OpenAI Dekati Google & Oracle, Posisi Microsoft Terancam


Ilustrasi Microsoft

Ilustrasi Microsoft

Kerja sama erat antara Microsoft dan OpenAI selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan Microsoft. Akses eksklusif Microsoft ke model AI milik OpenAI telah meningkatkan performa layanan cloud Azure, bahkan membantu nilai pasar Microsoft melonjak hampir mencapai $4 triliun.

Untuk kuartal April hingga Juni, pendapatan Azure diperkirakan naik sebesar 34,8%, sesuai dengan proyeksi internal Microsoft dan sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan 33% pada kuartal sebelumnya, menurut data dari Visible Alpha.

Namun, kemitraan strategis ini kini sedang dinegosiasikan ulang. OpenAI sedang berencana go public (melantai di bursa), dan perubahan status menjadi public-benefit corporation membutuhkan persetujuan dari Microsoft. Beberapa laporan menyebutkan bahwa ada ketegangan soal seberapa besar akses Microsoft akan tetap dimiliki terhadap teknologi OpenAI, dan bagaimana bentuk kepemilikan saham Microsoft setelah restrukturisasi dilakukan.

Restrukturisasi ini terkait dengan pendanaan $40 miliar yang sedang dijalankan OpenAI, yang dipimpin oleh perusahaan asal Jepang, SoftBank. Separuh dari pendanaan ini bergantung pada selesainya perubahan hukum sebelum akhir tahun ini. Jika Microsoft tidak memberikan persetujuan, maka kesepakatan tersebut bisa gagal.

 

OpenAI Menjalin Kemitraan dengan Cloud Provider Lain

Sementara itu, OpenAI mulai memperluas kerja samanya dengan penyedia cloud lain. Baru-baru ini, mereka memperkuat kolaborasi dengan Oracle, yang mencakup rencana pembangunan kapasitas pusat data sebesar 4,5 gigawatt, serta mulai menggunakan Google Cloud untuk memenuhi kebutuhan komputasi tambahan.

Analis dari UBS menyatakan bahwa pandangan investor masih terpecah mengenai dampak dari dinamika ini terhadap Microsoft. Namun, UBS menilai Microsoft masih punya posisi tawar yang kuat. “Kepemimpinan Microsoft sudah cukup dipercay, sehingga perusahaan kemungkinan akan bisa merundingkan kesepakatan yang tetap menguntungkan para pemegang sahamnya,” tulis para analis.

Pasar pun tampaknya setuju. Saham Microsoft telah naik lebih dari 20% sepanjang tahun ini.

 

Pendapatan Microsoft Diprediksi Tetap Kuat

Selain fokus pada AI, Microsoft juga diperkirakan akan mencatatkan kinerja keuangan yang kuat untuk kuartal ini. Para analis memproyeksikan lonjakan pendapatan sebesar 14% menjadi $73,81 miliar, yang merupakan pertumbuhan terbaik dalam tiga kuartal terakhir. Kenaikan ini dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar dolar AS, meningkatnya permintaan Azure di luar sektor AI, serta lonjakan pesanan Windows dari produsen PC yang mengantisipasi potensi tarif baru.

Laba bersih diperkirakan tumbuh 14,2% menjadi $25,16 miliar, meskipun pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibanding kuartal sebelumnya karena adanya peningkatan biaya operasional.

 

Investasi Infrastruktur Masih Jadi Fokus

Investor juga akan memantau rencana pengeluaran modal (capital expenditure) Microsoft. Minggu lalu, Alphabet (induk Google) menaikkan target belanja tahunannya sebesar $10 miliar. Microsoft sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka masih menghadapi keterbatasan kapasitas AI, dan telah memberi sinyal akan menambah investasi infrastruktur, walaupun lebih hati-hati dan fokus pada aset jangka pendek seperti chip AI.

Pada tahun fiskal terakhir, Microsoft telah merencanakan belanja modal lebih dari $80 miliar.

Menurut Dan Morgan, manajer portofolio senior di Synovus Trust sekaligus pemegang saham Microsoft, investasi ini menunjukkan hasil. Ia mengatakan, “Investor kemungkinan masih meremehkan potensi bisnis AI Microsoft dalam mendorong pertumbuhan konsumsi yang berkelanjutan di era AI yang bersifat agentik (AI yang dapat bertindak secara otonom).”

 

Negosiasi Lanjutan Akses Teknologi OpenAI

Microsoft saat ini sedang berada dalam tahap akhir negosiasi dengan OpenAI untuk memperbarui kesepakatan mereka, menurut laporan Bloomberg yang mengutip dua sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut. Tujuan dari negosiasi ini adalah untuk memastikan Microsoft tetap memiliki akses ke model AI terbaru OpenAI, meskipun nantinya OpenAI menyatakan telah mencapai Artificial General Intelligence (AGI) – yaitu titik di mana AI memiliki kecerdasan setara atau melebihi manusia.

Penting diketahui, dalam perjanjian saat ini, terdapat beberapa hak yang tidak berlaku jika OpenAI menyatakan telah mencapai AGI. Karena itu, pembaruan perjanjian menjadi krusial bagi Microsoft.

Para perunding dari kedua perusahaan telah bertemu secara rutin dan diperkirakan akan menyelesaikan kesepakatan baru dalam beberapa minggu ke depan. Hingga saat ini, belum ada komentar resmi dari Microsoft maupun OpenAI terkait hal ini.

 

Ketegangan Internal dan Tuntutan Hukum

Upaya pembaruan perjanjian ini sudah dilakukan selama beberapa bulan. Termasuk di dalamnya perdebatan mengenai kepemilikan saham Microsoft di OpenAI. Bulan lalu, media The Information melaporkan bahwa kedua pihak berbeda pendapat mengenai klausul AGI dalam perjanjian saat ini.

Di sisi lain, OpenAI juga sedang menghadapi tekanan eksternal. Elon Musk, salah satu pendiri OpenAI pada tahun 2015 yang kemudian keluar dari perusahaan, kini menuntut OpenAI. Musk menuduh OpenAI menyimpang dari misi awalnya, yaitu membangun AI untuk kepentingan umat manusia, bukan untuk keuntungan pribadi.

Seiring laporan keuangan Microsoft yang akan dirilis, relasi Microsoft dengan OpenAI serta kolaborasi OpenAI dengan penyedia cloud pesaing seperti Oracle dan Google akan terus menjadi sorotan utama para investor dan pengamat industri.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait