Strategi AWS Maksimalkan AI dan Cloud untuk Transformasi Bisnis
- Rita Puspita Sari
- •
- 04 Okt 2024 21.03 WIB
Perkembangan teknologi cloud dan artificial intelligence (AI) saat ini menjadi salah satu pendorong utama transformasi bisnis global. Dengan meningkatnya kebutuhan akan efisiensi dan inovasi, kedua teknologi ini berperan penting dalam menentukan masa depan perusahaan di berbagai sektor. Hal ini dibahas oleh Miriam McLemore, Director of Enterprise Strategy di Amazon Web Services (AWS), yang mengungkapkan sejumlah strategi penting yang bisa diterapkan oleh para pemimpin bisnis dalam memaksimalkan potensi AI dan cloud.
Peningkatan Pengeluaran untuk Cloud dan AI
Menurut laporan Gartner dan Statista, pengeluaran global untuk layanan public cloud diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai US$1 triliun pada tahun 2027. Di saat yang sama, pengeluaran untuk AI juga diprediksi melonjak hingga mencapai US$826,7 miliar pada tahun 2030. Lonjakan pengeluaran ini menggambarkan betapa pentingnya kedua teknologi tersebut dalam mendorong transformasi digital di seluruh dunia.
Banyak perusahaan, terutama yang berskala besar, telah mengadopsi multi-cloud dan hybrid cloud untuk mendukung operasional mereka. Adopsi multi-cloud mencapai 90% dari seluruh perusahaan besar di dunia. Tren ini menunjukkan bahwa cloud menjadi tulang punggung utama untuk memungkinkan perusahaan menyimpan dan mengelola data dalam skala besar, yang pada akhirnya mendukung implementasi AI generatif yang lebih efektif.
Tantangan dalam Implementasi AI
Dalam sebuah wawancara dengan InfoKomputer, Miriam mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam adopsi AI bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kesiapan orang atau people, terutama di tingkat middle management. “Seringkali masalah muncul di jajaran manajemen menengah,” ujarnya. Kekhawatiran mereka terhadap dampak AI terhadap peran mereka dan proses bisnis yang sudah ada menyebabkan resistensi dalam adopsi teknologi baru ini.
Untuk mengatasi tantangan ini, Miriam menekankan pentingnya pelatihan literasi digital, terutama bagi karyawan di level menengah. Dengan pelatihan yang tepat, organisasi dapat membantu mengatasi ketakutan, ketidakpastian dan keraguan (FUD) yang mungkin muncul. Selain itu, menyelesaikan masalah sistem usang dan technical debt juga menjadi salah satu strategi penting untuk memastikan kelancaran implementasi AI.
Keamanan dan Privasi Data
Miriam juga menyoroti pentingnya keamanan dan privasi data dalam adopsi AI dan cloud. “Jika Anda adalah pemimpin bisnis, Anda tidak ingin data perusahaan Anda jatuh ke tangan kompetitor,” ujarnya. AWS sendiri menerapkan prinsip "security is job zero," yang berarti keamanan menjadi prioritas utama dalam setiap pengembangan solusi mereka. Hal ini memastikan bahwa pelanggan AWS memiliki kontrol penuh atas data mereka.
Salah satu contoh layanan AWS yang mendukung privasi data adalah Amazon Bedrock. Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk mengembangkan model AI generatif tanpa data mereka disimpan atau diproses oleh AWS. Dengan demikian, privasi dan keamanan data tetap terjaga, yang menjadi perhatian utama bagi banyak organisasi.
Peran Cloud dalam Mendukung AI
Miriam menjelaskan bahwa cloud adalah enabler utama untuk AI, karena kemampuannya dalam menyimpan dan mengintegrasikan sejumlah besar data. Tanpa cloud, implementasi AI, terutama AI generatif, akan jauh lebih sulit karena terbatasnya akses ke data yang dibutuhkan.
Namun, ia juga menekankan bahwa tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua dalam strategi cloud. Setiap perusahaan perlu menciptakan kemitraan strategis dengan penyedia cloud mereka untuk menyelaraskan kemampuan teknologi dengan tujuan bisnis yang dilandasi oleh teknologi AI. Dalam hal ini, strategi cloud yang tepat akan mendukung pengelolaan dan integrasi data yang lebih baik, sehingga memungkinkan AI berfungsi secara optimal.
Contoh Penerapan AI di Berbagai Industri
AWS telah bekerja dengan banyak perusahaan dari berbagai industri yang telah mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi bisnis mereka. Contohnya, perusahaan SaaS asal Selandia Baru, Xero, yang menggunakan AI generatif untuk mendukung UKM dalam mengotomatisasi proses backend mereka. Selain itu, Vita, sebuah startup yang memanfaatkan AI dalam proses e-KYC untuk mendeteksi deepfake, juga menunjukkan bagaimana AI dapat membantu mendeteksi penipuan.
Di Indonesia, AWS bekerja sama dengan Klinik Pintar yang menggunakan AI untuk mengotomatisasi pencatatan medis. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga berkontribusi pada penyelamatan nyawa dengan mempermudah akses informasi penting bagi dokter dan laboratorium.
AI Bukan Satu-satunya Teknologi Penting
Meski AI saat ini tengah menjadi sorotan, Miriam mengingatkan bahwa perusahaan juga perlu memperhatikan teknologi lain seperti edge computing, Internet of Things (IoT) dan quantum computing. Teknologi-teknologi ini menawarkan solusi untuk tantangan bisnis yang tidak dapat diatasi oleh AI saja.
Pada akhirnya, keberhasilan adopsi AI dan cloud akan sangat tergantung pada kesiapan perusahaan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat memaksimalkan potensi dua teknologi ini untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih luas.