Red Hat Sediakan Layanan Cloud Native dan Kubernetes
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 11 Apr 2022 15.38 WIB
Masyarakat di masa sekarang sering kali mmebahas mengenai transformasi digital dan modernisasi. Red Hat Indonesia sebagai penyedia solusi open source menjelaskan bahwa hal yang dibicarakan oleh masyarakat akan mengerucut pada sebuah terminologi yaitu cloud native development.
"Red Hat mencoba merakit terminologi tersebut ke dalam empat blok yakni ketika developer merancang aplikasi dengan microservices dan mengkomunikasikan microservices melalui API, dan membungkus microservices menjadi suatu container, dan menggunakan pendekatan DevOps untuk development-nya," Jelas Solution Architect Redhat Indonesia, Wahyu Herdyanto dalam paparannya di workshop Cloud Computing Indonesia Conference 2022 : Scale IT Infrastructure at The Pace of Your Business, Senin (11/4/2022).
Wahyu menambahkan, dalam mengembangkan aplikasi tersebut dapat dilakukan running diatas infrastruktur seperti hybrid cloud, public cloud, dan private cloud. Hal tersebut merupakan perspektif dalam pengembangan aplikasi cloud native.
"Penggunaan container tersebut diperlukan dalam mengembangkan cloud native app. Terdapat full step yang terdiri dari tingkatan bawah hingga ke atas yakni harwdare, virtual machine, dan operating system yang dikontrol oleh pekerja IT dan tingkat paling atas adalah container berisi aplikasi binary berikut dengan depensinya yang dikontrol oleh developer," tutur Wahyu.
Wahyu juga menjelaskan microservices tersebut akan dibangun melalui container yang berisikan app, language runtimes, dan user spaces yang nantinya bisa membuat cloud native application. Salah satu tujuan container tersebut adalah masalah protability dengan cara bagaimana membuat suatu aplikasi dengan membangun aplikasi tersebut sekali dan memindahkan dari lingkungan developer dan promote ke produksi tanpa harus membangun aplikasi kembali.
Selain menjelaskan Cloud Native Container, Wahyu juga memberikan paparan mengenai Kubernetes. Kubernetes merupakan sebuah sistem open source untuk mengotomasikan penerapan, operasi, dan penskalaan aplikasi dalam container di beberapa host.
"Kubernetes saat ini mulai diadopsi oleh banyak perusahaan. Kubernetes untuk mempercepat delivery application dan time to market menjadi lebih cepat. Kubernetes juga telah menjadi platform dengan pilihan utama melalui pengembangannya menjadi multi-cluster yang pada akhirnya akan mengarah ke multi cloud dan hybrid," ungkap Solution Architect Red Hat Indonesia, Hari Wibowo.
Hari juga menjelaskan mengenai tantangan pada manajemen hybrid multi-cloud yakni sulit dan rawan kesalahan untuk dikelola dalam skala besar, kontrol keamanan yang tidak cukup konsisten di seluruh lingkungan, dan terlalu intens untuk memverifikasi komponen, konfigurasi, dan kebijakan.
Hari menuturkan bahwa terdapat tiga aspek yang dibutuhkan dalam membangun hybrid dan multi cloud yakni menyatukan manajemen melalui kesederhanaan dan kesatuan di lingkungan cloud yang kompleks untuk container dan aplikasi.
Aspek kedua adalah keamanan yang dinamis dengan token infrastruktur dinamis dan keamanan kredensial, dan aspek ketiga adalah GitOps untuk pengiriman berkelanjutan dengan praktik terbaik pada seluruh penerapan, manajemen, dan pemantauan untuk infrastruktur.
Hari menambahkan, dalam mengatasi tantangan pada hybrid multi-cloud terdapat beberapa nilai yang perlu diterpkan seperti platform container yang skalabel dan stabil bagi developer, mengelola pusat data dan multi cloud cluster, keamanan infrastruktur dinamis di seluruh cloud, dan strategi pengiriman dan pengembangan berkelanjutan.
Aplikasi cloud-native modern membutuhkan layanan cluster data management yang tidak hanya menyediakan pengalaman yang lebih konsisten untuk berbagai workload di lingkungan hybrid maupun multicloud, namun juga bisa ditingkatkan secara dinamis sesuai perubahan permintaan.