Operasi Jantung Robotik Pertama di RI, Pemulihan Lebih Cepat
- Rita Puspita Sari
- •
- 19 Nov 2024 23.20 WIB
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia berhasil melakukan operasi jantung dengan bantuan teknologi robotik. Prosedur medis ini dilaksanakan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Jakarta. Keberhasilan ini menandai tonggak penting dalam dunia kesehatan di Indonesia, memberikan harapan baru bagi pasien jantung di seluruh negeri.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa teknologi robotik menghadirkan berbagai keunggulan dibandingkan metode konvensional. Salah satu yang paling menonjol adalah pendekatan bedah minimal invasif. Dengan sayatan yang lebih kecil dan akurasi lebih tinggi, teknologi ini memungkinkan dokter untuk mengakses area jantung yang sulit dijangkau tanpa perlu melakukan prosedur bedah terbuka.
Operasi Minimal Invasif, Pemulihan Lebih Cepat
“Teknologi ini sangat menguntungkan bagi pasien. Dengan pendekatan endoskopi sepenuhnya, dada pasien tidak perlu dibuka,” ujar Menkes Budi di Jakarta. Keuntungan ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan pasien, tetapi juga mempercepat waktu pemulihan.
Pada metode konvensional, pasien biasanya membutuhkan waktu 5-7 hari untuk menjalani perawatan di rumah sakit pascaoperasi. Namun, dengan teknologi robotik, masa rawat inap hanya berkisar 2-3 hari. Selain itu, pasien juga mengalami lebih sedikit rasa sakit karena minimnya luka luar. “Waktu tunggu untuk pasien juga lebih cepat karena prosedurnya tidak memerlukan pembukaan dada,” tambahnya.
Biaya Lebih Efisien dan Potensi Dicover BPJS
Menkes juga mengungkapkan bahwa biaya operasi dengan teknologi robotik ternyata lebih murah dibandingkan metode tradisional. Karena efisiensi ini, Kementerian Kesehatan berencana mengajukan agar tindakan operasi robotik dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Hal ini diharapkan mampu memberikan akses lebih luas bagi masyarakat Indonesia terhadap layanan kesehatan canggih ini.
Detail Pelaksanaan Operasi Robotik
Operasi bersejarah ini dipimpin oleh Dr. dr. Dudy Hanafy, Sp.BTKV, Subsp. JD (K), MARS, dengan bantuan proctor asal India yang memiliki pengalaman luas dalam bidang operasi robotik. Prosedur ini dilaksanakan pada Rabu, 13 November 2024, terhadap tiga pasien dengan kasus medis yang berbeda:
- Pasien pertama menjalani prosedur bypass jantung koroner total (TECAB).
- Pasien kedua menangani kasus katup mitral.
- Pasien ketiga mengatasi masalah lubang pada jantung atau Atrial Septal Defect (ASD).
Dalam minggu yang sama, RSJPD Harapan Kita telah merencanakan lima prosedur operasi robotik serupa.
Hasil Positif untuk Pasien
Menurut Dr. Dudy, seluruh pasien berada dalam kondisi stabil pascaoperasi dan telah mampu beraktivitas normal. Dibandingkan dengan metode konvensional, yang membutuhkan waktu hingga 2-3 bulan bagi pasien untuk pulih sepenuhnya, teknologi robotik memungkinkan pasien kembali ke aktivitas harian hanya dalam waktu satu minggu.
“Tidak ada tulang yang dibelah atau sela iga yang dilebarkan. Pasien bisa pulang dalam 2-3 hari dan sudah dapat beraktivitas seperti biasa dalam satu minggu,” jelas Dr. Dudy.
Rencana Pengembangan Teknologi Robotik di Indonesia
Keberhasilan ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan. Kemenkes berencana untuk memperluas penggunaan teknologi robotik di rumah sakit lain, khususnya rumah sakit vertikal di berbagai daerah. Langkah ini diambil untuk memastikan semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa merasakan manfaat teknologi canggih ini.
Inovasi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia. Dengan keberhasilan operasi jantung robotik pertama ini, Indonesia membuktikan bahwa teknologi medis modern dapat diadopsi dan diterapkan secara efektif untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
Operasi ini menjadi tonggak sejarah sekaligus harapan baru bagi pasien jantung, membuka jalan menuju era baru pelayanan kesehatan di Tanah Air.