Schneider Electric: AI dan Edge Computing Berikan Banyak Manfaat


Schneider Electric

Ilustrasi Schneider Electric

Pemanfaatan artifical intelligence (AI) disebut perlu ditunjang dengan sistem arsitektur TI yang aman dan dapat memproses data secara cepat, tanpa latensi, dalam rangka meningkatkan ketahanan dan keandalan operasional.

Edge Computing memungkinkan manajer TI dan manajer operasional mengelola dan mengolah data lebih dekat dengan sumbernya dan mempersingkat proses transmisi data sehingga analisa data secara real time dapat dilakukan dengan lebih akurat tanpa kendala jaringan.

"Kehadiran AI telah mengubah fungsi komputer menjadi jauh lebih pintar dan mampu memenuhi kebutuhan hidup kita yang selalu berubah. Karena kemajuan ini, banyak industri akan dapat memanfaatkan Machine Learning untuk mempercepat proses dan mengurangi efek bias manusia," ujar Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Yana Achmad Haikal, Ahad (25/9/2022).

Menurut dia, untuk dapat mengoptimalkan fungsi AI, maka kualitas transmisi dan komputasi data sangatlah penting. Chief Information Officer (CIO) dia sebut perlu memastikan, kompleksitas data dan silo data dapat dikurangi dan memastikan platform yang tepat telah tersedia sebelum menerapkan AI. Dan hal terakhir yang sama pentingnya ialah pemrosesan data dan tempat di mana proses itu terjadi.

Dilansir dari Republika, penemuan dari IBM Global AI Adoption Index 2021 mengungkapkan, hampir 90 persen dari profesional di bidang TI mengatakan, kemampuan untuk melakukan pemrosesan data di tempat, di mana data tersebut berada, merupakan kunci dari adopsi teknologi AI. Di situlah peran Edge Computing. Untuk dapat berfungsi secara maksimal, AI membutuhkan Edge Data Center tangguh yang berfokus pada penyimpanan data di lokasi untuk pemrosesan yang lebih cepat, keamanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih efisien.

Edge Computing dia sebut menawarkan beragam keuntungan bagi perusahaan-perusahaan yang hendak menerapkan AI atau meningkatkan kinerja AI yang digunakan. Termasuk di antaranya kecepatan, kemungkinan pengambilan keputusan secara real time, serta keamanan yang lebih baik secara fisik dan digital.

Kecepatan sangat dibutuhkan dalam penerapan AI, namun umumnya perusahaan dibebani dengan besarnya jumlah data mentah yang dipakai oleh AI. Dengan melakukan pemrosesan data di tempat (on-site), perusahaan dapat mengambil keputusan secara real-time karena proses berlangsung dengan lebih cepat. Pada akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas, dan penghematan biaya dengan menghindar biaya-biaya tak terduga seperti kerusakan mesin maupun downtime.

Di sisi lain, risiko keamanan data, baik secara fisik maupun digital menjadi kekhawatiran utama pelaku usaha di era digital ini. Aksesibilitas dan kompatibilitas perangkat adalah salah satu risiko keamanan terbesar di data center di mana third party plug ins dan perangkat Internet of Things (IoT) lebih dari sekadar kenyamanan. Edge computing mengamankan data sensitif di titik terjauh dalam jaringan perusahaan. Singkatnya, Edge computing juga dapat mengisolasi dan melindungi data.

Selain itu, lebih luas lagi, AI juga banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan dan mengevaluasi interaksi perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dengan melibatkan pelanggan mereka secara lebih tepat dan memprediksi kebutuhan mereka. Jika digabungkan dengan Edge, Edge AI dapat membuka kemungkinan baru bagi bisnis dalam berinteraksi dengan pelanggan mereka.

"Penggabungan antara AI dan Edge computing akan menghasilkan manfaat yang luar biasa bagi pelaku industri. Dengan komputasi yang lebih cepat dalam menghasilkan wawasan, keamanan data yang lebih baik, serta kontrol operasional yang lebih efisien, tentu akan mendatangkan keuntungan kompetitif di era serba digital seperti saat ini. Selain itu, kehadiran jaringan 5G akan semakin menunjang pengalaman operasional yang bebas hambatan," tutup Yana.


Bagikan artikel ini

Video Terkait