OpenAI Perkenalkan GPT-5.2, Asisten AI Canggih untuk Kantoran


Ilustrasi ChatGPT

Ilustrasi ChatGPT

OpenAI kembali membuat gebrakan di dunia kecerdasan buatan dengan merilis GPT-5.2, model AI terbaru yang diklaim sebagai yang paling maju dan matang untuk kebutuhan kerja profesional. Model ini dirancang bukan sekadar untuk menjawab pertanyaan atau membantu tugas ringan, melainkan untuk menjadi “asisten kerja” yang mampu menangani berbagai pekerjaan kantoran secara lebih serius, terstruktur, dan andal.

Peluncuran GPT-5.2 diumumkan langsung oleh OpenAI melalui Chief Product Officer mereka, Fidji Simo. Ia menyebut GPT-5.2 sebagai lompatan besar dalam pemanfaatan AI untuk dunia kerja. Model ini dikembangkan agar mampu membantu pengguna menyusun spreadsheet dan presentasi, menulis dan meninjau kode pemrograman, memahami dokumen dengan konteks sangat panjang, hingga mengintegrasikan berbagai tool dalam proyek yang memiliki banyak tahap dan dependensi.

Menurut OpenAI, peningkatan yang dibawa GPT-5.2 tidak hanya terasa di atas kertas, tetapi juga langsung dirasakan pengguna dalam aktivitas harian. Model ini disebut lebih pintar, lebih tertata, lebih konsisten dalam memberikan jawaban, serta tetap nyaman dan menyenangkan saat digunakan untuk berinteraksi. Dengan kata lain, GPT-5.2 diarahkan untuk menjadi rekan kerja digital yang bisa diandalkan, bukan sekadar chatbot.

 

Tiga Varian untuk Kebutuhan Berbeda

GPT-5.2 dirilis dalam tiga varian utama yang tersedia bagi pengguna ChatGPT berbayar serta pengembang melalui API. Setiap varian dirancang untuk kebutuhan yang berbeda, mulai dari tugas ringan hingga pekerjaan tingkat lanjut yang membutuhkan presisi tinggi.

  1. Varian pertama adalah GPT-5.2 Instant. Sesuai namanya, model ini dioptimalkan untuk kecepatan. GPT-5.2 Instant cocok digunakan untuk tugas-tugas ringan seperti penulisan teks singkat, penerjemahan, ringkasan cepat, dan pencarian informasi. Bagi pengguna yang membutuhkan respons cepat tanpa analisis mendalam, varian ini menjadi pilihan paling praktis.
  2. Varian kedua adalah GPT-5.2 Thinking, yang menjadi tulang punggung untuk pekerjaan kompleks. Model ini difokuskan pada tugas-tugas yang membutuhkan penalaran lebih dalam, seperti pemrograman, analisis dokumen panjang, perencanaan strategis, hingga perhitungan matematika dan logika tingkat lanjut. GPT-5.2 Thinking juga dirancang untuk bekerja lebih sistematis dan konsisten, sehingga cocok untuk kebutuhan profesional.
  3. Sementara itu, GPT-5.2 Pro hadir sebagai versi dengan tingkat presisi tertinggi. Varian ini ditujukan untuk menyelesaikan masalah tingkat lanjut yang menuntut akurasi maksimal, misalnya pada analisis teknis, riset mendalam, atau penggunaan di lingkungan profesional yang sangat sensitif terhadap kesalahan.

Peluncuran GPT-5.2 sendiri terjadi di tengah persaingan ketat industri AI. Model ini merupakan penerus GPT-5.1 dan hadir tak lama setelah mencuat laporan bahwa CEO OpenAI, Sam Altman, mengeluarkan memo internal “code red”. Memo tersebut disebut-sebut muncul akibat kekhawatiran bahwa ChatGPT mulai terkejar, bahkan berpotensi kalah saing, dari Google Gemini.

 

Klaim Performa untuk Penggunaan Profesional

OpenAI menegaskan bahwa GPT-5.2, khususnya varian Thinking, adalah model dengan performa terbaik yang pernah mereka rilis untuk penggunaan profesional. Klaim ini didukung oleh berbagai hasil benchmark yang dipublikasikan perusahaan.

Dalam SWE-Bench Pro, sebuah tolok ukur yang menilai kemampuan agen AI dalam menyelesaikan tugas pemrograman nyata, GPT-5.2 Thinking diklaim menempati posisi teratas. Model ini juga menunjukkan kinerja unggul di GPQA Diamond, tes penalaran ilmiah setingkat pascasarjana yang menguji kemampuan memahami dan mengolah konsep ilmiah kompleks.

