Ini Manfaat Big Data Bagi Perusahaan


Big Data New

Big Data

Setiap detiknya, 1,7 megabyte data diproduksi untuk setiap orang di dunia. Data ini pun tidak hanya terdiri dari puluhan juta pesan atau surat elektronik yang dikirim setiap detik melalui aplikasi seperti WhatsApp, Facebook, dan Twitter.

Jumlah data yang besar tersebut juga termasuk satu triliun foto digital setiap tahunnya. Berdasarkan data Youtube pula, 300 jam video diunggah setiap menitnya dan sebanyak tiga miliar untuk Facebook. Lalu, terdapat pula data dari sensor pada perangkat pintar kita.

Sensor tersebut dapat memberitahu lokasi (GPS), akselerometer atau kecepatan bergerak, dan barometer atau kondisi cuaca. Kumpulan data tersebut sangat besar dan tidak akan mampu ditangani oleh manajemen data yang biasa.

Jumlah data besar ini kemudian disebut dengan big data, yang istiliahnya diperkenalkan oleh Doug Laney pada tahun 2000-an. Lalu dalam kurun waktu yang singkat, big data kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan besar, seperti Netflix, Apple, Microsoft, dan masih banyak lagi. Perusahaan di Indonesia sendiri yang mengadopsi big data, diantaranya adalah Telkomsel, Traveloka, hingga Gojek.

Banyak perusahaan yang memiliki minat tinggi untuk mengadopsi big data. Menurut Dosen Senior Sekolah Bisnis Massachusetts Institute of Technology (MIT), Miro Kazakoff, hal ini dikarenakan di dunia yang penuh data, perusahaan yang memiliki tim dengan tingkat literasi data yang tinggi akan memenangkan pasar.

Pengertian big data dapat dirangkum sebagai data dengan volume yang sangat besar sehingga harus menggunakan alat termutakhir dalam pengolahannya. Menurut seorang ahli manajemen sistem informasi, Gordon B. Darvis, data sendiri merupakan lambang-lambang atau logika yang harus ditata dan diatur supaya didapatkan hasil dari data tersebut.

Teknologi kemudian menawarkan kemudahan untuk menbuat usaha. Hal ini kemudian membuat berbagai perusahaan baru muncul sehingga mendorong persaingan yang semakin dinamis, karena perusahaan berusaha memenangkan hati pelanggan dan segmentasi pasar yang dahulu dapat digeneralisir, kini mulai ditinggalkan.

Big data dapat memberikan keunggukan bagi perusahaan dengan akses untuk memahami preferensi pelanggan secara personal, serta hal-hal apa saja yang bisa menyenangkan pelanggan. Big data memungkinkan hal ini dilakukan secara masif dan otomatis.

Data dapat membantu perusahaan untuk memahami lebih jauh mengenai pengguna, sehingga perusahaan besar seperti Netflix dan Spotify sangat serius dalam melakukan pengumpulan datanya. Setiap ketukan, klikan tetikus, hingga swipe up pada konten perusahaan bisa menjadi acuan keputusan bisnis.

Hasil akhir dari pengolahan big data sendiri adalah insight atau wawasan bagi perusahaan. Proses big data pun tidak hanya terdiri dari memperoleh, mengeksplor, memproses, hingga menganalisis data, melainkan harus berujung pada penemuan insight sebagai acuan dan saran untuk pengembangan bisnis perusahaan sebelum diwujudkan menjadi tindakan.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh seorang ahli ilmu pemasaran dan pengalaman pelanggan, Jay Baer yang mengatakan bahwa perusahaan dikelilingi oleh data, tetapi kekurangan insight. Ini menunjukkan bahwa meskipun keberadaan data tersebar luas, tetapi perusahaan belum tentu berhasil untuk mengambil manfaatnya.

Sementara menurut Ilmuwan Data & Pendiri Fast Forward Labs, Hilary Mason, kegunaan paling utama dari data adalah memberitahu kita tentang dunia yang tidak diketahui sebelumnya. Data kemudian dapat membantu perusahaan untuk menemukan pola, menyampaikan cerita, hingga memahami dunia di sekitarnya dengan lebih dalam.

Pengetahuan tersebut kemudian dapat memberikan perbedaan yang besar bagi perusahaan. Perbedaan ini tidak hanya dalam hal proses bisnis, melainkan juga bagi masyarakat luas.

Prashanth Southekal, seorang penulis analisis bisnis, profesor, dan rektor Institut Data untuk Perform Bisnis menuturkan bahwa kesuksesan dari sebuah bisnis tidak hanya diperoleh dari jumlah data yang dikumpulkan, namun dipengaruhi oleh manajemen data dan insightInsight sendiri dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu deskriptif, prediktif, dan preskriptif dengan karakteristik masing-masing.

Ketiga insight tersebut sangat penting untuk diterapkan oleh perusahaan ataupun organisasi. Perusahaan telah mengambil selangkah lebih maju dengan menerapkan tiga insight tersebut, dan dapat memperkirakan kemungkinan yang dapat terjadi dan menyiapkan perusahaan untuk menanganinya dengan sebaik mungkin.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait