Oracle Resmi Integrasikan GPT-5 ke Basis Data dan Cloud
- Rita Puspita Sari
- •
- 08 Sep 2025 09.00 WIB
Ilustrasi Gedung Oracle
Raksasa teknologi Oracle resmi mengintegrasikan GPT-5, model terbaru dari OpenAI, ke dalam layanan basis data dan aplikasi berbasis cloud mereka. Langkah ini menandai gebrakan besar Oracle untuk memperkuat pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung data bisnis, otomatisasi, hingga pengambilan keputusan di berbagai sektor industri.
GPT-5 kini hadir di sejumlah produk utama Oracle, termasuk Fusion Cloud Applications, NetSuite, hingga aplikasi khusus seperti Oracle Health. Melalui pembaruan ini, Oracle ingin menghadirkan cara baru bagi perusahaan untuk menghubungkan data bisnis mereka dengan kemampuan penalaran AI dan dukungan pengkodean langsung di dalam alur kerja.
Apa Itu GPT-5?
GPT-5 adalah model terbaru dari OpenAI yang dirancang lebih canggih dibanding pendahulunya. Model ini memiliki kemampuan untuk:
- Membuat kode secara otomatis,
- Melakukan debugging dan mengedit program,
- Mendukung proses berbasis agen yang membutuhkan penalaran lebih mendalam.
GPT-5 tersedia dalam tiga ukuran API yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, model ini juga sudah termasuk dalam paket ChatGPT Enterprise.
Menariknya, OpenAI membuka akses GPT-5 bagi semua pengguna ChatGPT, termasuk pengguna gratis. Namun, untuk jangka panjang, akses gratis akan dialihkan ke versi lebih ringan, yaitu GPT-5 Mini. Sementara itu, pelanggan berbayar dan perusahaan akan tetap mendapatkan akses ke fitur GPT-5 yang lebih canggih.
Menurut OpenAI, GPT-5 menawarkan beberapa peningkatan utama:
- Lebih cepat dan lebih akurat dibandingkan versi sebelumnya,
- Mengurangi risiko “halusinasi” atau jawaban salah,
- Telah melalui lebih dari 5.000 jam uji keamanan.
Alih-alih menutup akses ke banyak pertanyaan sensitif, GPT-5 dirancang agar mampu memberikan jawaban yang lebih aman, jelas, sekaligus transparan terkait keterbatasannya.
Saat peluncuran, OpenAI mendemonstrasikan bagaimana GPT-5 mampu menciptakan aplikasi sederhana hanya dari instruksi singkat. Contohnya, membuat aplikasi kartu belajar untuk bahasa asing hanya dengan beberapa baris perintah.
Tidak hanya Oracle, sejumlah perusahaan besar lainnya juga sudah mulai mengadopsi GPT-5. Microsoft, misalnya, menyematkannya dalam Microsoft 365 Copilot dan Azure AI, sementara Box melaporkan hasil lebih baik untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks.
Kembali ke Open-Source
Peluncuran GPT-5 juga menandai kembalinya OpenAI ke dunia open-source untuk pertama kalinya sejak GPT-2. Bersamaan dengan peluncuran GPT-5, mereka juga merilis dua model baru: gpt-oss-120b dan gpt-oss-20b.
Langkah ini dinilai sebagai strategi untuk menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan asal Tiongkok seperti Alibaba, Zhipu, dan Moonshot AI. Perusahaan-perusahaan tersebut aktif merilis model AI open-source, menjadikan Tiongkok kini sebagai pemimpin dalam jumlah model AI baik terbuka maupun tertutup. Hal ini menambah tekanan bagi pengembang asal Amerika Serikat untuk terus berinovasi.
Selain itu, OpenAI dikabarkan sedang dalam tahap awal pembicaraan terkait penjualan saham yang berpotensi membuat valuasi perusahaan mencapai 500 miliar dolar AS. CEO Sam Altman menyebut GPT-5 sebagai “lompatan besar dalam AI” yang memudahkan orang untuk mengubah ide sederhana menjadi produk nyata.
Oracle dan GPT-5
Integrasi GPT-5 oleh Oracle diyakini akan membawa banyak manfaat nyata bagi pelanggan mereka. Beberapa keunggulan yang ditawarkan antara lain:
- Penalaran multi-step yang lebih baik dalam proses bisnis,
- Pembuatan kode, debugging, dan dokumentasi yang lebih cepat,
- Wawasan yang lebih mendalam serta rekomendasi yang lebih akurat.
Kris Rice, Wakil Presiden Senior Oracle untuk Pengembangan Perangkat Lunak Basis Data, mengatakan bahwa kombinasi Oracle Database 23ai dengan GPT-5 akan menghadirkan “terobosan wawasan, inovasi, dan produktivitas.”
Ia menambahkan bahwa teknologi Oracle seperti AI Vector, Select AI, dan SQLcl MCP Server akan memudahkan GPT-5 dalam menelusuri serta menganalisis data perusahaan secara aman.
Sementara itu, Meeten Bhavsar, Wakil Presiden Senior untuk Pengembangan Aplikasi Oracle, menegaskan bahwa GPT-5 akan memperkuat otomatisasi canggih dan kemampuan pengambilan keputusan di Fusion Applications melalui proses berbasis agen.
Secara keseluruhan, Oracle menekankan bahwa fokus mereka adalah membawa AI langsung ke dalam data perusahaan dengan prioritas pada keamanan dan skalabilitas. Dengan begitu, perusahaan bisa menerapkan teknologi AI yang paling relevan dengan kebutuhan mereka.
Konteks Lebih Luas
Langkah Oracle ini hadir di tengah tren besar investasi AI oleh perusahaan teknologi global. Saham Oracle sendiri tercatat naik 49% sepanjang tahun ini, menunjukkan optimisme pasar terhadap strategi digital perusahaan tersebut.
Di sisi lain, Oracle juga memperluas kemitraan dengan Google Cloud. Kesepakatan terbaru menghadirkan model Gemini 2.5 ke dalam layanan AI generatif milik Oracle Cloud Infrastructure. Melalui integrasi ini, pelanggan dapat membangun agen AI untuk beragam kebutuhan, mulai dari pengkodean, otomatisasi, hingga penelitian.
Tidak berhenti di situ, Oracle juga berencana menghadirkan seluruh rangkaian Gemini melalui Vertex AI. Teknologi ini mencakup bidang video, suara, gambar, hingga aplikasi kesehatan. Gemini nantinya juga akan ditanamkan ke dalam Oracle Fusion Cloud Applications untuk mendukung fungsi keuangan, sumber daya manusia, rantai pasok, hingga layanan pelanggan dan penjualan.
Integrasi GPT-5 ke dalam layanan Oracle menjadi bukti nyata bagaimana AI semakin menyatu dengan dunia bisnis. Dengan kombinasi teknologi basis data Oracle dan kecanggihan GPT-5, perusahaan di berbagai industri bisa mendapatkan otomatisasi lebih cerdas, wawasan lebih dalam, serta produktivitas yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu, dengan adanya kerja sama Oracle dan Google Cloud melalui Gemini, terlihat jelas bahwa masa depan bisnis global akan semakin digerakkan oleh AI yang aman, fleksibel, dan terintegrasi langsung ke dalam data perusahaan.
