Pelanggan Google Cloud Kini Bisa Akses AI Video Veo


google chrome

google chrome

Google memperkenalkan teknologi terbaru dalam ekosistem AI-nya dengan meluncurkan Veo, model AI generatif yang mampu menciptakan klip video pendek dari gambar dan perintah teks. Kini, Veo tersedia dalam pratinjau privat untuk pelanggan Vertex AI, platform pengembangan AI milik Google Cloud.

Langkah ini membuka peluang bagi perusahaan seperti Quora untuk mengintegrasikan Veo di platform chatbot-nya, Poe, dan Mondelez International, pemilik merek Oreo, untuk menciptakan konten pemasaran bersama mitra agensinya. Spencer Chan, Pemimpin Produk Poe, menyatakan bahwa Veo membantu memperluas peluang kreatif melalui kolaborasi dengan para pemimpin teknologi seperti Google.

Kemampuan Veo

Diluncurkan pada April 2024, Veo dapat menghasilkan video 1080p berdurasi hingga enam detik dengan gaya visual yang beragam, seperti lanskap dan time-lapse, serta mendukung pengeditan pada area tertentu dari video. Video dapat dibuat dalam kecepatan 24 atau 30 frame per detik dan format landscape 16:9 atau portrait 9:16.

Pengembangan Veo membutuhkan waktu karena Google memastikan kesiapan teknologi ini untuk kebutuhan pelanggan perusahaan besar. “Kami telah memperkuat dan meningkatkan Veo agar sesuai dengan standar enterprise,” ujar Warren Barkley, Direktur Senior Manajemen Produk di Google Cloud.

Namun, Veo belum sempurna. Google mengakui adanya keterbatasan, seperti objek yang muncul dan menghilang secara tidak konsisten serta kesalahan dalam simulasi fisika. Misalnya, mobil dalam video yang dihasilkan kadang berbelok secara tidak logis.

Pelatihan dan Risiko

Seperti model AI generatif lainnya, Veo dilatih menggunakan banyak data video berkualitas tinggi. Meski demikian, Google tidak mengungkapkan secara rinci sumber data pelatihannya. Menurut Barkley, beberapa konten mungkin berasal dari YouTube sesuai perjanjian Google dengan kreator platform tersebut.

Namun, pendekatan ini membawa potensi risiko, seperti pelanggaran hak cipta. Model AI terkadang menghasilkan karya yang sangat mirip dengan materi pelatihan, sebuah fenomena yang disebut "regurgitasi." Untuk mengurangi risiko ini, Google menerapkan filter perintah untuk mencegah konten kekerasan atau eksplisit. Selain itu, Google menawarkan kebijakan indemnitas bagi pengguna Veo di Vertex AI untuk melindungi mereka dari tuduhan pelanggaran hak cipta.

Integrasi dan Masa Depan

Sejak diluncurkan, Veo telah diintegrasikan ke beberapa layanan Google. Pada Mei 2024, Veo diperkenalkan melalui Google Labs untuk uji coba, dan pada September, teknologi ini hadir di YouTube Shorts untuk membantu kreator membuat latar belakang dan klip pendek.

Google juga menggunakan teknologi watermarking SynthID untuk menyematkan tanda tak kasat mata ke video Veo, guna meminimalkan risiko penyalahgunaan seperti deepfake. Namun, teknologi ini belum sepenuhnya tahan terhadap pengeditan.

Di sisi lain, Keberadaan Veo menghadirkan potensi besar sekaligus tantangan bagi industri kreatif. Sebuah studi pada 2024 memperkirakan bahwa lebih dari 100.000 pekerjaan di sektor film, televisi, dan animasi di AS akan terdampak oleh teknologi AI pada tahun 2026.

Google mengadopsi pendekatan bertahap dalam meluncurkan Veo, dengan tujuan mendapatkan umpan balik dari pengguna enterprise sebelum dirilis lebih luas. Namun, belum ada jadwal pasti mengenai kapan Veo akan tersedia secara umum.

Dalam pengumuman terpisah, Google juga menyatakan bahwa generator gambar unggulannya, Imagen 3, kini dapat diakses oleh semua pengguna Vertex AI tanpa daftar tunggu. Meski demikian, beberapa fitur lanjutan masih memerlukan pendaftaran pratinjau.

Pendekatan hati-hati Google menunjukkan upaya perusahaan untuk mengintegrasikan teknologi AI secara bertanggung jawab di tengah tantangan dan peluang yang terus berkembang.


Bagikan artikel ini

Video Terkait