StormWall Bersama IDCloudHost Hadirkan Sistem Keamanan Siber
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 05 Des 2022 10.32 WIB
StormWall bersama IDCloudHost menghadirkan layanan sistem keamanan Siber, Anti DDOS StormWall dengan cakupan layanan bagi pelanggan di kawasan Asia Pacifi (APAC), dengan membuka POP (Point of Presence) baru yang berlokasi di Singapura. POP di Singapura ini merupakan POP ke-6 yang dibangun StormWall. Lokasi baru ini dioperasikan di data center Equinix SG3.
CEO IDCloudHost Alfian Pamungkas Sakawiguna mengatakan layanan proteksi keamanan Siber, Anti DDOS StormWall akan memberikan perlindungan yang tangguh bagi pengguna di kawasan Asia Pasifik (APAC).
“Kerja sama ini memberikan layanan proteksi keamanan siber di wilayah Asia Pasifik. Anti DDoS StormWall adalah salah satu yang paling modern dan tangguh. Kami yakin kemitraan kami akan sangat membantu dalam mengurangi ancaman serangan DDoS di Asia Pasifik. Ini adalah awal dari kolaborasi yang panjang dan bermanfaat,” ujarnya dalam keterangan tulis yang dikutip Republika, Sabtu (3/12/2022).
Peluncuran layanan Anti DDOS dengan StormWall merupakan salah satu komitmen IDCloudHost untuk menurunkan resiko keamanan siber pengoperasian cloud di Asia Pasifik.
POP baru ini akan memungkinkan StormWall untuk menawarkan perlindungan DDoS website yang kuat dan handal bagi perusahaan di kawasan APAC, serta perlindungan aplikasi TCP / UDP, perlindungan jaringan, dan web application firewall (WAF).
Adapun sistem StormWall Triple Filter yang dimiliki StormWall secara efektif mendeteksi trafik yang merupakan spam dan memblokirnya agar tidak mencapai server tanpa kehilangan packet yang sah/sebenarnya. Bandwidth jaringan 2500 Gbit/s tentunya cukup memberikan perlindungan bahkan terhadap botnet yang kuat.
Sementara itu CEO & Founder StormWall Ramil Khantimirov menambahkan pihaknya berupaya meningkatkan teknologi penyaringan trafik berbasis AI (Artificial Intelligence) dan memperluas jejak geografis. Hal ini karena kedekatan fisik dengan server sangat penting untuk meminimalkan latency.
“Tentu saja, titik kehadiran kami di Singapura - yang terwujud berkat kemitraan kami dengan IDCloudHost - akan membantu menyediakan perlindungan DDoS yang dapat diandalkan bagi pelanggan dari wilayah tersebut, meningkatkan ketahanan seluruh jaringan, dan bagi banyak pengguna, situs yang terhubung ke perlindungan StormWall akan mampu dimuat lebih cepat dari sebelumnya,” jelasnya.
StormWall memiliki spesialisasi dalam penyediaan DDoS Protection khusus infrastruktur IT dengan berbagai ukuran dan kompleksitas, termasuk website, jaringan, dan layanan-layanan online. Server StormWall di Asia Pasifik dihosting oleh data center Equinix SG3. Equinix adalah penyedia data center yang terpercaya dan terkemuka di Asia.
Equinix telah membantu interkoneksi organisasi-organisasi terkemuka industri ini sejak 1998. Fasilitas Equinix di Singapura merupakan salah satu yang paling modern di kawasannya.
Fasilitas ini memiliki internet exchange point dengan akses ke Singapura yang merupakan salah satu pusat internet (internet hubs) terbesar di Asia Tenggara, sehingga dapat menyediakan koneksi latensi sangat rendah. Server terletak di ruangan dengan suhu yang dikontrol dengan cermat, sehingga menjamin kinerja optimal setiap saat.
Secara historis, Asia Pasifik telah menjadi salah satu kawasan yang paling terpengaruh oleh serangan DDoS. Pada kuartal ketiga tahun 2022, Singapura mengalami lebih banyak serangan DDoS L3/4 daripada wilayah lain di dunia. China adalah negara ketiga yang paling banyak diserang, dan Taiwan juga mengalami aktivitas serangan DDoS yang berat.
Serangan DDoS adalah ancaman yang terus-menerus membayangi bisnis online apa pun. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar 70 persen organisasi telah menjadi sasaran serangan ini dalam 12 bulan terakhir.
Serangan yang berhasil dapat melumpuhkan seluruh infrastruktur internet. Pelaku serangan DDoS menggunakan kesempatan ini untuk meminta tebusan karena downtime membuat perusahaan kehilangan uang dan, tentu saja, merupakan pukulan berat bagi reputasi bisnis yang menjadi korban. Kemudian tak jarang bisnis tersebut harus menghadapi proses pemulihan (recovery) yang mahal. Ini bisa menjadi mimpi terburuk bagi sebuah perusahaan.