Teknologi YOLO Bantu Tunanetra Lebih Mandiri dan Aman


Ilustrasi Teknologi YOLO

Ilustrasi Teknologi YOLO

Teknologi Artificial Intelligence (AI) telah membawa revolusi di berbagai sektor, termasuk dalam bidang asistensi bagi individu dengan disabilitas. Salah satu terobosan signifikan adalah penggunaan model You Only Look Once (YOLO), sebuah algoritma pendeteksi objek secara real-time yang sangat efisien.

Awalnya dikembangkan untuk berbagai aplikasi seperti mobil otonom dan pengawasan, kini YOLO mulai menunjukkan potensinya yang luar biasa dalam membantu tunanetra untuk navigasi dan interaksi sehari-hari.

 

Apa Itu YOLO?

YOLO adalah sebuah arsitektur deep learning yang dirancang untuk mendeteksi objek dalam gambar atau video dengan kecepatan tinggi. Berbeda dengan metode lain yang memindai gambar berulang kali, YOLO menganalisis seluruh gambar hanya dalam satu kali proses untuk memprediksi bounding box (kotak pembatas) dan kelas objek yang terdeteksi. Kecepatan dan akurasi ini menjadikannya pilihan ideal untuk aplikasi yang memerlukan respons instan, seperti alat bantu navigasi (Redmon et al., 2016).

Keunggulan utama YOLO adalah:

  • Cepat: Dapat bekerja secara real-time, bahkan di perangkat dengan keterbatasan daya komputasi.

  • Efisien: Hanya membutuhkan satu kali analisis gambar untuk mendeteksi berbagai objek.

  • Akurat: Mampu mengenali objek dengan presisi tinggi, bahkan di lingkungan yang kompleks.

 

YOLO untuk Membantu Tunanetra

Bagi tunanetra, mobilitas dan akses informasi adalah dua tantangan besar. Di sinilah YOLO hadir sebagai solusi inovatif. Dengan mengintegrasikannya ke perangkat sehari-hari seperti tongkat pintar, kacamata cerdas, atau aplikasi smartphone, YOLO dapat mendeteksi berbagai objek di sekitar pengguna.

Contoh kemampuan YOLO untuk tunanetra:

  • Navigasi luar ruangan: Mengenali kursi, pintu, pejalan kaki, atau rambu lalu lintas. Informasi ini kemudian diubah menjadi umpan balik audio atau getaran, memungkinkan tunanetra untuk menghindari rintangan dan mengidentifikasi lingkungan mereka

  • Navigasi dalam ruangan: Di mana GPS seringkali tidak akurat, YOLO dapat membantu mengidentifikasi denah ruangan, lokasi pintu, atau bahkan objek spesifik di atas meja (Ma et al., 2020).

Hal ini sangat membantu dalam situasi seperti berbelanja atau menavigasi gedung yang tidak dikenal. Versi lanjutan dari YOLO bahkan dapat dikombinasikan dengan Optical Character Recognition (OCR) untuk membaca teks pada kemasan produk, papan pengumuman, atau buku, membuka akses informasi yang sebelumnya sulit dijangkau.

 

Contoh Implementasi Nyata

Beberapa proyek telah menunjukkan potensi besar dari teknologi ini. Sebagai contoh, tim peneliti di berbagai universitas telah mengembangkan prototipe tongkat pintar yang dilengkapi kamera dan unit pemrosesan kecil yang menjalankan model YOLO. Tongkat ini akan bergetar atau memberikan perintah suara seperti:

  • "ada kursi di depan"
  • "hati-hati, ada tangga di kanan"

Teknologi seperti ini membuka harapan besar bagi tunanetra untuk memiliki mobilitas lebih mandiri dan akses informasi yang lebih luas (Gupta et al., 2021).

 

Tantangan dalam Pengembangan

Meskipun menjanjikan, penerapan YOLO untuk asistensi tunanetra tidak lepas dari berbagai tantangan:

  • Keterbatasan perangkat portabel
    Perangkat seperti tongkat atau kacamata pintar biasanya memiliki daya komputasi dan kapasitas baterai terbatas. Menjalankan model YOLO di perangkat kecil membutuhkan optimalisasi tinggi.

  • Kebutuhan data yang beragam
    Untuk melatih model YOLO agar akurat, dibutuhkan dataset besar yang mencakup berbagai kondisi lingkungan. Hal ini tidak selalu mudah diperoleh.

  • Isu privasi
    Penggunaan kamera yang aktif terus-menerus menimbulkan kekhawatiran terkait privasi, baik bagi pengguna maupun orang-orang di sekitarnya.

Masa depan teknologi ini sangat cerah. Dengan perkembangan model YOLO yang lebih ringan dan efisien, serta kemajuan dalam teknologi perangkat keras, kita dapat melihat integrasi yang lebih mulus dan efektif. Kolaborasi antara pengembang AI, ahli disabilitas, dan tunanetra itu sendiri akan menjadi kunci untuk menciptakan solusi yang benar-benar bermanfaat, inklusif, dan memberdayakan.

 

Referensi:

  • Redmon, J., Divvala, S., Girshick, R., & Farhadi, A. (2016). You only look once: Unified, real-time object detection. Proceedings of the IEEE Conference on Computer Vision and Pattern Recognition, 779–788.

  • Ma, C., et al. (2020). An intelligent anti-collision system for the visually impaired based on YOLOv3 and depth camera. Journal of Visual Communication and Image Representation, 70, 102830.

  • Gupta, R., et al. (2021). Smart stick for blind based on YOLO and sound. International Journal of Advanced Computer Science and Applications, 12(3).

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait