Near Protocol Kembangkan Model AI Terbesar di Dunia
- Pabila Syaftahan
- •
- 13 Nov 2024 10.34 WIB
Near Protocol baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mengembangkan model kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) terbesar di dunia dengan 1,4 triliun parameter, menjadikannya 3,5 kali lebih besar dari model Llama milik Meta, yang saat ini menjadi model open-source terbesar. Pengumuman ini disampaikan pada konferensi Redacted di Bangkok, Thailand, dan menandakan ambisi besar Near Protocol dalam mengubah lanskap AI global.
Kolaborasi Global dalam Pengembangan AI Terbuka
Model AI ini akan dibangun dengan melibatkan ribuan kontributor dari seluruh dunia melalui Near AI Research Hub, sebuah platform riset kolaboratif. Para kontributor akan dilibatkan dalam pelatihan model awal yang terdiri dari 500 juta parameter, dan mereka yang berprestasi akan memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke tahap pengembangan model yang lebih besar. Proyek ini dirancang untuk berkembang dalam tujuh tahap, dengan ukuran dan kompleksitas model yang terus meningkat, hingga mencapai kapasitas 1,4 triliun parameter.
Desentralisasi dan Keamanan Data
Near Protocol menekankan pentingnya desentralisasi dalam proyek ini untuk memastikan kontrol yang lebih terbuka dan adil. Untuk menjaga privasi dan keamanan data, Near Protocol akan menggunakan teknologi Trusted Execution Environment (TEE) yang terenkripsi. Teknologi ini memastikan bahwa data yang digunakan dalam pelatihan dan pengoperasian model tetap aman dan tidak dapat disalahgunakan.
Pembiayaan pelatihan dan komputasi model AI yang sangat mahal ini akan didapatkan melalui penjualan token, yang akan memberikan keuntungan bagi pemegang token dari penggunaan model AI. Menurut Illia Polosukhin, salah satu pendiri Near Protocol, biaya pelatihan diperkirakan mencapai $160 juta, tetapi mereka yakin dana tersebut bisa terkumpul melalui investasi berbasis kripto. Selain itu, keuntungan dari penggunaan model ini akan kembali kepada pemegang token, menciptakan ekosistem yang berkelanjutan.
Inovasi dalam Teknologi Komputasi Desentralisasi
Salah satu tantangan terbesar dalam proyek ini adalah kebutuhan akan ribuan unit GPU untuk melatih model sebesar ini. Untuk mengatasi hal tersebut, Near Protocol berencana menggunakan teknologi jaringan komputasi desentralisasi terbaru yang dapat mendistribusikan proses pelatihan ke banyak perangkat, mengurangi ketergantungan pada pusat data besar dan mahal.
Mengutamakan Etika dan Kedaulatan Data dalam AI
Edward Snowden, pembicara tamu dalam konferensi tersebut, memperingatkan bahaya AI terpusat yang dapat mengarah pada negara pengawasan besar-besaran. Ia menekankan pentingnya menjaga privasi dan kedaulatan data dengan membangun sistem desentralisasi yang melindungi hak-hak individu. Pandangan ini semakin memperkuat komitmen Near Protocol untuk menciptakan model AI yang etis, mandiri, dan benar-benar open-source.
Near Protocol percaya bahwa desentralisasi adalah kunci untuk menjaga AI tetap adil dan terbuka, menghindari potensi monopoli di masa depan. Polosukhin menegaskan bahwa AI yang terdesentralisasi akan menghindarkan kita dari dominasi satu entitas yang mengontrol data dan teknologi kecerdasan buatan secara keseluruhan.
Mendorong Kolaborasi Global untuk Masa Depan AI
Proyek ini juga bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang mendorong kolaborasi global di kalangan para peneliti dan pengembang. Dengan melibatkan kontributor dari berbagai latar belakang, Near Protocol berharap dapat membangun model AI yang lebih inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Near AI Research Hub menjadi wadah di mana siapa saja yang tertarik dapat berkontribusi pada pengembangan teknologi ini, memberikan kesempatan kepada banyak pihak untuk berperan dalam menciptakan inovasi di dunia AI.
Dengan pendekatan yang berfokus pada desentralisasi, etika, dan kolaborasi terbuka, Near Protocol berharap dapat memimpin pengembangan AI yang tidak hanya besar dan canggih, tetapi juga aman, adil, dan menjaga privasi pengguna.