Fase Development dalam AI Development Lifecycle
- Mutiara Aisyah
- •
- 27 Feb 2025 22.50 WIB

Ilustrasi Fase Development AI
Artificial Intelligence (AI) telah menjadi teknologi yang berperan penting dalam berbagai industri. Dari analisis data hingga otomatisasi proses bisnis, AI terus berkembang dengan pesat. Namun, membangun sistem AI yang efektif memerlukan proses yang sistematis dan terstruktur, yang dikenal sebagai AI Development Lifecycle. Lifecycle ini mencakup beberapa fase utama, termasuk perencanaan, pengembangan, deployment, dan pemeliharaan. Artikel ini akan membahas secara mendalam fase Development, yang mencakup langkah-langkah penting dalam membangun model AI yang andal dan berkinerja tinggi.
Fase Development
Fase Development adalah tahap inti dalam pembangunan sistem AI, di mana data diproses, model dibangun, diuji, dan divalidasi sebelum digunakan dalam lingkungan produksi. Langkah-langkah utama dalam fase ini adalah:
- Define Features (Menentukan Fitur)
- Engineer Features (Rekayasa Fitur)
- Train Model (Melatih Model)
- Test Model (Menguji Model)
- Validate Model (Memvalidasi Model)
1. Define Features (Menentukan Fitur)
Fitur (features) adalah variabel atau atribut yang digunakan sebagai input ke dalam model AI. Penentuan fitur yang tepat sangat penting karena fitur yang tidak relevan dapat mengurangi performa model. Beberapa langkah dalam menentukan fitur meliputi:
- Bekerja dengan Subject Matter Experts (SME): Para ahli di bidang tertentu dapat membantu dalam mengidentifikasi fitur yang benar-benar relevan.
- Memastikan fitur memiliki korelasi dengan variabel target.
- Menggunakan fitur yang sama untuk pelatihan dan pengujian.
2. Engineer Features (Rekayasa Fitur)
Rekayasa fitur adalah proses mentransformasi data mentah menjadi format yang lebih berguna bagi model AI.
- Menghilangkan fitur yang tidak diperlukan.
- Melakukan transformasi data, seperti normalisasi data numerik.
- Menggabungkan beberapa fitur menjadi satu.
3. Train Model (Melatih Model)
Setelah fitur telah ditentukan dan direkayasa, langkah berikutnya adalah melatih model AI.
- Memilih algoritma yang tepat.
- Menggunakan teknik optimasi hyperparameter.
- Memastikan model tidak overfitting.
4. Test Model (Menguji Model)
Pengujian model dilakukan untuk mengevaluasi performa model sebelum diterapkan dalam lingkungan produksi.
- Menggunakan dataset representatif.
- Menggunakan metrik evaluasi yang sesuai:
- Akurasi
- Precision dan Recall
- F1-score
- Mean Squared Error (MSE) untuk model regresi
- Melakukan validasi silang (cross-validation).
5. Validate Model (Memvalidasi Model)
Validasi model merupakan langkah terakhir dalam fase Development sebelum model diterapkan di lingkungan produksi.
- Menguji model dengan data baru.
- Mengevaluasi model berdasarkan benchmark dan standar industri.
- Melakukan pengujian A/B.
Manfaat dari Fase Development yang Baik
- Meningkatkan performa model.
- Mengurangi biaya komputasi.
- Meningkatkan explainability model.
- Menghindari bias dan overfitting.
Kesimpulan
Fase Development dalam AI Development Lifecycle merupakan inti dari pembangunan model AI yang sukses. Setiap langkah dalam fase ini – mulai dari menentukan fitur, rekayasa fitur, melatih model, menguji model, hingga validasi model – harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan performa yang optimal. Dengan pendekatan yang sistematis dan metodologi yang tepat, model AI yang dihasilkan akan lebih akurat, andal, dan siap digunakan dalam berbagai aplikasi dunia nyata.