Mulai Juli, YouTube Batasi Monetisasi untuk Video Full AI
- abdul haris ahada
- •
- 06 Agu 2025 13.09 WIB
Ilustrasi Youtube
Mulai 15 Juli 2025, YouTube resmi memperbarui kebijakan monetisasi yang menargetkan konten buatan kecerdasan buatan (AI) tanpa sentuhan manusia. Aturan baru ini langsung memicu perdebatan di kalangan kreator, terutama mereka yang selama ini mengandalkan teknologi AI sebagai motor utama dalam pembuatan video.
Perubahan kebijakan ini mengubah istilah “konten repetitif” menjadi “konten tidak autentik”, yang menurut YouTube bertujuan memperjelas fokus mereka terhadap nilai kreativitas manusia dalam setiap konten yang dapat dimonetisasi.
Apa Itu Konten Tidak Autentik Menurut YouTube?
Dalam pembaruan resminya, YouTube menjelaskan bahwa konten tidak autentik adalah video yang:
- Video yang dihasilkan sepenuhnya oleh AI tanpa intervensi manusia.
- Narasi atau sulih suara yang dibuat oleh AI tanpa opini atau interpretasi manusia.
- Kompilasi konten (seperti slide show atau listicle) yang tidak menyertakan analisis.
- Video dengan format dan pola berulang yang hampir identik.
- Konten hasil daur ulang dari sumber lain tanpa penambahan nilai baru.
Pihak YouTube menegaskan bahwa semua channel harus mematuhi kebijakan monetisasi dan kreator diwajibkan untuk mengungkapkan jika konten realistis mereka diubah atau disintesis. YouTube Head of Editorial & Creator Rene Ritchie memperjelas apa yang dimaksud perusahaan yakni, upaya untuk mengidentifikasi konten yang diproduksi massal dan berulang.
Kriteria Konten AI yang Tidak Akan Dibayar YouTube
Dalam laman dukungannya, YouTube menyatakan:
“Untuk melakukan monetisasi sebagai bagian dari Program Mitra YouTube, kami selalu mewajibkan kreator untuk mengunggah konten "asli" dan "autentik".”
Pihak YouTube juga menjelaskan bahwa dua pola utama yang kini diawasi lebih ketat adalah:
- Konten yang diproduksi secara massal menggunakan sistem otomatis atau AI.
- Konten yang berulang tanpa variasi kreatif atau perspektif baru.
Meski begitu, pernyataan Richie menunjukkan bahwa pembaruan tersebut tidak serta-merta melarang format populer seperti video reaksi atau komentar, selama tetap menyertakan masukan kreatif manusia.
Mengapa YouTube Mengambil Langkah Ini?
Langkah ini diambil bukan semata-mata untuk melarang teknologi AI, tetapi untuk menjaga kualitas ekosistem konten YouTube. Dalam beberapa bulan terakhir, lonjakan penggunaan AI telah menyebabkan banyak kreator membuat ribuan video dalam waktu singkat—sebagian besar dengan kualitas yang rendah, informasi dangkal, dan hampir tanpa kreativitas manusia.
Dampaknya :
- Penonton kecewa dengan konten generik yang tidak bermakna.
- Pengiklan ragu untuk menempatkan iklan di video semacam ini.
- Kreator manusia merasa tersaingi secara tidak adil oleh "pabrik konten" berbasis AI.
Dengan memperketat aturan, YouTube ingin memastikan bahwa yang mendapatkan bayaran dari iklan adalah mereka yang benar-benar menciptakan konten bernilai dan otentik.
Seperti yang diketahui dengan kemudahan akses AI saat ini, cukup banyak ditemukan video di platform media sosial seperti YouTube yang menggabungkan klip video curian dari kreator orisinal dan ditimpa dengan sulih suara buatan AI.
Apa yang Harus Dilakukan oleh Kreator?
Bagi kreator yang ingin tetap menghasilkan uang dari YouTube, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Pastikan kontenmu orisinal atau transformasional
Jangan hanya mengandalkan output mentah dari AI. Tambahkan analisis, reaksi, opini, atau editing yang signifikan. - Gunakan narasi manusia atau sentuhan personal
Jika kamu menggunakan teks AI, bacalah sendiri, modifikasi bahasanya, dan tambahkan ekspresi unik. - Hindari produksi massal tanpa kualitas
Jangan upload ratusan video otomatis yang nyaris sama, meskipun kamu bisa. Fokuslah pada kualitas. - Perhatikan feedback dari penonton dan YouTube Studio
YouTube akan memberikan notifikasi jika video kamu termasuk konten yang melanggar kebijakan baru. - Gunakan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai kreator utama
AI bisa membantu riset, penulisan draft, editing otomatis, bahkan transisi video. Tapi ujungnya, nilai kreatif tetap harus datang dari kamu.
Kebijakan ini menimbulkan reaksi beragam dari komunitas kreator YouTube. Beberapa menyambut baik langkah ini sebagai upaya menjaga integritas platform, sementara yang lain terutama pengguna AI menganggap kebijakan ini membatasi kebebasan kreatif dan mengecilkan peran teknologi.
Namun, juru bicara YouTube menyatakan bahwa kebijakan ini bukan larangan mutlak terhadap AI, melainkan penegasan terhadap standar kualitas dalam program monetisasi. Kreator yang tetap mengutamakan kualitas tidak perlu khawatir.