Selain itu, GPT-5.2 diuji menggunakan GDPval, sebuah evaluasi internal OpenAI yang dirilis awal tahun ini. GDPval dirancang untuk mengukur kemampuan AI dalam menyelesaikan tugas-tugas kerja terstruktur di 44 jenis profesi berbeda. Hasilnya, GPT-5.2 Thinking disebut mampu mengalahkan atau setidaknya menyamai kinerja profesional industri pada 70,9 persen tugas yang diuji.

Tugas-tugas tersebut mencakup pembuatan presentasi, penyusunan spreadsheet, penulisan laporan kompleks, hingga analisis berbasis data. OpenAI bahkan mengklaim GPT-5.2 dapat menyelesaikan tugas serupa hingga 11 kali lebih cepat dengan biaya kurang dari 1 persen dibandingkan tenaga ahli manusia.

Rentang profesi yang diuji dalam GDPval terbilang luas, mulai dari software developer, pengacara, akuntan, perawat, analis keuangan, manajer proyek, jurnalis, hingga tenaga manufaktur dan pelayanan publik. Dengan hasil ini, OpenAI menilai GPT-5.2 semakin mendekati standar ideal sebagai asisten kerja lintas profesi.

 

Lebih Akurat dan Minim Kesalahan

Selain performa, OpenAI juga menyoroti peningkatan signifikan dari sisi akurasi. Dibandingkan GPT-5.1 Thinking, GPT-5.2 disebut 30 persen lebih jarang menghasilkan jawaban keliru pada kumpulan pertanyaan nyata dari pengguna ChatGPT. Peningkatan ini dinilai sangat penting bagi profesional yang menggunakan AI untuk riset, analisis, penulisan, dan pengambilan keputusan harian.

Meski demikian, OpenAI tetap mengingatkan bahwa pengguna perlu melakukan pengecekan ulang, terutama untuk tugas-tugas kritis. AI, sekuat apa pun, masih berpotensi melakukan kesalahan jika digunakan tanpa pengawasan.

 

Rekor Baru dalam Konteks Panjang

Salah satu peningkatan paling mencolok pada GPT-5.2 adalah kemampuannya menangani konteks sangat panjang. Pada evaluasi MRCRv2, yang menguji kemampuan AI menggabungkan informasi dari dokumen berukuran besar, GPT-5.2 Thinking memecahkan rekor baru.

Model ini menjadi yang pertama mencapai akurasi hampir 100 persen pada varian “4-needle”, yang menguji pemahaman konteks hingga 256.000 token. Jumlah ini setara dengan sekitar 180.000 hingga 200.000 kata.

Sebagai perbandingan, novel Harry Potter and the Sorcerer’s Stone diperkirakan memiliki sekitar 77.000 kata. Artinya, GPT-5.2 mampu membaca dan memahami dokumen setebal lebih dari dua setengah buku Harry Potter pertama dalam satu kali prompt. Secara praktis, kemampuan ini memungkinkan GPT-5.2 mengolah laporan riset super panjang, kontrak hukum, transkrip rapat, hingga proyek multi-file tanpa kehilangan konteks dan konsistensi.

OpenAI menilai fitur ini akan sangat bermanfaat untuk analisis mendalam, sintesis informasi, serta alur kerja profesional yang melibatkan banyak dokumen sekaligus.

 

Belum Fokus ke Generasi Gambar

Di sisi lain, GPT-5.2 tidak membawa pembaruan pada kemampuan image generation. Padahal, memo “code red” Sam Altman sebelumnya menyinggung kebutuhan OpenAI untuk mengejar Google, yang belakangan viral lewat Gemini 2.5 Flash Image “Nano Banana” hingga Banana Pro atau Gemini 3 Pro Image.

Bocoran yang dihimpun dari TechCrunch menyebut OpenAI baru akan merilis model dengan generator gambar yang lebih canggih, cepat, dan ekspresif pada Januari 2026. Untuk saat ini, fokus utama GPT-5.2 jelas diarahkan pada produktivitas dan kebutuhan kerja profesional.

Dengan berbagai peningkatan tersebut, GPT-5.2 menegaskan arah OpenAI untuk menjadikan AI sebagai mitra kerja nyata. Bukan hanya membantu, tetapi juga mempercepat dan meningkatkan kualitas pekerjaan di berbagai bidang.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait