Manus AI Resmi Diluncurkan: Pesaing Baru GPT dan DeepSeek


Ilustrasi Chatbot AI

Ilustrasi Chatbot AI

Industri kecerdasan buatan (AI) kembali diramaikan oleh kehadiran pesaing baru. Perusahaan AI asal Tiongkok, Manus AI, secara resmi meluncurkan agen AI umum bernama Manus pada Kamis lalu. Kehadiran teknologi ini langsung menarik perhatian publik dan viral di media sosial, dengan banyak orang menyebutnya sebagai "disruptor kedua setelah DeepSeek" dan menganggapnya sebagai "momen GPT" bagi agen AI.

Peluncuran ini memicu perdebatan mengenai potensi Manus dalam menyaingi GPT dari OpenAI serta DeepSeek, yang sebelumnya menjadi pemimpin dalam bidang kecerdasan buatan di Tiongkok. Dengan berbagai klaim inovasi dan keunggulan teknologi, apakah Manus benar-benar mampu bersaing di pasar AI yang semakin kompetitif?

Manus AI: Agen AI yang Otonom dan Inovatif
Manus AI bukan sekadar chatbot atau alat otomatisasi kerja biasa. Agen AI ini dirancang untuk bekerja secara otonom tanpa campur tangan manusia, mampu menjalankan tugas secara mandiri dari perencanaan hingga eksekusi. Menurut Ji Yichao, salah satu pendiri sekaligus kepala ilmuwan di Manus AI, teknologi ini jauh lebih maju dibandingkan AI generatif lainnya.

"Sebagian besar AI hanya mampu menghasilkan ide, tetapi Manus dapat mengeksekusinya hingga menghasilkan hasil nyata," ungkap Ji. Ia menambahkan bahwa tim Manus AI telah lama mengembangkan teknologi ini secara diam-diam, dengan keyakinan bahwa Manus adalah langkah evolusi berikutnya dalam dunia kecerdasan buatan.

Klaim ini bukan tanpa dasar. Berdasarkan hasil uji coba menggunakan GAIA Benchmark, Manus AI dikatakan mengungguli model-model OpenAI di semua tingkat kesulitan. GAIA Benchmark sendiri merupakan standar pengujian yang digunakan untuk menilai kemampuan asisten AI umum. Jika data ini akurat, maka Manus memiliki potensi besar untuk menjadi pesaing serius di pasar AI global.

Popularitas Manus AI yang melonjak tajam menyebabkan permintaan akses ke platform ini meningkat pesat. Akibatnya, invitation code untuk mencoba Manus mulai diperjualbelikan di platform jual beli barang bekas Xianyu, dengan harga hampir 100.000 yuan atau sekitar Rp215 juta.

Fenomena ini menunjukkan betapa antusiasnya pengguna terhadap teknologi AI terbaru. Banyak orang ingin menjadi yang pertama mencoba fitur canggih Manus, terutama mengingat potensinya yang digadang-gadang mampu melampaui GPT dan DeepSeek.

Sementara itu, di balik kesuksesan peluncuran ini, terdapat dinamika internal dalam perusahaan Manus AI. Xiao Hong, pendiri awal Manus AI, mendirikan perusahaan ini pada 2015, tetapi kemudian keluar dari jajaran pemegang saham pada Desember 2024. Setelah kepergiannya, investor besar seperti Tencent semakin meningkatkan investasinya dalam Manus AI, menandakan kepercayaan yang tinggi terhadap potensi teknologi ini.

Selain itu, operator Monica.im yang terkait dengan Manus AI dan perusahaan teknologi Beijing Butterfly Effect Technology Co Ltd telah mendapatkan pendanaan awal dari ZhenFund pada Juli 2022. Dengan dukungan finansial yang kuat, Manus AI semakin siap untuk berkembang dan bersaing di pasar AI global.

Strategi Ekosistem Manus: Tren Baru dalam Industri AI?
Para ahli industri melihat bahwa Manus AI bukan hanya menghadirkan teknologi baru, tetapi juga memperkenalkan model bisnis yang inovatif dalam dunia AI. Strategi ekosistem agen AI umum yang diperkenalkan oleh Manus bisa menjadi tren baru dalam industri kecerdasan buatan.

Jika strategi ini berhasil, model bisnis ekosistem agen AI umum dapat menjadi skenario aplikasi AI terbesar kedua setelah pencarian berbasis AI. Hal ini sejalan dengan laporan dari firma riset teknologi Gartner pada Januari 2024, yang mengungkapkan bahwa 21% perusahaan telah mengintegrasikan agen AI ke dalam alur kerja mereka.

Gartner juga memproyeksikan bahwa pada 2026, lebih dari 80% perusahaan akan menggunakan agen AI dalam operasional mereka. Dengan tren ini, Manus AI berpotensi menjadi pesaing kuat bagi GPT dan DeepSeek, bahkan mungkin melampaui keduanya dalam beberapa aspek.

Masa Depan Manus AI dan Persaingan di Industri AI
Peluncuran Manus AI menandai babak baru dalam persaingan teknologi kecerdasan buatan. Dengan kemampuannya yang lebih otonom dibandingkan AI generatif lainnya, serta klaim performa unggul berdasarkan GAIA Benchmark, Manus memiliki potensi untuk menjadi pemain besar di industri ini.

Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Persaingan dengan OpenAI (GPT), DeepSeek, dan perusahaan AI lainnya akan semakin ketat. Selain itu, regulasi terkait penggunaan AI di berbagai negara juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekosistem agen AI ini.

Dengan dukungan investasi yang besar dan adopsi teknologi AI yang semakin luas, Manus AI berpeluang untuk menjadi salah satu inovator utama dalam industri AI global. Apakah ia akan mampu mengguncang dominasi GPT dan DeepSeek? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait