Pemprov Kaltim Bentuk CSIRT untuk Perlindungan Digital
- Rita Puspita Sari
- •
- 15 Nov 2024 14.59 WIB
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah mengambil langkah penting untuk memperkuat perlindungan terhadap ancaman siber dengan membentuk Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di seluruh kabupaten dan kota di wilayah tersebut. Langkah ini diambil untuk menjaga keamanan digital seiring dengan pesatnya perkembangan transformasi teknologi di era digital.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, menyampaikan bahwa transformasi digital tidak hanya sebatas menggantikan proses manual dengan sistem berbasis komputer. Lebih jauh lagi, transformasi ini mencakup perubahan budaya organisasi, pengembangan infrastruktur yang memadai, serta memastikan agar warga negara dapat merasakan manfaat dari penggunaan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disampaikan Sri Wahyuni saat meresmikan pembentukan tim CSIRT di Samarinda pada Kamis, 14 November 2024.
"Transformasi digital dalam pelayanan publik tidak hanya mengganti proses manual dengan sistem komputerisasi, tetapi juga mencakup perubahan budaya organisasi, pengembangan infrastruktur, serta memastikan warga negara dapat merasakan manfaat dari teknologi digital," ujar Sri Wahyuni.
Menurutnya, pengelolaan insiden keamanan siber adalah komponen yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan operasional pemerintah daerah, serta keberlangsungan kegiatan bisnis di sektor publik dan swasta. "Siap atau tidak, kita sebagai pemerintah harus siap melawan serangan siber. Ini adalah dampak dari kemajuan teknologi yang semakin canggih," tegasnya, mengingatkan bahwa ancaman dunia maya kini semakin kompleks dan beragam.
Sri Wahyuni juga menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam menangani ancaman siber. Kolaborasi antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai lembaga keamanan siber nasional dengan pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat ketahanan siber di tingkat lokal. "Penanganan dan pengelolaan insiden siber membutuhkan kerjasama lintas instansi, termasuk sektor pemerintahan daerah. Oleh karena itu, dukungan penuh dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk memastikan ekosistem keamanan siber yang efektif," jelas Sri Wahyuni.
Pembentukan tim CSIRT di setiap kabupaten dan kota di Kaltim ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan terhadap serangan siber yang semakin masif. Dengan adanya tim ini, setiap daerah diharapkan memiliki kemampuan untuk merespons insiden siber secara cepat dan efektif, mengurangi potensi kerugian yang ditimbulkan, serta memastikan kelancaran operasional pemerintahan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Kaltim, Muhammad Faisal, menyambut baik peresmian tim ini. Menurutnya, ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi ancaman serangan siber yang terus berkembang, khususnya seiring dengan semakin luasnya penggunaan teknologi digital dalam pemerintahan dan pelayanan publik. "Pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber ini adalah salah satu langkah penting dalam menjaga keamanan siber di Kaltim," ujar Faisal.
Faisal juga menambahkan bahwa selain pembentukan tim, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelola keamanan siber sangat diperlukan. Peningkatan SDM ini tidak hanya mencakup pelatihan dan sertifikasi teknis, tetapi juga pemutakhiran perangkat teknologi informasi, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, yang digunakan untuk melindungi sistem informasi di setiap daerah.
Lebih lanjut, Faisal menjelaskan bahwa perbaikan sistem pertahanan siber juga menjadi salah satu fokus utama dalam implementasi CSIRT di Kaltim. "Selain pembentukan tim, kualitas SDM juga harus terus ditingkatkan, begitu pula dengan pemutakhiran teknologi dan perbaikan sistem pertahanan siber agar dapat mendeteksi, merespons, dan mencegah ancaman yang ada," katanya.
Dengan langkah ini, diharapkan Provinsi Kaltim dapat menjadi salah satu daerah yang mampu menghadapi tantangan keamanan siber dengan baik. Selain itu, pembentukan CSIRT di setiap kabupaten dan kota diharapkan menjadi model yang dapat diikuti oleh provinsi lainnya, seiring dengan pentingnya pengelolaan dan perlindungan terhadap data serta sistem informasi dalam menghadapi serangan siber yang terus berkembang.
Sebagai bagian dari komitmen untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi ancaman siber, Pemerintah Provinsi Kaltim berencana mengadakan berbagai pelatihan dan workshop untuk meningkatkan kompetensi tim CSIRT di setiap daerah. Di samping itu, penguatan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di tingkat nasional maupun internasional juga akan terus dilakukan untuk memastikan perlindungan yang maksimal terhadap aset digital daerah.
Dengan dibentuknya tim ini, diharapkan Kaltim dapat menjadi lebih siap dan tangguh dalam menghadapi serangan siber, yang semakin menjadi tantangan besar di era digital yang serba terkoneksi.