risiko yang semakin besar, salah satunya adalah ancaman penipuan kode One-Time Password (OTP).

Penipuan ini semakin marak terjadi dan dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi para korbannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa itu kode OTP, bagaimana cara kerjanya, serta bagaimana modus penipuan yang kerap dilakukan dan cara untuk menghindarinya.

 

Apa Itu Kode OTP?

Kode OTP atau One-Time Password adalah sebuah password sementara yang hanya dapat digunakan satu kali dalam waktu tertentu. Kode ini sering digunakan untuk membantu proses verifikasi ketika seseorang melakukan login atau transaksi, baik pada sistem komputer maupun perangkat digital lainnya. Dengan sifatnya yang sementara, kode OTP memberikan lapisan keamanan tambahan yang sulit ditembus oleh pihak yang tidak berwenang.

Kode OTP biasanya dihasilkan oleh mesin atau perangkat khusus (machine-generated) dan dikirimkan melalui berbagai metode, seperti SMS, email, atau panggilan telepon. Setiap kode yang dihasilkan bersifat unik dan hanya dapat digunakan satu kali, sehingga sulit untuk diprediksi atau disalahgunakan. Sebagian besar kode OTP juga menggunakan algoritma pseudorandomness, yang memastikan bahwa kode yang dihasilkan acak dan tidak dapat ditebak.

 

Jenis-Jenis Kode OTP

Kode OTP dapat dikirimkan melalui beberapa metode, dan masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahannya tersendiri. Berikut ini adalah beberapa jenis kode OTP yang paling umum digunakan:

  1. SMS OTP: Kode OTP dikirimkan melalui pesan SMS ke nomor telepon yang telah terdaftar. Ini adalah metode yang paling umum digunakan karena mudah dan cepat. Namun, ada risiko jika ponsel hilang atau dicuri.
  2. Email OTP: Kode OTP dikirimkan ke alamat email yang telah terdaftar. Selain kode, email yang diterima juga biasanya berisi tautan yang mengarahkan pengguna ke halaman verifikasi. Metode ini cukup aman, namun memerlukan akses internet untuk membuka email.
  3. Call OTP: Kode OTP dikirimkan melalui panggilan telepon ke nomor yang terdaftar. Metode ini sering digunakan untuk menghindari keterlambatan pengiriman kode melalui SMS atau email. Namun, pengguna harus memastikan bahwa mereka dapat menerima panggilan telepon saat dibutuhkan.

 

Cara Kerja Kode OTP

Ilustrasi OTP

Kode OTP biasanya digunakan ketika seseorang ingin melakukan transaksi online atau login ke suatu akun. Berikut adalah cara umum untuk mendapatkan dan menggunakan kode OTP:

  1. Transaksi Online:
    • Lakukan transaksi online melalui situs web atau aplikasi.
    • Kode OTP akan otomatis dikirimkan ke nomor telepon yang terdaftar.
    • Masukkan kode OTP tersebut pada halaman verifikasi transaksi.
    • Jika kode yang dimasukkan benar, transaksi akan berhasil.
  2. Login Akun:
    • Lakukan login pada aplikasi atau situs web.
    • Masukkan nomor telepon yang masih aktif untuk menerima kode OTP.
    • Setelah menerima kode OTP, masukkan kode tersebut pada halaman login.
    • Jika kode yang dimasukkan benar, pengguna akan dapat mengakses akunnya.

 

Fungsi Kode OTP

Fungsi utama kode OTP adalah untuk memberikan lapisan keamanan tambahan dalam proses verifikasi identitas pengguna. Kode OTP sering digunakan dalam berbagai aplikasi dan layanan, termasuk aplikasi perbankan, e-commerce, media sosial, pinjaman online, dan e-payment. Dengan adanya kode OTP, risiko penyalahgunaan akun oleh pihak yang tidak berwenang dapat dikurangi secara signifikan.

