Industri 4.0 Dorong Disrupsi Teknologi di Sektor Manufaktur
- Balqis Alyamayadita Rahman
- •
- 01 Des 2021 09.40 WIB
Fase revolusi industri 4.0 yang saat ini tengah dialami oleh Indonesia dinilai akan mendorong terjadinya disrupsi teknologi pada sektor manufaktur. Hal ini didukung terutama dengan pesatnya perkembangan berbagai teknologi industri 4.0 saat ini.
"Industri 4.0 ini mendorong disrupsi di sektor manufaktur maupun jasa konstruksi dengan teknologi-teknologi yang menjadi teknologi utama maupun pendorong industri 4.0," kata Peneliti Muda Asesor INDI 4.0 Kementerian Perindustrian, Mas'ud Adhi Saputra dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (25/11/2021).
Adhi menyebutkan bahwa banyak perubahan yang terjadi pada teknologi-teknologi lama sebelum industri 4.0 dikarenakan kehadiran banyak teknologi baru yang mendorong efektivitas produksi industri, seperti teknologi building information modelling (BIM), percetakan tiga dimensi, dan masih banyak lagi.
Selanjutnya, Adhi menjelaskan bahwa terdapat lima indikator yang menandakan industri telah siap memasuki fase revolusi industri 4.0 berdasarkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI) 4.0. Kelima indikator tersebut adalah fleksibilitas, produktivitas, konektivitas, keamanan, dan efisiensi.
Sedangkan di Indonesia sendiri, hanya ada dua perusahaan yang masuk dalam World Economic Forum Industry 4.0 Lighthouse, yaitu Schneider Electric di Batam dam Petrosea di Kalimantan. Lalu berkaitan dengan lima indikator INDI 4.0, Adhi menyebut jika perusahaan telah mencapai skor tinggi maka disebut siap memasuki industri 4.0.
Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Jasa Infrastruktur Kementerian BUMN Hendrika Nora Osloi Sinaga menyampaikan bahwa pihaknya telah meminta seluruh BUMN untuk melakukan asesmen INDI 4.0 setidaknya hingga tahun depan. Hal ini dilakukan untuk dapat menilai kesiapan BUMN menghadapi industri 4.0.
Nora mengungkap bahwa permintaan asesmen ini sudah tertulis dalam surat Menteri BUMN Nomor 797/MBU/10/2021 pada Oktober 2021. Surat tersebut berisikan aspirasi pemegang saham atau pemiliki modal untuk penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan tahun 2022.
Pada surat ini, Menteri BUMN Erick Thohir berpesan agar perusahaan BUMN yang belum melakukan asesmen INDI 4.0 tahun ini, wajib untuk melaksanakan asesmen pada tahun depan.
"Bagi BUMN yang belum mencapai skor 3,5 wajib menyusun dan mengimplementasikan roadmap pemenuhan gap, sedangkan bagi BUMN yang telah mencapai skor 3,5 wajib melaporkan implementasi implementasi transformasi industri 4.0 pada laporan manajemen triwulan BUMN," jelas Nora.