Industri Digital Berkembang Pesat Lahirkan Sejumlah Profesi Baru
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 30 Sep 2024 19.33 WIB
Meskipun mengemudikan mobil otonomos terlihat sederhana, penyusunan sistem artificial intelligence (AI) yang kompleks masih memerlukan intervensi manusia. Salah satu pekerjaan baru yang kini muncul di China adalah penguji kendaraan pintar. Tugas utama mereka adalah melakukan pengujian pada kendaraan otonomos, menginstal robot untuk pengereman dan kemudi, serta mengumpulkan data penting dari pengujian tersebut.
Penguji kendaraan pintar adalah salah satu dari 19 profesi baru yang secara resmi diakui oleh Kementerian Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial China. Lebih dari setengah profesi baru tersebut berhubungan dengan teknologi digital dan pintar, termasuk peran sebagai operator sistem AI generatif dan petugas pemeliharaan untuk internet industri.
Kementerian juga menerbitkan panduan yang menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh individu dalam profesi baru ini. Sebagai contoh, operator sistem AI generatif bertanggung jawab untuk merancang, melatih, memperbarui dan memelihara sistem AI dengan menggunakan teknologi dan peralatan yang sesuai.
Selain itu, kementerian tersebut memperkenalkan 28 jenis pekerjaan baru yang telah diklasifikasikan, termasuk perekrut live streaming, sehingga menambah jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia.
Menurut Zhang Chenggang dari Capital University of Economics and Business, "Munculnya profesi baru ini mencerminkan permintaan yang berubah dari masyarakat dan pasar di China." Zhang, yang memimpin pusat penelitian mengenai profesi baru, menekankan bahwa sektor-sektor seperti ekonomi digital dan teknologi informasi (TI) sedang mendorong transformasi industri China. "Banyak pekerjaan baru akan muncul dari sektor-sektor ini, terutama seiring dengan semakin meluasnya penggunaan teknologi AI."
Dalam beberapa tahun terakhir, industri digital China telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan total pendapatan mencapai 32,5 triliun yuan (dengan 1 yuan setara dengan Rp2.164) pada tahun 2023.
Sebuah laporan dari Konferensi Tingkat Tinggi Digital China ke-7 yang diadakan pada bulan Mei menunjukkan bahwa kontribusi sektor inti ekonomi digital mencapai 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) China pada tahun 2023, dengan jumlah perusahaan AI terkemuka melebihi 4.500. Pertumbuhan cepat di sektor ini menyebabkan munculnya kekurangan tenaga kerja sekitar 25 hingga 30 juta orang.
Di sisi lain, semakin banyak generasi muda yang mencari peluang dalam industri digital di China, seiring dengan kemajuan inovasi teknologi dan perkembangan industri yang memicu peningkatan prospek kerja.
Data menunjukkan bahwa minat terhadap pekerjaan di sektor digital telah meningkat secara signifikan di kalangan lulusan perguruan tinggi pada tahun 2024, dengan posisi di bidang TI, internet dan AI menjadi yang paling diminati.
Namun, meskipun banyak profesi baru muncul dan industri digital berkembang pesat, tantangan tetap ada terkait pencocokan antara talenta yang tersedia dengan kebutuhan industri. Dalam upaya mempercepat transformasi digital di sektor manufaktur dan mendorong industrialisasi baru yang berbasis AI, sangat penting untuk mengoptimalkan pelatihan tenaga kerja yang terampil guna lebih baik memenuhi kebutuhan sektor yang terus berkembang ini, kata Gao Ziping, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial Shanghai. Gao juga menambahkan bahwa pencari kerja perlu meningkatkan keterampilan profesional mereka agar dapat memenuhi syarat untuk profesi yang sedang berkembang ini.
Untuk meningkatkan jumlah tenaga profesional, sembilan lembaga pemerintah telah meluncurkan rencana kerja tiga tahun pada tahun ini. Rencana tersebut bertujuan untuk mempercepat pengembangan talenta digital demi mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Kerangka kerja yang komprehensif akan dibentuk untuk mengintegrasikan asosiasi industri, perusahaan, dan lembaga pendidikan tinggi, guna lebih baik menyelaraskan penyaluran talenta dengan kebutuhan pasar.