Bagi perusahaan atau bisnis, kode OTP juga berfungsi sebagai alat untuk melindungi privasi dan keamanan transaksi. Karena kode OTP bersifat sementara dan acak, peluang bagi pihak yang berniat jahat untuk menyalahgunakan akun atau melakukan transaksi tanpa izin menjadi sangat kecil.

 

Penipuan OTP

Penipuan OTP adalah salah satu bentuk kejahatan siber yang memanfaatkan kelemahan dalam sistem keamanan OTP. Pelaku penipuan biasanya mencoba mendapatkan kode OTP korban melalui berbagai cara, termasuk phishing atau social engineering.

 

Modus Penipuan OTP

Penipuan OTP

Dilansir dari website OJK, terdapat dua modus penipuan yang paling sering digunakan oleh pelaku untuk menjerat korban, yaitu penipuan melalui upgrade jaringan kartu telepon dan perubahan tarif biaya fasilitas bank. Mari kita bahas kedua modus ini secara rinci agar kita dapat lebih waspada.

1. Modus Upgrade Jaringan Kartu Telepon

Penipuan dengan modus upgrade jaringan kartu telepon merupakan salah satu cara yang sering digunakan oleh pelaku untuk mendapatkan akses ke akun mobile banking korban. Berikut tahapan-tahapan yang biasanya terjadi dalam modus ini:

  1. Penipuan Awal: Mengaku Sebagai Operator Seluler
    Penipu memulai aksinya dengan menghubungi korban dan berpura-pura menjadi operator seluler. Mereka menawarkan upgrade jaringan kartu telepon seluler dengan dalih agar layanan komunikasi menjadi lebih baik.
  2. Instruksi Penggantian Kartu
    Korban kemudian diberikan serangkaian instruksi untuk mengganti kartu telepon selulernya. Setelah itu, korban akan menerima PIN aktivasi untuk kartu baru yang diklaim oleh penipu sebagai bagian dari proses upgrade.
  3. Permintaan PIN Aktivasi
    Penipu meminta korban untuk membacakan PIN aktivasi tersebut. Dengan PIN ini, penipu dapat mengaktifkan kartu telepon seluler baru yang telah mereka siapkan. Kartu baru ini, secara fisik, berada di tangan penipu.
  4. Aktivasi Mobile Banking via SMS
    Langkah berikutnya, penipu meminta korban untuk memberikan nomor telepon atau kontak lain. Kemudian, melalui nomor tersebut, penipu menginstruksikan korban untuk melakukan aktivasi mobile banking via SMS.
  5. Pengiriman PIN Aktivasi Mobile Banking ke Kartu Baru
    Karena kartu lama korban telah dinonaktifkan, bank akan mengirimkan PIN aktivasi mobile banking ke nomor kartu baru yang sudah berada di tangan penipu. Dengan demikian, penipu mendapatkan akses ke PIN mobile banking korban.
  6. Akses dan Pencurian Dana
    Setelah berhasil mendapatkan PIN, penipu dapat dengan mudah mengakses akun mobile banking korban dan segera memindahkan dana ke rekening mereka. Korban biasanya baru menyadari penipuan ini setelah mengalami kerugian finansial.

2. Modus Perubahan Tarif Biaya Fasilitas Bank

Selain penipuan dengan modus upgrade jaringan kartu telepon, modus perubahan tarif biaya fasilitas bank juga sering terjadi, terutama di kalangan pengguna uang elektronik. Berikut adalah alur dari modus ini:

  1. Menakut-nakuti Korban dengan Perubahan Tarif
    Penipu mengawali aksinya dengan menginformasikan kepada korban bahwa ada perubahan tarif pada fasilitas yang disediakan oleh bank, misalnya untuk penggunaan uang elektronik. Penipu sengaja menyebutkan biaya yang sangat tinggi, yaitu sekitar Rp150.000,-, untuk menakut-nakuti korban.
  2. Pura-Pura Membantu dengan Pengkinian Data
    Jika korban merasa keberatan dengan biaya tersebut, penipu berpura-pura menawarkan solusi dengan meminta korban untuk melakukan pengkinian data. Penipu akan meyakinkan korban bahwa hal ini diperlukan agar tidak dikenakan biaya yang tinggi.
  3. Mencuri Informasi Rahasia
    Dalam proses pengkinian data ini, penipu mulai meminta korban untuk memberikan informasi rahasia seperti PIN dan/atau OTP (One Time Password). Mereka berdalih bahwa informasi ini diperlukan untuk menyelesaikan proses pengkinian data.
  4. Transaksi yang Dilakukan Penipu
    Setelah mendapatkan PIN dan/atau OTP, penipu segera melakukan transaksi keuangan menggunakan informasi yang telah mereka curi. Transaksi ini berhasil dilakukan tanpa sepengetahuan korban, yang akhirnya akan mengalami kerugian finansial.

 

Cara Menghindari Penipuan OTP

Ilustrasi OTP 2

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan beberapa tips yang dapat membantu masyarakat untuk menghindari penipuan OTP. Berikut adalah tiga tips utama yang harus diingat:

  1. Jaga Data Pribadi dengan Baik:
    • Jangan pernah memberikan data pribadi Anda kepada orang asing, terutama di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan, atau acara car free day. Penipu sering kali menyamar sebagai petugas resmi bank atau lembaga lainnya untuk mendapatkan informasi pribadi.
    • Pastikan Anda hanya memberikan informasi pribadi kepada pihak yang benar-benar resmi dan terpercaya.
  2. Cek Alamat Email dan Situs Resmi:
    • Penipu sering kali mencoba mendapatkan data pribadi melalui email, telepon, atau media komunikasi lainnya. Selalu cek kembali alamat email dan situs yang Anda kunjungi untuk memastikan keasliannya.
    • Hindari mengklik tautan yang mencurigakan atau mengunduh lampiran dari email yang tidak dikenal.
  3. Jangan Pernah Memberikan Informasi Rahasia:
    • Jangan pernah memberikan informasi rahasia seperti OTP, PIN, CVV/CVC, atau tanggal kadaluarsa kartu kredit dan debit kepada siapapun, termasuk petugas bank. Petugas bank tidak akan pernah meminta informasi tersebut.
    • Jangan mencatat informasi rahasia di tempat yang mudah diakses atau menyimpannya di dompet dan ponsel Anda.

Contoh Kasus Penipuan OTP

Salah satu contoh nyata dari penipuan OTP adalah kampanye pencurian SMS yang ditemukan oleh ZLabs, sebuah perusahaan keamanan yang dimiliki oleh Zimperium. Mereka menemukan lebih dari 107 ribu sampel malware yang digunakan untuk mencuri informasi sensitif, termasuk OTP, dari perangkat pengguna Android.

Modus yang digunakan termasuk penyebaran aplikasi palsu melalui laman download atau bot Telegram. Setelah malware diinstal, pelaku dapat mengakses pesan SMS korban dan mencuri OTP yang dikirim oleh bank atau lembaga keuangan lainnya. Dengan informasi tersebut, pelaku dapat menguras rekening bank korban tanpa sepengetahuan mereka.

Kasus ini tidak hanya terjadi di satu negara, melainkan menyebar ke 113 negara, dengan mayoritas korban berada di India dan Rusia. Namun, negara-negara lain seperti Brasil, Meksiko, Amerika Serikat, Ukraina, dan Spanyol juga mengalami kerugian besar akibat penipuan ini.

Penipuan kode OTP adalah ancaman serius yang dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi para korbannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami cara kerja kode OTP, mengenali modus penipuan yang umum dilakukan, dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan menjaga data pribadi dan informasi rahasia kita dengan baik, kita dapat menghindari jebakan penipuan OTP dan melindungi keamanan finansial kita. Ingat, selalu waspada dan jangan pernah memberikan informasi rahasia Anda kepada siapapun.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait