Investasi AI Generatif di Indonesia Melonjak Drastis
- Pabila Syaftahan
- •
- 05 Des 2024 11.22 WIB
Investasi pada teknologi kecerdasan buatan generatif (generative AI) di sektor swasta Indonesia mencatat pertumbuhan luar biasa, meningkat hingga enam kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa fenomena ini menandakan perkembangan signifikan dalam adopsi teknologi berbasis kecerdasan buatan di Tanah Air.
Pada tahun 2021, total investasi di bidang AI generatif hanya mencapai USD4 miliar atau sekitar Rp63,7 triliun (mengacu pada kurs Rp15.947 per USD). Namun, angka ini melonjak tajam hingga USD25 miliar atau setara Rp398 triliun pada 2023. Pertumbuhan eksponensial ini menunjukkan semakin tingginya minat perusahaan swasta terhadap teknologi yang mampu menghasilkan konten baru secara otomatis ini.
“Perkembangan teknologi AI di Indonesia sangat signifikan. Investasi pada AI generatif meningkat lebih dari enam kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun,” ungkap Meutya Hafid dalam acara AI for Indonesia yang digelar di Jakarta pada Rabu, 4 Desember 2024, sebagaimana dilaporkan oleh Media Indonesia.
Dampak Global dari Teknologi AI
Meutya juga menyoroti dampak teknologi AI di berbagai belahan dunia, khususnya di negara maju atau wilayah yang dikenal sebagai global north. Di kawasan tersebut, AI telah memengaruhi hingga 60 persen pekerjaan. Sementara itu, di negara-negara berkembang (global south), dampaknya lebih rendah, dengan pengaruh pada sekitar 40 persen pekerjaan di negara berpendapatan menengah dan 26 persen di negara berpendapatan rendah.
“Permintaan pasar tenaga kerja terkait AI di tingkat global didominasi oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Spanyol, Swedia, Belgia, Belanda, dan Prancis,” jelas Meutya.
Untuk mengejar ketertinggalan, pemerintah Indonesia terus menjajaki kerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi global (global tech companies) guna memperkuat infrastruktur digital nasional. Selain itu, pengembangan talenta digital lokal, termasuk di bidang AI, menjadi prioritas utama.
“Kami sedang bekerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi global untuk mendukung pengembangan talenta digital, khususnya di bidang kecerdasan buatan,” tambahnya.
AI Generatif untuk Transformasi Layanan Publik
Tidak hanya di sektor swasta, penerapan teknologi AI generatif juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas layanan publik. Dengan kemampuan untuk menganalisis dan mengolah data dalam skala besar (big data), teknologi ini diharapkan mampu mendukung efisiensi dan efektivitas layanan pemerintah.
Salah satu upaya pemerintah adalah pembangunan pusat data nasional untuk mendukung program Satu Data Indonesia. Salah satu pusat data tersebut akan dibangun di Cikarang, Jawa Barat, dengan tujuan mengintegrasikan berbagai layanan data nasional.
“Pusat data nasional ini akan memainkan peran penting dalam mendukung implementasi teknologi AI yang berbasis pada validitas dan kontinuitas data. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan layanan publik di masa depan,” ujar Meutya.
Masa Depan AI di Indonesia
Pertumbuhan pesat investasi AI generatif menjadi indikator kuat bahwa Indonesia sedang bergerak menuju era transformasi digital yang lebih maju. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan perusahaan teknologi global diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain mendukung sektor bisnis, teknologi ini juga diharapkan dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru, sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. Dengan langkah strategis yang terus diambil, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem teknologi AI di masa depan.
Melalui pembangunan infrastruktur digital yang kokoh dan pengembangan talenta digital lokal, pemerintah optimistis bahwa adopsi AI generatif akan membawa dampak positif tidak hanya bagi sektor ekonomi, tetapi juga bagi masyarakat luas.