Perplexity Luncurkan Pusat Informasi Pemilu Berbasis AI
- Pabila Syaftahan
- •
- 20 jam yang lalu
Perusahaan pencarian yang mengandalkan teknologi kecerdasan buatan, Perplexity, baru-baru ini mengumumkan peluncuran pusat informasi pemilu yang inovatif, yang diharapkan dapat memberikan informasi penting bagi pemilih menjelang hari pemilu. Dikenal sebagai Election Information Hub, platform ini dirancang untuk menawarkan berbagai layanan terkait pemungutan suara, mulai dari menjawab pertanyaan tentang proses pemungutan suara hingga memberikan ringkasan tentang kandidat yang muncul di kotak suara. Dengan peluncuran ini, Perplexity ingin mengeksplorasi apakah pemanfaatan AI dapat memberikan kontribusi positif dalam menyebarluaskan informasi krusial di saat pemilu yang semakin dekat.
Pusat informasi ini akan aktif pada tanggal 5 November, saat pemilih di seluruh Amerika Serikat memberikan suara mereka. Perplexity berencana untuk melacak dan melaporkan jumlah suara secara langsung dengan memanfaatkan data dari The Associated Press, yang merupakan salah satu sumber berita terkemuka di negara tersebut. Melalui fitur ini, Perplexity berharap dapat memberikan transparansi dan akurasi dalam proses pemungutan suara yang seringkali menjadi sorotan publik.
Salah satu fitur unggulan dari Election Information Hub adalah informasi pemilih yang lengkap, yang mencakup persyaratan pemungutan suara, lokasi tempat pemungutan suara, dan jadwalnya. Data yang digunakan untuk menyusun informasi ini bersumber dari Democracy Works, sebuah organisasi yang dikenal berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Dengan latar belakang ini, Perplexity menekankan bahwa mereka berusaha memberikan informasi yang dapat diandalkan kepada pemilih, dengan menyaring informasi dari berbagai sumber yang dianggap kredibel.
Sara Plotnick, juru bicara Perplexity, menegaskan bahwa baik AP maupun Democracy Works merupakan mitra resmi dalam proyek ini. Dalam pernyataannya, Plotnick menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana pusat informasi ini bekerja. Pemilih dapat memasukkan lokasi mereka, seperti alamat atau kota, untuk mendapatkan rincian lengkap mengenai apa yang ada di kotak suara. Selain itu, terdapat tab yang memungkinkan pemilih untuk memantau hasil pemilihan untuk posisi penting seperti Presiden, Senat AS, dan DPR AS. Informasi ini akan disajikan dengan pembagian per negara bagian, termasuk persentase suara yang telah dihitung dan siapa yang saat ini memimpin.
Namun, meskipun ambisius, peluncuran ini tidak lepas dari tantangan. Dalam pengalaman pengguna yang awal, beberapa kesalahan muncul, termasuk informasi yang tidak akurat mengenai kandidat. Contohnya, ringkasan AI yang ditampilkan ketika pengguna mengklik nama kandidat tidak menyebutkan bahwa Robert F. Kennedy, yang terdaftar di kotak suara di lokasi tertentu, telah menarik diri dari kontes tersebut. Kesalahan lain termasuk munculnya kandidat “Future Madam Potus” yang mengarahkan pengguna ke ringkasan tentang Wakil Presiden Kamala Harris dengan tambahan gambar meme, yang seharusnya tidak ada dalam deskripsi resmi kandidat tersebut.
Plotnick menyatakan bahwa tim Perplexity sedang menyelidiki penyebab di balik kesalahan informasi ini dan berusaha untuk memperbaiki akurasi di masa mendatang. Dia juga menjelaskan bahwa tergantung pada lokasi, terkadang kandidat yang ditulis dapat muncul dalam daftar pemilih, yang mungkin menjelaskan kehadiran kandidat fiktif tersebut.
Kesalahan yang terjadi mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam penggunaan teknologi AI generatif untuk menyajikan informasi yang sangat penting dan berdampak pada keputusan publik. Banyak perusahaan AI lain, termasuk ChatGPT, Meta AI, dan Google Gemini, telah memilih untuk tidak menyediakan informasi pemilih secara langsung, alih-alih merujuk pengguna ke sumber lain seperti canivote.org atau Google Search untuk informasi lebih lanjut. Microsoft’s Copilot bahkan tidak memberikan respons ketika ditanya mengenai informasi pemilih.
Meskipun tantangan ini, peluncuran Election Information Hub oleh Perplexity merupakan langkah menarik dalam upaya meningkatkan akses informasi pemilih melalui teknologi. Dengan terus menyempurnakan sistem dan memperbaiki kesalahan yang ada, perusahaan berharap dapat menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi pemilih yang ingin memahami lebih baik proses pemungutan suara dan kandidat yang bersaing. Diharapkan, inisiatif ini dapat memfasilitasi partisipasi yang lebih besar dalam pemilu, sehingga demokrasi semakin kuat dan transparan.