Microsoft Luncurkan "Phi-3" Model AI Terkecil yang Hemat Biaya


Microsoft

Logo Microsoft

Microsoft, raksasa teknologi global, baru-baru ini mengumumkan kehadiran model AI terkecilnya yang diberi nama Phi-3-mini. Pencapaian ini diumumkan dengan klaim bahwa model AI ini dapat memberikan solusi hemat biaya bagi pengguna dalam berbagai sektor.

Phi-3-mini menjadi sorotan utama dalam industri teknologi karena kemampuannya untuk menjalankan tugas-tugas seperti pembuatan konten dan postingan media sosial dengan menggunakan data yang lebih kecil. Dalam pengujian yang dilakukan oleh Microsoft, model ini mampu mengungguli model AI dengan ukuran dua kali lipatnya dalam tolok ukur yang mengevaluasi kemampuan bahasa, pengkodean, dan matematika.

Sebagaimana dikutip dari laporan Reuters, Microsoft menyatakan bahwa Phi-3-mini dirancang khusus untuk melaksanakan tugas-tugas yang lebih sederhana. Hal ini membuatnya lebih mudah diadopsi oleh perusahaan-perusahaan dengan sumber daya terbatas. Misalnya, sebuah bisnis dapat menggunakan Phi-3-mini untuk merangkum poin-poin utama dari dokumen yang panjang, mengekstrak wawasan yang relevan, serta melacak tren industri dari laporan riset pasar.

Satu lagi keunggulan dari Phi-3-mini adalah ketersediaannya di berbagai platform layanan cloud Microsoft seperti Azure, katalog model AI Azure, platform model pembelajaran mesin Hugging Face, dan Ollama, sebuah kerangka kerja untuk menjalankan model AI di mesin lokal. Langkah ini memperluas jangkauan model AI ini, sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan oleh lebih banyak pihak.

Investasi Microsoft di bidang AI juga menjadi sorotan, dengan perusahaan mengalokasikan dana sebesar $1,5 miliar untuk mendukung perusahaan AI yang berbasis di UEA, G42. Selain itu, Microsoft juga menjalin kemitraan dengan startup AI asal Perancis, Mistral AI, guna menyediakan model-model AI mereka melalui platform komputasi awan Microsoft Azure.

Sebelumnya, Microsoft telah menghadirkan Phi-2, sebuah Small Language Model AI yang mencatat performa mengesankan meskipun memiliki ukuran yang relatif kecil dengan hanya 2,7 miliar parameter. Ini menunjukkan bahwa ukuran bukanlah satu-satunya penentu kemampuan sebuah model AI. Microsoft menekankan bahwa keberhasilan Phi-2 didukung oleh data pelatihan berkualitas tinggi dan teknik skalabilitas canggih.

Keberhasilan Phi-2 dalam berbagai benchmark membuktikan kemampuannya dalam pemahaman bahasa dan penalaran. Bahkan, meskipun memiliki jumlah parameter yang lebih sedikit, Phi-2 mampu bersaing dengan Large Language Models seperti Google Gemini Nano 2, membuka peluang baru dalam penerapan AI pada perangkat mobile dan berbagai aplikasi lainnya.

Microsoft tidak hanya fokus pada pengembangan model AI, tetapi juga pada integrasi dengan cloud computing dan pengembangan chip khusus seperti Maia dan Cobalt, yang dioptimalkan untuk tugas-tugas AI. Langkah ini menjadikan Microsoft pesaing serius bagi perusahaan-perusahaan teknologi lainnya seperti Google dan Apple.

Dengan kehadiran Phi-3-mini dan Phi-2, Microsoft membuka mata dunia terhadap potensi model AI yang lebih kecil, efisien, dan hemat biaya. Ini juga menjadi langkah maju dalam demokratisasi penelitian AI dengan ketersediaan model-model AI ini di katalog model Azure AI Studio, memungkinkan lebih banyak peneliti untuk mengaksesnya dan mendorong inovasi di berbagai industri.

Meskipun saat ini Phi-2 hanya tersedia untuk tujuan penelitian non-komersial, hal ini tidak mengurangi potensinya sebagai alat penelitian yang efisien dan etis. Microsoft menetapkan lisensi khusus untuk memastikan penggunaan yang etis dan efisien, menandai langkah maju dalam pengembangan AI yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Dengan demikian, hadirnya Phi-3-mini dan kemajuan dalam pengembangan model AI oleh Microsoft menjanjikan masa depan yang menarik bagi perkembangan teknologi kecerdasan buatan, di mana AI dapat diakses oleh lebih banyak orang dan digunakan dalam berbagai skenario dengan efisiensi dan efektivitas yang tinggi.


Bagikan artikel ini

Video Terkait