Grab Akuisisi Infermove, Dorong Inovasi Robot AI Pengiriman


Ilustrasi Grab

Ilustrasi Grab

Grab Holdings Ltd., perusahaan teknologi raksasa yang berbasis di Singapura, resmi mengakuisisi startup teknologi asal China, Infermove. Langkah strategis ini dilakukan Grab untuk memperluas penggunaan teknologi robotika Artificial Intelligence (AI), khususnya dalam mendukung layanan pesan antar makanan dan logistik. Akuisisi ini sekaligus menandai keseriusan Grab dalam mengadopsi otomatisasi sebagai bagian dari masa depan bisnisnya.

Dalam pernyataan resmi pada Jumat (19/12/2025) sebagai tanggapan atas pertanyaan Bloomberg News, Grab menyebut bahwa solusi yang dikembangkan oleh Infermove akan melengkapi kemampuan pengiriman mil pertama (first-mile) dan mil terakhir (last-mile) yang selama ini menjadi tantangan utama di industri pengantaran. Grab menilai teknologi Infermove memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional sekaligus kualitas layanan kepada pengguna.

Selain memperkuat ekosistem teknologi Grab, investasi ini juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan Infermove secara global. Dengan dukungan jaringan dan sumber daya Grab, Infermove berpeluang memperluas pengembangan produknya serta menguji teknologi robot otonom di berbagai skenario dunia nyata, terutama di kawasan Asia Tenggara.

Infermove sendiri merupakan startup teknologi yang relatif muda. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2021 di Beijing oleh dua pendirinya, Aaron Lu dan Yuhan Long. Sejak awal, Infermove fokus mengembangkan sistem mengemudi otonom yang dapat beroperasi di berbagai kondisi jalan atau mixed-road, termasuk lingkungan perkotaan yang kompleks.

Tak hanya mengembangkan perangkat lunak, Infermove juga menghadirkan beragam produk perangkat keras berbasis otonomi. Produk-produk tersebut meliputi kursi roda dengan sistem mengemudi mandiri, alat pengumpan ikan otomatis, robot pengantar tanpa lengan, hingga robot pengantar dengan satu lengan yang dirancang untuk membawa dan menyerahkan barang secara mandiri. Inovasi ini menunjukkan fleksibilitas teknologi Infermove yang tidak terbatas pada satu sektor saja.

Sebelum diakuisisi Grab, Infermove telah mendapatkan pendanaan awal (angel funding) sebesar US$300.000 dari sejumlah investor, termasuk MiraclePlus. Pada tahun 2024, perusahaan ini juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan anak perusahaan Tieda Technology, yang kala itu menilai valuasi Infermove mencapai US$33 juta. Juru bicara Infermove telah mengonfirmasi detail transaksi akuisisi tersebut, sebagaimana dikutip Bloomberg pada Sabtu (20/12/2025).

Akuisisi ini mencerminkan tren global di mana perusahaan layanan pesan antar dan logistik berlomba-lomba mengoptimalkan proses pengiriman mil terakhir. Tahap mil terakhir, yakni pengantaran dari pusat distribusi lokal ke tangan konsumen, selama ini dikenal sebagai bagian paling mahal dan tidak efisien dalam rantai pasokan. Tingginya biaya tenaga kerja, kemacetan, serta keterbatasan waktu menjadi tantangan yang sulit dihindari.

Penggunaan robotika dan sistem AI otonom kini dipandang sebagai solusi menjanjikan. Pertama, teknologi ini dapat membantu mengatasi kelangkaan tenaga kerja, terutama di wilayah perkotaan dengan permintaan pengantaran yang tinggi. Robot pengantar dapat menggantikan peran kurir manusia pada rute-rute pendek dan terstandarisasi.

Kedua, dari sisi efisiensi biaya, robot otonom berpotensi menekan biaya operasional dalam jangka panjang. Meski investasi awal tergolong besar, biaya per pengiriman dapat ditekan karena robot tidak membutuhkan upah, lembur, atau tunjangan seperti tenaga manusia.

Ketiga, dari segi kecepatan dan aksesibilitas, robot AI dapat beroperasi selama 24 jam tanpa henti dan menjangkau area tertentu yang sulit dilalui kendaraan konvensional. Hal ini membuka peluang peningkatan layanan, khususnya untuk pengantaran cepat dan jarak dekat.

Dengan mengintegrasikan teknologi Infermove, Grab tidak hanya berinvestasi pada efisiensi operasional jangka pendek, tetapi juga memperkuat posisinya dalam persaingan global menuju otomatisasi penuh layanan pengiriman. Akuisisi ini menegaskan bahwa masa depan industri e-commerce dan food delivery di Asia Tenggara akan semakin bergantung pada inovasi teknologi, termasuk pengaruh besar dari pengembangan AI dan robotika asal China.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait