Kemkomdigi dan Pegiat Literasi Digital Wujudkan Ruang Aman Online


Industri Multimedia

Industri Multimedia

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus berupaya menciptakan ruang digital yang aman, sehat, dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menggandeng pegiat literasi digital di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperkuat kampanye literasi digital. Langkah ini tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga komunitas lokal yang aktif dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya etika, budaya, dan kemampuan digital.

Kolaborasi dengan Pegiat Literasi Digital

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas dalam menjaga kualitas ruang digital. “Kita tadi bicara bagaimana meningkatkan kerja sama, terutama kampanye untuk anti-judi online, dan bagaimana menggunakan internet secara sehat melalui literasi digital,” ujar Nezar setelah menghadiri pertemuan bersama para pegiat literasi digital di Yogyakarta pada 10 Desember 2024.

Menurut Nezar, literasi digital tidak hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga mencakup digital ethics, digital culture, dan digital skills. Ketiga aspek ini menjadi pilar utama yang harus diperkuat untuk menghadapi tantangan di era digital, seperti penyebaran informasi palsu, cyberbullying, hingga ancaman judi daring.

Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi

Kemkomdigi memanfaatkan platform Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi untuk menyatukan berbagai institusi dan komunitas dalam misi meningkatkan literasi digital masyarakat. Sejak dibentuk pada 2017, GNLD Siberkreasi telah menjadi wadah kolaborasi yang efektif dalam menyebarkan edukasi digital ke berbagai lapisan masyarakat.

Pada pertemuan yang dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Wakil Menteri Nezar Patria, serta beberapa pejabat penting lainnya, GNLD Siberkreasi menyoroti sejumlah tantangan yang masih perlu diatasi. Salah satu organisasi anggota GNLD, yaitu Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO), memaparkan bahwa program literasi digital yang dirancang oleh Kemkomdigi sudah cukup kuat, tetapi masih memerlukan pembaruan dalam kurikulumnya.

Pentingnya Kurikulum Literasi Digital yang Relevan

Septiaji Eko Nugroho, pendiri MAFINDO, menyampaikan bahwa pengenalan teknologi terkini, seperti Artificial Intelligence (AI), menjadi salah satu aspek yang perlu lebih ditekankan dalam literasi digital. “Sebenarnya dari materi empat pilar literasi digital itu, pembahasan AI sudah masuk. Literasi digital mengenai AI Ethics dan kemampuan prompting AI dalam pilar digital skill itu sudah jadi fondasi dari Kemkomdigi, tinggal bagaimana dilanjutkan lebih lagi,” jelas Septiaji.

Empat pilar literasi digital yang diusung oleh Kemkomdigi meliputi:

  1. Digital Skills: Keterampilan menggunakan teknologi digital.
  2. Digital Ethics: Etika dalam menggunakan teknologi, termasuk dalam berkomunikasi dan berbagi informasi.
  3. Digital Culture: Pemahaman budaya digital untuk menciptakan ruang yang inklusif.
  4. Digital Safety: Kesadaran akan keamanan digital, seperti melindungi data pribadi dan menghindari ancaman siber.

Keempat pilar ini tidak hanya menjadi dasar dalam kampanye literasi digital, tetapi juga memberikan panduan praktis kepada masyarakat untuk menghadapi dinamika dunia maya yang semakin kompleks.

Kampanye Anti-Judi Daring

Salah satu fokus utama Kemkomdigi dalam pertemuan tersebut adalah kampanye pemberantasan judi daring yang kian marak. Judi daring tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga berdampak buruk pada ekonomi dan mental masyarakat. Dalam diskusi bersama pegiat literasi digital, pemerintah menekankan pentingnya peran komunitas dalam menyosialisasikan bahaya judi daring kepada masyarakat, terutama generasi muda yang rentan terpapar.

Literasi digital diyakini dapat menjadi alat yang efektif untuk mencegah penyalahgunaan teknologi. Dengan pemahaman yang baik tentang cara menggunakan internet secara sehat, masyarakat dapat lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi, sekaligus menjauhkan diri dari aktivitas ilegal seperti judi daring.

Peran Pegiat Literasi Digital di Era Teknologi

Pegiat literasi digital memiliki peran strategis dalam membangun ruang digital yang lebih baik. Mereka tidak hanya bertugas menyebarkan informasi, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya etika dan budaya digital. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan komunitas, Indonesia dapat memperkuat daya tahan digital masyarakatnya.

Kemkomdigi juga mendorong komunitas untuk memanfaatkan teknologi seperti AI dalam mengembangkan program edukasi digital. Teknologi AI dapat membantu menciptakan konten yang lebih relevan dan menarik bagi masyarakat, sekaligus mempercepat penyebaran informasi yang akurat.

Harapan ke Depan

Upaya Kemkomdigi dalam menggandeng pegiat literasi digital di Yogyakarta mencerminkan komitmen pemerintah untuk mewujudkan ruang digital yang sehat. Namun, tantangan masih tetap ada, terutama dalam menjaga relevansi materi literasi digital dengan perkembangan teknologi. Oleh karena itu, pembaruan kurikulum dan pelatihan yang terus-menerus menjadi kunci untuk memastikan literasi digital dapat menjawab kebutuhan masyarakat di era digital ini.

Dengan dukungan komunitas dan partisipasi aktif masyarakat, ruang digital yang sehat, aman, dan inklusif bukan lagi sekadar impian, melainkan sebuah kenyataan yang dapat dinikmati oleh semua.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait