Langkah Global dalam Mengatasi Tantangan Siber di Era AI
- Abd. Rofik Budin
- •
- 19 Agt 2024 17.03 WIB
Tahun 2024 menjadi tonggak penting bagi Artificial Intelligence (AI), yang kini memainkan peran krusial dalam berbagai sektor berkat perangkat canggih dan kemudahan akses. Namun, kemajuan ini juga membawa tantangan serius terkait keamanan siber, di mana teknologi AI dapat disalahgunakan oleh penjahat siber. Untuk menangani masalah ini, pemerintah dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, serta perusahaan besar di bidang AI seperti Microsoft dan OpenAI, tengah menyusun kebijakan dan strategi. Artikel ini mengulas berbagai upaya tersebut, termasuk Deklarasi Bletchley dan Perintah Eksekutif Presiden Biden, serta bagaimana AI dapat membantu memperkuat ketahanan sistem informasi terhadap ancaman siber yang berkembang.
Memperkuat Ketahanan dalam Sistem AI dan Machine Learning
Kecerdasan buatan, yang pertama kali dicetuskan oleh John McCarthy dan Marvin Minsky pada tahun 1956, telah berkembang pesat dari sekadar konsep teoritis menjadi aplikasi yang sangat penting dalam berbagai bidang seperti perawatan kesehatan, keuangan, kendaraan otonom, dan keamanan siber. Meskipun sistem AI dan pembelajaran mesin/machine learning (ML) terus berkembang, masih ada tantangan terkait kualitas, ketahanan, dan keamanan data yang mempengaruhi efektivitas teknologi ini. Artikel ini menyelidiki berbagai metode untuk meningkatkan ketahanan sistem AI dan ML terhadap risiko seperti serangan dan gangguan data. Kebijakan pemerintah dan strategi perusahaan juga dievaluasi untuk memastikan keandalan dan kepercayaan terhadap teknologi ini.
Evolusi dan Dampak AI serta Machine Learning
Sejak kemunculannya pada pertengahan abad ke-20, AI dan pembelajaran mesin telah membuat kemajuan signifikan, didorong oleh perkembangan algoritma, daya komputasi, dan ketersediaan data. Teknologi ini kini memainkan peran vital dalam berbagai sektor, memanfaatkan kemampuannya untuk menganalisis data besar, menghasilkan wawasan, dan membuat keputusan secara mandiri. AI dan ML telah merevolusi industri seperti perawatan kesehatan, keuangan, dan keamanan siber dengan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan pengambilan keputusan, menjadikannya elemen penting dalam teknologi modern.
Meningkatkan Ketahanan Informasi dalam AI dan Keamanan Siber
Ketahanan informasi adalah kemampuan sistem untuk menjaga operasi, integritas, dan kinerjanya saat menghadapi gangguan atau serangan. Didefinisikan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST), konsep ini menekankan pentingnya kemampuan sistem untuk berfungsi dalam kondisi menantang dan pulih dengan efektif. Dalam konteks AI dan ML, ketahanan informasi sangat penting untuk mengelola masalah kualitas dan keamanan data serta menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah. Keamanan siber memainkan peran utama dalam ketahanan informasi, dengan AI dan ML berkontribusi pada deteksi ancaman otomatis, prediksi risiko, dan penerapan langkah-langkah keamanan yang adaptif.
Inisiatif dan Kolaborasi Keamanan Siber Global
Berbagai pemerintah, perusahaan multinasional, dan organisasi internasional telah merumuskan kebijakan dan pedoman untuk menciptakan lingkungan informasi yang aman dan tangguh terhadap ancaman serangan siber yang meningkat. PBB mendorong penggunaan teknologi AI secara bertanggung jawab, mengakui kontribusinya terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Strategi keamanan siber yang komprehensif di AS bertujuan melindungi kepentingan nasional dan infrastruktur penting melalui kerja sama antara lembaga federal dan sektor swasta. India juga sedang merancang peraturan tentang penggunaan AI yang etis, sementara Tiongkok menekankan perlindungan data dan keamanan internet melalui undang-undang keamanan siber. Inisiatif seperti Deklarasi Bletchley menunjukkan pentingnya kolaborasi global dalam mengelola risiko AI dengan mendorong pendekatan terpadu untuk memaksimalkan manfaat AI dan meminimalkan potensi ancaman.
Kontribusi Perusahaan terhadap Keamanan Siber
Perusahaan-perusahaan teknologi besar memainkan peran penting dalam meningkatkan keamanan siber. Microsoft telah mengembangkan kerangka kebijakan keamanan siber melalui kemitraan dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menangani masalah keamanan siber global. Apple menunjukkan komitmennya terhadap privasi pengguna dengan langkah-langkah keamanan seperti Secure Enclave dan enkripsi menyeluruh. OpenAI menerapkan enkripsi dan kontrol akses ketat untuk melindungi informasi sensitif serta mendukung keamanan siber melalui inisiatif kolaboratif. Upaya ini menyoroti perlunya pendekatan terkoordinasi antara sektor publik dan swasta untuk memperkuat keamanan siber global dan membangun infrastruktur informasi yang tahan banting.