Aisogu, Alat Sortir Jambu Biji Berbasis AI Karya Mahasiswa UNY
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 31 Mar 2021 12.20 WIB
Indonesia merupakan negara yang termasuk dalam 20 besar penghasil buah terbesar di dunia, namun meskipun demikian tetap menghadapi kesulitan untuk melakukan penyortiran jambu biji berkualitas.
Maka menjawab permasalahan ini, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang mampu melakukan sortir terhadap jambu biji. Alat pintar ini bernama Aisogu yang dikembangkan dengan sensor TCS3200.
Alat sortir berbasis AI ini diciptakan oleh tiga mahasiswa UNY, yaitu Fardiansyah Nur Aziz dan Utami Melyasari dari program studi Pendidikan Teknik Elektronika serta Puput Witadiana dari program studi Pendidikan Kimia.
Pada Aisogu, digunakan kombinasi antara teknologi sensor TCS3200 untuk dapat mengenali warna pada masing-masing buah jambu dan dikontrol dengan Arduino Uno. Arduino Uno sendiri akan membaca warna pada kulit buah jambu dengan Fuzzy Logic Controller yang berbasis AI.
“Lalu, mesin dapat membuat keputusan sendiri berdasarkan nilai input yang telah didapat dari sensor,” kata Fardiansyah melalui siaran pers, Selasa (30/3/2021).
Aisogu kemudian dapat membuat kategori kualitas jambu biji, mulai dari mengkal, matang, hingga terlalu matang. Keunggulan lain yang diberikan alat ini meliputi persepsi kematangan yang terstandarisasi sampai kesamaan tingkat kematangan, agar menjaga mutu ketika dilakukan distribusi kepada konsumen dengan higienis serta bisa diprediksi usia layak konsumsinya.
Utami menyebutkan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat Aisogu antara lain adalah sensor TCS3200, motor servo, DC motor conveyor, driver motor MOSFET, tombol, Arduino Uno, Sensor IR Obstacle, dan LCD Display 16x2.
Secara teknis, proses penggunaan Aiusogu untuk menyortir jambu biji dimulai dengan memasukkan jambu biji ke dalam wadah penampungan unutk melewati sensor TCS3200 serta sensor IR untuk controller.
Jika jambu dinilai matang, maka servo satu akan mengarahkan jambu ke wadah 1, jika terlalu matang servo 2 akan mengarahkan jambu ke wadah 2. Namun jika jambu biji dinilai mengkal, kedua servo akan diam dan jambu akan diarahkan ke wadah 3.
Utami menuturkan, desain rancangan produk ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk bisa diproduksi secara massal. Selain itu, harapannya alat ini bisa diterapkan di daerah yang menghasilkan jambu biji secara masif untuk membantu petani jambu biji dalam menyortir buah yang akan didistribusikan.