DeepSeek Buka Riset AGI Secara Open-Source, Inovasi atau Risiko?
- Rita Puspita Sari
- •
- 27 Feb 2025 19.12 WIB

Aplikasi DeepSeek
DeepSeek, startup kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok yang fokus pada pengembangan Artificial General Intelligence (AGI), baru saja mengumumkan langkah besar dalam dunia riset AI. Mereka akan membuka lima repositori secara open-source mulai minggu depan. Langkah ini menunjukkan komitmen mereka terhadap transparansi dan kolaborasi komunitas.
Namun, keputusan ini datang di tengah kontroversi yang membandingkan DeepSeek dengan kasus TikTok, terkait dengan masalah keamanan data dan privasi pengguna. Sejumlah pihak mempertanyakan apakah keterbukaan ini benar-benar bertujuan untuk kemajuan AI atau justru sebagai strategi untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu sensitif yang dihadapi perusahaan.
DeepSeek dan Komitmen Open-Source
Dalam pengumumannya melalui tweet nya media sosial, DeepSeek menegaskan visi mereka mengenai pentingnya keterbukaan dalam pengembangan AI:
“Kami adalah tim kecil di DeepSeek yang sedang mengeksplorasi AGI. Mulai minggu depan, kami akan membuka lima repositori secara open-source, membagikan progres kami yang kecil namun tulus dengan transparansi penuh.”
Repositori yang akan dibuka mencakup komponen inti dari layanan online DeepSeek, yang telah terdokumentasi, diterapkan, dan diuji dalam lingkungan produksi. Dengan langkah ini, DeepSeek berharap dapat memberikan kontribusi signifikan bagi komunitas riset AI global.
Mereka juga menekankan pentingnya kolaborasi berbasis komunitas:
“Sebagai bagian dari komunitas open-source, kami percaya bahwa setiap baris kode yang dibagikan akan menjadi momentum bersama untuk mempercepat perjalanan ini.”
Pendekatan ini mendapatkan apresiasi dari komunitas teknologi, terutama karena dunia AI selama ini sering kali dikelilingi oleh kerahasiaan dan persaingan ketat antara perusahaan-perusahaan besar.
Tumbuh Pesat, Dihujani Kritik
Sebelumnya, DeepSeek bukanlah nama yang dikenal luas dalam industri AI. Namun, dalam waktu singkat, startup ini berhasil menarik perhatian global berkat model bisnisnya yang unik, menawarkan teknologi AI canggih secara gratis.
Kesuksesan yang pesat ini membuat DeepSeek dianggap sebagai pesaing serius bagi raksasa AI seperti OpenAI dan Google. Namun, di balik popularitasnya, muncul berbagai pertanyaan tentang keamanan data dan transparansi operasionalnya.
Saat ini, beberapa anggota parlemen di Amerika Serikat sedang mengusulkan larangan terhadap DeepSeek setelah adanya laporan bahwa aplikasi mereka mentransfer data pengguna ke perusahaan milik negara yang telah masuk daftar hitam pemerintah AS.
Tidak hanya itu, perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan OpenAI juga meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran keamanan sistem mereka yang diduga dilakukan oleh kelompok yang memiliki keterkaitan dengan DeepSeek.
Kontroversi ini semakin memperkuat perbandingan antara DeepSeek dan TikTok, aplikasi asal Tiongkok yang menghadapi berbagai tuduhan terkait pengumpulan data pengguna dan potensi penyalahgunaan oleh pemerintah Tiongkok.
Inovasi atau Strategi Politik?
Keputusan DeepSeek untuk membuka sebagian teknologinya secara open-source tampaknya merupakan upaya untuk membangun citra sebagai perusahaan yang transparan dan mendukung demokratisasi teknologi.
Sebagai bagian dari strategi ini, mereka berencana menerapkan sistem “daily unlocks”, di mana komunitas akan mendapatkan akses ke lebih banyak aspek teknologi mereka setiap hari. Hal ini diharapkan bisa memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana DeepSeek beroperasi dan bagaimana teknologi mereka dikembangkan.
Namun, ada pertanyaan besar yang masih menggantung:
- Seberapa banyak teknologi yang benar-benar akan dibuka?
- Apakah ini hanya strategi untuk meredam tekanan politik dan regulasi?
- Apakah dengan membuka repositori, DeepSeek bisa sepenuhnya dipercaya dalam hal keamanan data?
Belum jelas apakah langkah ini cukup untuk meredakan kekhawatiran para pembuat kebijakan atau mengubah persepsi negatif yang ada.
Yang pasti, keputusan ini menandai babak baru dalam perjalanan DeepSeek sebuah startup yang di satu sisi dipuji karena inovasi dan keterbukaannya, tetapi di sisi lain dicurigai karena isu keamanan dan privasi yang mengiringinya.
Tantangan Masa Depan DeepSeek
Meskipun filosofi mereka tentang “garage-energy and community-driven innovation” menarik bagi banyak pengembang AI, tantangan terbesar DeepSeek adalah membuktikan bahwa mereka tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga bisa dipercaya dalam hal keamanan dan transparansi.
Dalam dunia AI yang semakin kompetitif dan diwarnai dengan isu geopolitik, DeepSeek harus membuktikan bahwa mereka bukan sekadar ancaman baru bagi privasi, melainkan benar-benar berkontribusi dalam kemajuan teknologi global.
Akankah langkah open-source ini cukup untuk membangun kepercayaan dunia? Ataukah DeepSeek hanya akan menghadapi lebih banyak hambatan di masa depan?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan apakah DeepSeek bisa bertahan dan berkembang sebagai pemimpin dalam industri AI, atau justru menjadi target regulasi yang semakin ketat.