BRIN Kembangkan 5 Purwarupa IoT untuk Revolusi Pertanian
- Rita Puspita Sari
- •
- 11 Sep 2024 16.00 WIB
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) semakin menunjukkan komitmennya dalam mendorong inovasi di sektor teknologi dengan menargetkan pengembangan lima purwarupa sistem telekomunikasi berbasis Internet of Things (IoT) yang difokuskan untuk sektor pertanian dan peternakan. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat transformasi digital di bidang pertanian Indonesia, menghadirkan solusi inovatif yang tidak hanya mengoptimalkan produktivitas, tetapi juga berpotensi membawa dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
Kepala Pusat Riset Telekomunikasi BRIN, Nasrullah Armi, menjelaskan bahwa melalui program bertajuk Rumah Program Hasil Riset dan Inovasi Sistem Telekomunikasi IoT untuk Tahun Anggaran 2025, BRIN membuka kesempatan bagi berbagai pihak, termasuk akademisi, industri, dan lembaga penelitian, untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi ini.
“Rumah Program ini menyediakan platform diskusi yang memungkinkan partisipan untuk merencanakan kegiatan riset dan mengeksplorasi potensi manfaat dari partisipasi mereka dalam program ini,” ujar Nasrullah saat berbicara dalam acara Sosialisasi Rumah Program Hasil Riset Inovasi Sistem Telekomunikasi IoT Tahun Anggaran 2025, pada Jumat (6/9).
Ruang Lingkup Riset Telekomunikasi IoT
Dalam presentasinya, Nasrullah menguraikan bahwa ruang lingkup riset yang akan dikembangkan sangat luas, mencakup berbagai aspek teknis dan aplikasi praktis. Beberapa di antaranya adalah desain antena, pengolahan sinyal (signal processing), radio frekuensi dan microwave, computer vision, artificial intelligence (AI) dan machine learning, serta teknologi GPS. Tidak hanya itu, riset juga akan mencakup sistem komunikasi, aktuator, manajemen, serta teknologi IoT untuk kebencanaan, pertanian atau peternakan, pemantauan lingkungan, dan kendaraan otonom.
“Selain itu, ada juga pengembangan advanced network protocol, energi, komunikasi nirkabel, dan sensor,” tambah Nasrullah.
Melalui kerangka riset ini, BRIN berupaya memperluas kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan teknologi IoT yang dirancang untuk mendukung dan mempercepat inovasi serta penerapan di sektor telekomunikasi.
Dukungan untuk Riset Mekatronika Cerdas
Kepala Pusat Riset Mekatronika Cerdas BRIN, Yanuadri Putrasari, dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa program ini juga mencakup berbagai riset di bidang mekatronika cerdas. Salah satu fokusnya adalah pengembangan kendaraan otonom dan sensor. Selain menghasilkan purwarupa teknologi, program ini juga menargetkan publikasi ilmiah sebagai salah satu keluaran utama.
“Kami menargetkan hasil riset yang tidak hanya berhenti pada pengembangan purwarupa, tetapi juga memiliki nilai akademis dan praktis yang tinggi melalui publikasi ilmiah,” tegas Yanuadri.
Proses Pengajuan Proposal dan Kriteria Seleksi
BRIN membuka kesempatan bagi para peneliti untuk mengajukan proposal penelitian mereka, namun terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi agar proposal tersebut dapat dipertimbangkan. Setelah proposal diajukan, akan ada proses tinjauan oleh tim peninjau untuk memastikan kualitas dan relevansi riset yang diusulkan dengan fokus utama program.
Menurut Nasrullah, pendanaan akan disediakan untuk proyek yang memenuhi syarat dan dinilai memiliki potensi dampak signifikan. Kriteria seleksi mencakup kebaruan dan kualitas proposal, sejauh mana inovasi tersebut dapat berkontribusi pada perkembangan teknologi dan dampak sosial-ekonomi yang dapat dihasilkan dari penelitian tersebut.
“Kami akan mempertimbangkan proposal berdasarkan kompetensi tim, pengalaman di bidang terkait, serta potensi dampak jangka panjang, baik dari sisi sosial maupun ekonomi,” tutup Nasrullah.
Langkah BRIN ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memanfaatkan teknologi canggih seperti IoT untuk mendukung sektor pertanian dan peternakan di Indonesia. Dengan adanya sinergi antara penelitian dan industri, diharapkan berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian saat ini dapat diatasi dengan solusi-solusi inovatif, sehingga mendukung peningkatan produktivitas dan keberlanjutan pertanian di masa depan.