Widya Robotics Gunakan AI, Permudah Kinerja di Bidang Manufaktur
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 04 Apr 2023 11.20 WIB
Teknologi kecerdasan buatan atau Aritificial Intelligence (AI) akan mempermudah pekerjaan manusia khususnya di bidang manufaktur.
Hal ini disampaikan oleh Alwy Herfian Satriatama, CEO Widya Robotics, perusahaan teknologi yang bergerak di bidang Artificial Intelligence, Robotics, dan Automation asal Indonesia.
Menurut Alwy manfaat implementasi AI di bidang manufaktur akan sangat terasa di peran manajemen quality control.
"Mengacu pada prinsip yang berlaku umum, biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5 persen. Hal tersebut berlaku untuk sektor manufaktur, otomotif, kosmetik, elektronik," ujar Alwy dikutip dari Medcom.id, Selasa.
"Apabila terjadi kesalahan atau ketidaktelitian dalam quality control, perusahaan tidak hanya akan mengalami kerugian material, akan tetapi juga kehilangan kepercayaan pelanggan," jelasnya.
Belajar dari kasus manufaktur otomotif ternama Ford di tahun 2020. Perusahaan ini mengalami masalah dengan beberapa unit dari mobil listrik Mustang Mach-E yang terdeteksi memiliki cacat pada baut suspensi depan.
Ford harus menarik sekitar 4.500 unit mobil tersebut dari pasar dan melakukan perbaikan. Di Indonesia sendiri saat ini proses quality control sendiri masih sering dilakukan secara manual dengan mata.
Padahal penglihatan manusia sendiri memiliki batasan, terkadang bisa kelelahan bahkan inkonsistensi.
Widya Robotics menurut Alwy tengah mengembangkan teknologi AI dalam menganalisa data visual sebagai solusi quality control industri yang disebut sebagai Vision Intelligence.
"Vision Intelligence atau VI merupakan teknologi AI Engine yang dapat mengenali dan mengidentifikasi berbagai macam objek secara visual melalui kamera baik kamera CCTV, smartphone, dan berbagai jenis kamera lainnya," jelasnya.
"Objek yang dapat dideteksi sendiri sangat beragam meliputi objek manusia, tumbuhan, mobil, motor, dan masih banyak lagi," tambah Alwy.
Vision Intelligence dapat digunakan sebagai solusi pengecekkan cacat pada barang produksi sebelum nantinya dipasarkan. Teknologi AI ini dapat digunakan untuk memantau dan menganalisis kualitas produk secara otomatis hanya dengan melalui data gambar.
AI digunakan untuk memproses data dari pengawasan kualitas hingga penyediaan reporting dashboard yang dapat mempermudah pemilik usaha untuk mengolah data yang ada.
Konsep dasar dari adanya AI dengan kamera ini adalah AI dapat “melihat” defect atau cacat pada barang produksi. Didukung dengan data visual, solusi ini dapat bekerja layaknya tenaga ahli quality control, sehingga dapat memutuskan apakah produk tersebut memenuhi syarat atau tidak.
Tersedia sejumlah parameter khusus yang bisa dideteksi secara visual, contohnya pengecekan barang defect dan crack detection pada produksi barang tertentu.
Alwy menambahkan bahwa kini AI milik Widya Robotics ini sudah dapat mendeteksi minor crack halus pada suku cadang kendaraan.
Sektor usaha yang dapat menggunakan layanan produk AI sebagai solusi quality control ini sangat beragam, seperti sektor otomotif, manufaktur, dan perkebunan.
"Masih banyak yang bisa dilakukan oleh teknologi kecerdasan ini untuk mendeteksi hal yang belum pernah di training oleh AI sebelumnya," katanya.
"Karena sifat Vision Intelligence ini sangat fleksibel dan customizable, maka Widya Robotics juga menyediakan layanan kustomisasi kecerdasan buatan sesuai kebutuhan industri client-nya," tandas Alwy.